Salah satu faktor penyebab tingginya angka penyandang diabetes di Indonesia adalah masih kurangnya edukasi mengenai penyakit ini. Hal ini terlihat dari banyaknya pasien yang terlambat terlambat didiagnosa diabetes.

 

Penderita diabetes yang terlambat ditangani umumnya tidak mengetahui gejala dan bagaimana mengelola diabetes. Bahkan 52% pasien diabetes sudah mengalami komplikasi saat pertama terdiagnosa.

 

Komplikasi diabetes menyebabkan berbagai kerusakan organ tubuh, di antaranya adalah diabetes retinopati yang merupakan penyebab utama kebutaan pada orang dewasa, diabetes nefropati yang merupakan penyebab utama penyakit ginjal tahap akhir, serta peningkatan antara 2 hingga 4 kali lipat mortalitas akibat penyakit kardiovaskular dan stroke.

 

Biasanya untuk mengendalikan gula darah, dibutuhkan insulin atau obat oral diabetes. Obat anti diabetes harus diminum seumur hidup. Namun tidak selamanya penderita diabetes minum obat lho Diabestfriend! Simak kisah penderita diabetes berikut ini yang bisa mengendalikan gula darahnya meskipun tidak harus minum obat anti diabetes.

 

Baca juga: Begini Cara Cepat Menurunkan Gula Darah

 

Awalnya Stres dan Tidak Tahu Diabetes 

Ir. Koentjoro, MPd (72 tahun) adalah seorang penyandang diabetes tipe 2 selama 24 tahun. Ketika terkena diabetes tahun 1995, pensiunan Departemen Kehutanan ini sama sekali belum tahu apa itu penyakit diabetes.

 

Karena tidak tahu, ia menjadi stres. "Tak hanya berobat ke dokter, saya juga sempat ke pengobatan alternatif, akhirnya malah membuat fluktuasi gula darah naik turun terus," jelasnya.

 

Tahun 2005-2006 ia mulai berobat di Klinik Diabetes Terpadu di Bogor. Barulah pengetahuannya tentang diabetes terbuka lebar. "saya mendapatkan edukasi mengenai apa itu diabetes dan bagaimana mengelola penyakit ini. Jadi, dibutuhkan waktu sampai 10 tahun dari saya terdiagnosis sampai mendapatkan edukasi yang benar tentang diabetes,” ujarnya.


Di Klinik Diabetes Terpadu inilah Bapak Koentjoro mendapatkan informasi mengenai penyakit diabetes, termasuk mengenai pentingnya mengatur pola makan, berolah raga, serta melakukan tes HbA1c secara berkala untuk mengontrol gula darah.

 

Ayah 2 anak dan 6 cucu ini cukup beruntung mendapatkan edukasi dan kemudian menjalani dengan patuh bagaimana mengelola diabetes dengan benar. "Dengan pola diet sehat dan rutin olahraga, gula darah saya terkendali dan jarang minum obat diabetes. Saya rutin cek HbA1c setiap 6 bulan sekali dan pemeriksaan terakhir nilainya 6,2. hampir sama dengan orang tanpa diabetes," ujar pria yang dipercaya menjadi ketua Persadia cabang Bogor.

 

Baca juga: Penderita Hipertensi dan Diabetes, Jangan Tidur Kurang dari 6 Jam!

 

Lima Cara Mengendalikan Diabetes 

Koentjoro membagikan tips bagaimana ia bisa tetap sehat bahkan jarang minum obat diabetes namun gula darahnya tetap terkendali. Ada lima cara mengendalikan diabetes yang ia lakukan secara konsisten, yaitu:

 

1. Mengatur pola makan

Harus diakui bahwa ini adalahupaya yang sulit dilaksanakan. "Tetapi kalau kita disiplin bisa dilakukan," ungkap Koentjoro Pengaturan makan yang dimaksud adalah menerapkan pola rendah kalori dan kaya serat. Untuk karbohidrat harus dikurangi (nasi), serta sayuran dan buah-buahan diperbanyak. Tetapi buah harus diwaspadai tidak boleh buah yang terlalu manis.

 

Ada pantangan makanan tertentu? Menurut Koentjoro, sebenarnya yang disebut pantangan itu tidak tepat. Cuma mengatur makan itu adalah takarannya yang dikurangi. Tidak boleh berlebihan. Intinya menerapkan prinsip 3J yaitu tepat jumlah, tepat jawal, dan tepat jenis. Konsepnya adalah gizi seimbang, yakni karbohidrat 25% saja, sayurannya 50% dan baru lauk pauk protein (ian atau daging) 25%.

 

2. Olahraga

"Kebetulan saya menjadi ketua Persadia Cabang Bogor, rutin menyelengggarakan senam diabetes 3 kali seminggu. Ini bisa menekan kadar gula darah sampai 7-20 kali lipat. Jadi olahraga itu sangat penting untuk penyandang diabetes," jelas Koentjoro.

 

Ia menambahkan, olahraga yang dianjurkan adalah yang low impact. Sebaiknya dilakukan bersama-sama agar lebih semangat dan tidak stres. Lakukan olahraga minimal 3 kali seminggu.

 

Baca juga: HbA1c Lebih dari 9% Sebaiknya Mulai Terapi Insulin
 

3. Intervensi obat antidiabetes

Pemberian obat antidiabetes bisa dengan obat oral atau insulin penting jika gula darah belum terkendali. Dokter lah yang akan mengatur intervensi obat apa saja dan takarannya seberapa banyak. 

 

"Kebetulan saya tidak membutuhkan insulin bahkan obat diabetes karena dengan dua pilar yang pertama (diet dan olahraga) saja sudah terkendali. Pola makan dan olahraga sudah cukup, obat tidak perlu. Ada saat tertentu memang saya minum obat antidiabetes, biasanya kalau olahraga saya berkurang, biasanya gula darah sedikit naik. Jika sudah normal kembali ya saya kembali mengandalkan pola makan dan olahraga yang sudah cukup mengendalikan gula darah," ungkap Koentjoro lagi. 

 

4. Tes kadar gula darah rutin secara mandiri

Kadar gula darah harus dipantau atau dicek secara berkala. Penderita diabetes sebaiknya bisa melakukan sendiri, tidak perlu bantuan orang lain. Jika gula darah sudah terkontrol, cek gula darah mandiri cukup 1 kali sebulan, tergantung kondisi.

 

5. Edukasi

Seorang penyandang diabetes harus sering ikut seminar, gathering dengan komunitas, talkshow yang tujuannya mencari ilmu tentang diabetes. Diabetes adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan jadi harus tahu sekali bagaimana mengelolanya. 

 

Nah Diabestfriend, sudahkan mencoba lima cara tadi? Yuk jangan malas, siapa tahu Diabestfriend bisa mengelola penyakt diabetes lebih baik dan lebih sehat!

 

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Melakukan Cek Gula Darah?