Apa yang Harus Dilakukan saat Mengalami Serangan Jantung

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai hal-hal yang harus dilakukan saat mengalami serangan jantung, idealnya kamu harus paham apa saja yang termasuk gejala dari serangan jantung. Gejala dari sindrom koroner akut, seperti serangan jantung, memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

  • Nyeri dada yang spesifik, seperti ditusuk, ditekan, terbakar, ditindih benda berat, diperas, atau dipelintir.

  • Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri, rahang bawah, gigi, punggung, juga ke lengan kanan.

  • Nyeri membaik atau berkurang dengan istirahat.

  • Faktor pencetus, seperti latihan fisik, stres, emosi, udara dingin, dan sesudah makan.

  • Gejala penyerta, meliputi mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, dan lemas.

 

Setelah mengalami gejala terkait serangan jantung, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan kecuali sesegera mungkin mendapatkan perawatan di rumah sakit. Pasalnya, serangan jantung merupakan penyakit dengan kegawatdaruratan yang mengancam jiwa, sehingga perlu penanganan cepat, tepat, dan cermat.

 

Dalam serangan jantung dikenal istilah time is muscle (waktu adalah otot), yang menggambarkan betapa berharganya kecepatan waktu penanganan untuk mencegah kerusakan dan kematian otot jantung yang semakin luas.

 

Selain itu, penyakit jantung koroner memiliki mortalitas dan morbiditas tinggi. Empat puluh persen kematian terjadi sebelum penderita sampai di rumah sakit. Kemudian, 250.000 kematian di Amerika terkait serangan jantung terjadi dalam waktu 1 jam setelah gejala atau serangan jantung dan sebelum terapi dimulai.

 

Oleh karena itulah orang dengan gejala serangan jantung harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi yang tepat. Selain tujuan di atas, penanganan yang cepat dari serangan jantung bertujuan untuk:

    • Menurunkan angka kematian dan kesakitan.

    • Mengurangi nyeri.

    • Mencegah komplikasi.

    • Reperfusi (mengembalikan aliran darah ke jantung) secepat mungkin..

 

Sekilas merupakan terapi yang akan didapatkan oleh pasien dengan serangan jantung, khususnya akibat infark miokard dengan elevasi segmen ST. Modalitas terapi ini dikenal dengan singkatan “MONACO”, yang dijabarkan sebagai berikut:

  • Morphine: antinyeri.

  • Oksigen: membantu pemenuhan kebutuhan O2.

  • Nitrat: melebarkan pembuluh darah.

  • Aspirin: mencegah sumbatan baru.

  • ClOpidogrel: mencegah sumbatan baru.

 

Setelah dilakukan penilaian, pasien dengan serangan jantung akan menjalani terapi reperfusi, yaitu terapi yang ditujukan untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah. Ini bertujuan untuk menyelamatkan otot jantung yang tidak mendapatkan oksigen. Ada 2 pilihan yang bisa dilakukan, yang pertama dengan menggunakan obat-obatan, dan yang kedua dengan menggunakan intervensi non-obat.

 

Streptokinase merupakan enzim yang lazim digunakan untuk membuka sumbatan pada pembuluh darah pasien dengan serangan jantung. Sedangkan intervensi nonobat dapat menggunakan metode pemasangan ring (cincin), balon, atau pemasangan bypass arteri.