Sudah pernah mendengar mengenai imunisasi rotavirus? Jika masih terdengar asing di telinga, hal tersebut wajar saja karena imunisasi yang satu ini termasuk dalam jenis imunisasi tambahan yang baru muncul sekitar tahun 2009. Lalu, apa sih sebenarnya imunisasi rotavirus ini?

 

Seperti namanya, imunisasi rotavirus merupakan jenis imunisasi yang diberikan pada anak untuk mencegah anak terjangkit penyakit akibat rotavirus. Rotavirus sendiri merupakan penyebab diare terbesar pada anak. Di Indonesia, diare merupakan salah satu penyakit utama pada anak-anak, yang tidak jarang menyebabkan kematian. Dan sekitar 36%-61% diare pada anak tersebut disebabkan oleh rotavirus.

 

Untuk mencegah terjadinya hal ini, maka penting bagi orang tua untuk membekali anak dengan pemberian imunisasi rotavirus. Di Indonesia, ada 2 jenis imunisasi rotavirus, yaitu imunisasi rotavirus pentavalen dan rotavirus monovalen.Kedua jenis imunisasi rotavirus ini diberikan pada anak dengan cara per oral atau diteteskan langsung pada mulut.

 

Berdasarkan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), imunisasi rotavirus dapat diberikan pada anak secara berangkai dengan jangka waktu tertentu. Untuk imunisasi rotavirus pentavalen, imunisasi dapat diberikan pada anak sebanyak 3 kali. Dosis pertama saat anak berusia 6-14 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval antara 4-10 minggu. Semua dosis harus diberikan pada anak sebelum usia 32 minggu.

 

Sedangkan untuk vaksin rotavirus monavalen, dapat diberikan pada anak sebanyak 2 kali. Dosis pertama diberikan saat anak berusia 6-14 minggu. Kemudian, dosis kedua diberikan diberikan dengan interval minimal 4 minggu dan harus selesai sebelum anak berusia 24 minggu.

 

Hampir sama seperti beberapa jenis imunisasi lain, imunisasi rotavirus juga kerap menimbulkan efek samping pada anak. Beberapa efek samping yang ditimbulkan dari imunisasi ini antara lain seperti anak menjadi lebih rewel dan sering menangis, demam, kehilangan nafsu makan, muntah, serta diare.

 

Imunisasi rotavirus juga sebaiknya tidak boleh diberikan ketika anak sedang mengalami diare dan memiliki riwayat alergi terhadap vaksin. Anak yang mengalami kondisi intussusepsi (kondisi sebagian usus terlipat sehingga masuk ke lubang usus dan menyebabkan sumbatan pada usus), serta anak yang menderita penyakit imunodefisiensi atau dalam kondisi respons imun (menderita kanker, HIV, minum obat imunosupresan) juga tidak diperbolehkan untuk menerima imunisasi rotavirus.