Rhinitis merupakan salah satu penyakit yang cukup umum. Jadi, Geng Sehat harus tahu pengertian rhinitis. Sebelum memahami pengertian rhinitis, Geng Sehat harus tahu bahwa rhinitis terbagi menjadi dua jenis, yaitu rhinitis alergi dan rhinitis non alergik.

 

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang rhinitis pada umumnya, atau rhinitis non alergik. Pengertian rhinitis atau rhinitis non alergik adalah penyakit yang gejalanya menyerupai alergi hidung atau alergi rhinitis, namun penyebabnya tidak diketahui.

 

Baca juga: Alergi Bisa Hilangkan Keceriaan Anak

 

Gejala Rhinitis Non-alergik

Pengertian rhinitis non-alergik adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, tepatnya hidung. Penyakit ini menyerupai alergi hidung atau alergi rhinitis. Meskipun serupa, namun rhinitis non-alergik berbeda dengan rhinitis alergi.

 

Setelah mengetahui tentang pengertian rhinitis, Kamu perlu tahu tentang gejalanya. Gejala rhinitis non-alegik meliputi:

  • Flu
  • Bersin-bersin
  • Hidung mampet

 

Gejala rhinitis memang cukup umum. Oleh sebabnya, agak sulit membedakan penyakit ini dengan flu biasa. Biasanya, rhinitis menyerang pada usia dewasa. Tidak seperti alergi rhinitis, rhinitis non alergik tidak berhubungan dengan sistem imun. Karena keduanya mirip, untuk bisa membedakannya, diperlukan tes alergi dan tes darah.

 

Penyebab Rhinitis Non-Alergik

Setelah memahami pengertian rhinitis, Kamu perlu tahu tentang penyebab dan diagnosis rhinitis. Pada umumnya, penyebab rhinitis non-alergik tidak diketahui. Selain itu, kondisinya juga seringkali baru terdiagnosis ketika dokter sudah yakin bahwa gejalanya bukan disebabkan oleh alergi rhinitis atau infeksi.

 

Rhinitis non alergik biasanya dipicu oleh zat-zat di lingkungan yang menyebabkan iritasi. Zat-zat ini bisa ditemukan di rumah ataupun di tempat kerja. Contoh hal-hal yang bisa memicu gejala rhinitis adalah:

  • Knalpot kendaraan
  • Klorin
  • Asap rokok
  • Cairan pembersih
  • Lem
  • Semprot rambut
  • Lateks
  • Deterjen pembersih pakaian
  • Garam logam
  • Parfum
  • Kabut
  • Debu 

 

Selain itu, beberapa obat juga memicu gejala rhinitis non alergik. Beberapa obat yang dimaksud adalah:

  • NSAID - obat non-steroid anti inflamasi seperti aspirin dan ibuprofen
  • Kontrasepsi oral
  • Obat tekanan darah seperti ACE inhibitor dan beta blocker
  • Antidepresan
  • Obat penenang
  • Obat yang digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi

 

Selain obat, makanan dan minuman juga terkadang bisa memicu rhinitis. Makanan dan minuman yang dimaksud:

  • Makanan panas, seperti sup yang baru dimasak
  • Makanan pedas
  • Minuman beralkohol, khususnya bir dan wine

 

Ada banyak hal lain selain makanan dan minuman serta obat yang bisa menyebabkan gejala rhinitis non-alergik. Namun, diantara banyak hal, berikut hal lain yang cukup umum bisa menyebabkan gejalan rhinitis non-alergik.:

  • Perubahan cuaca: perubahan cuaca atau suhu secara tiba-tiba bisa memicu rhinitis non-alergik.
  • Perubahan hormon: rhinitis non-alergik seringkali menyerang saat tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon. Perubahan hormon bisa terjadi saat masa pubertas, menstruasi, atau kehamilan. Gangguan hormon seperti hipotiroid juga bisa memicu gejala rhinitis.

 

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Jika Si Kecil Memasukkan Benda ke Hidung

 

Diagnosis Rhinitis Non-alergik

Diagnosis rhinitis non-alergik berdasarkan gejala yang dialami pasien. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan beberapa pertanyaan tentang gejalanya pada pasien.

 

Tidak ada tes spesifik yang digunakan untuk diagnosis rhinitis non-alergik. Dokter kemungkinan besar akan menyimpulkan bahwa gejala yang Kamu alami disebabkan oleh rhinitis non-alergik jika Kamu mengalami hidung mampet, flu atau keluarnya lendir dari hidung, dan lainnya.

 

Diagnosis rhinitis non-alergik akan semakin meyakinkan jika tes lain tidak mendeteksi adanya penyebab lain yang memungkinkan, misalnya seperti alergi atau sinus. Untuk melakukan diagnosis rhinitis non-alergik, dokter harus memastikan penyebabnya bukan alergi.

 

Jadi, kemungkinan besar dalam melakukan diagnosis rhinitis non-alergik, dokter akan melakukan tes alergi, seperti tes kulit dan tes darah. Untuk melakukan diagnosis rhinitis non-alergik, dokter juga perlu memastikan penyebabnya bukan sinusitis. 

 

Pengobatan Rhinitis Non-alergik

Rhinitis non-alergik tidak bisa disembuhkan. Namun, penyakit ini bisa dikontrol, yaitu dengan cara:

  • Menghindari hal-hal yang memicu gejala rhinitis
  • Melakukan tindakan irigasi nasal atau cuci hidung.

 

Suntik alergi dan imunoterapi tidak digunakan untuk mengobati rhinitis non-alergik. Kalau Kamu memiliki rhinitis non-alergik, sebaiknya jangan merokok dan menjauh dari orang yang merokok.

 

Cara lain untuk mencegah gejala rhinitis termasuk:

  • Menghindari ruangan berasap.
  • Menghindari produk-produk yang mengandung pengharum, termasuk cairan pembersih dan parfum.
  • Hindari zat kimia atau material lain yang cenderung membuat Kamu bersin.

 

Konsultasikan dengan dokter tentang pengobatan yang bisa Kamu gunakan untuk mengontrol rhinitis. Kalau rhinitis non-alergik yang Kamu alami dipicu oleh obat, mintalah alternatif  obat  lainnya.

 

Banyak penderita rhinitis non-alergik yang merasakan manfaat dari irigasi nasal. Irigasi nasal atau cuci hidung adalah aktivitas mencuci hidung menggunakan campuran air garam. Menurut CDC, ketika melakukan irigasi nasal, gunakan air steril atau yang sudah direbus. Jangan lupa membersihkan alat irigasinya setiap kali sehabis menggunakannya.

 

Sementara itu, untuk pengobatan rhinitis non-alergik diantaranya:

Nasal antihistamin: obat nasal antihistamin bisa meredakan gejala rhinitis, seperti bersin dan hidung mampet. Obat ini paling efektif jika digunakan secara rutin.

Nasal glukokortikoid: penggunaan harian obat ini bisa meredakan gejala rhinitis. Obat ini juga tersedia dalam bentuk obat semprot. Biasanya dibutuhkan waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu untuk merasakan efek dari obat ini.

Nasal ipratropium: obat ini disebut-sebut merupakan yang paling baik untuk mengatasi lendir di hidung yang mencair, khususnya setelah mengonsumsi makanan dan minuman tertentu.

Dekongestan: dekongestan oral juga bisa meredakan hidung mampet yang merupakan salah satu gejala rhinitis. Namun, obat ini biasanya tidak direkomendasikan secara umum, kecuali jika nasal antihistamin dan nasal glukokortikoid tidak mempan meredakan gejala rhinitis. 

Pada beberapa kasus, operasi pengangkatan polip hidung bisa menjadi salah satu pengobatan rhinitis non-alergik. Namun, operasi baru direkomendasikan jika pengobatan lain tidak mempan.

 

Artikel di atas menjelaskan tentang gejala, diagnosis, dan pengertian rhinitis non-alergik. Meskipun penyakit ini cukup umum, namun gejalanya cukup mengganggu. Oleh sebabnya, kalau Geng Sehat memiliki gejala rhinitis non-alergik, sebaiknya periksakan ke dokter. Untuk penjelasan lebih jauh, konsultasikan dengan dokter. (UH)

 

Baca juga: Pemanasan Global Tingkatkan Risiko Alergi Serbuk Sari

 

Sumber:

WebMD. Nonallergic Rhinitis. Juni 2018.

American College of Allergy, Asthma & Immunology. Allergic Rhinitis. Juni 2018.

Mayo Clinic. Nonallergic rhinitis.

Parasites – Naegleria fowleri – Primary amebic meningoencephalitis Centers for Disease Control and Prevention. (PAM) – Amebic encephalitis: Sinus rinsing for health or religious practice. 2018.

American Family Physician. Chronic nonallergic rhinitis. Agustus 2018.

Immunology and Allergy Clinics of North America. Nonallergic rhinitis: Treatment.

UpToDate. Patient information: Allergic rhinitis (seasonal allergies) (Beyond the Basics). September 2019.

Cleveland Clinic Journal of Medicine. Nonallergic rhinitis: Common problem, chronic symptoms. April 2012.