Memiliki anak dengan kondisi fisik dan psikis yang sehat tentu menjadi impian setiap orang tua. Namun selama tumbuh-kembang anak, biasanya muncul berbagai tantangan bagi kesehatan, seperti alergi. 

 

Alergi pada anak bukanlah masalah yang dapat disepelekan. Sebuah studi menunjukkan bahwa prevalensi alergi protein susu sapi pada anak-anak di tahun pertama kehidupan mencapai sekitar 2%-7,5%. Prevalensi tersebut sudah mencakup beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia.

 

Alergi pada anak menjadi hal yang harus diperhatikan karena nyatanya hingga saat ini pengetahuan para orang tua mengenai masalah alergi masih terbilang kurang.

 

“Dari survei yang diadakan oleh Sari Husada, dengan menanyakan para ibu mengenai alergi pada anak, yang mereka ketahui hanya sebatas bentol-bentol merah saja. Padahal gejala alergi pada anak itu kan ada banyak mulai dari bentol pada kulit, masalah di sistem pernapasan, hingga pada sistem pencernaannya,” ungkap dr. Maria Melissa, Head of Tailored Nutrition Sari Husada pada acara peluncuran kampanye "Bunda Tanggap Alergi dengan 3K (Kenali, Konsultasikan, Kendalikan)" di The Hook Resto & Bar Senopati, Rabu, 5 April 2017 lalu.

 

Selain pengetahuan mengenai gejala alergi pada anak yang terbilang masih kurang, pemahaman orang tua mengenai faktor penyebab alergi juga masih perlu ditingkatkan. Hal ini diungkapkan oleh Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes.

 

“Faktor penyebab anak memiliki alergi sebenarnya ada 2, yaitu riwayat alergi dari orang tua dan saudara kandung, kemudian faktor lingkungan, seperti asap rokok dan polusi,” jelas Prof. Budi Setiabudiawan. Lebih lanjut, Prof. Budi Setiabudiawan juga menambahkan bahwa proses kelahiran caesar juga dapat semakin meningkatkan risiko anak menderita alergi, salah satunya alergi protein susu sapi, telur, dan kacang-kacangan.

 

Dalam permasalahan ini, ternyata alergi tidak hanya berdampak bagi kesehatan fisik si Kecil, namun juga berdampak pada psikologis anak bahkan orang tua. Menurut Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si., Psi, ketika anak memiliki alergi protein susu sapi, ia akan lebih rentan merasa cemas, stres, bahkan depresi. Tidak jarang, anak juga merasa terasing dari pergaulannya, karena dianggap dan merasa berbeda dengan teman-temannya. Hal inilah yang membuat anak menjadi tidak ceria lagi di masa kecilnya. Selain itu, Psikolog Anna Surti Ariani juga menjelaskan bahwa masalah alergi ini juga akan berdampak pada psikis orang tua. 

 

“Orang tua yang memiliki anak dengan alergi, apalagi protein susu sapi yang lebih sulit dihindari, akan mengalami masalah parenting yang kompleks. Orang tua bisa mengalami stres, cemas berlebih, hingga merasa telah gagal menjalankan peran,” jelasnya. Alergi bisa dicegah agar tidak kambuh. Karenanya, penting untuk orang tua mengenali jenis alergi yang dialami anak lewat deteksi dini. 

 

Baca Juga:

Apakah Anak Anda Alergi Susu Sapi?