Bagaimana Menghindarinya?

Proses pembentukan plak pada pembuluh darah sebenarnya sudah terjadi sejak usia 2 tahun, yang tentunya bervariasi pada setiap individu. Meski faktor genetik juga ikut berperan, yang membedakan adalah seberapa cepat plak tersebut berkembang serta kestabilannya untuk tidak ruptur (rusak), yang bisa memicu penyumbatan.

 

Oleh karena itu, untuk menghindari terjadinya penyakit jantung iskemik termasuk serangan jantung adalah dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat memicu proses pembentukan plak lebih lanjut dan faktor yang menghambat terjadinya ruptur plak.

 

Secara garis besar, ada 2 faktor risiko terkait serangan jantung. Pertama adalah faktor risiko yang tidak dapat kita modifikasi, seperti:

  1. Usia: pria > 45 thn, wanita > 55 thn.

  2. Jenis kelamin: pria > wanita.

  3. Riwayat keluarga: anggota keluarga PJK (penyakit jantung koroner) dan stroke.

  4. Riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya.

 

Keempat faktor risiko di atas berjalan secara alamiah, yang tentunya tidak bisa kita ubah atau modifikasi. Tetapi hal yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kewaspadaan jika memiliki faktor risiko tersebut dengan menghindari atau mengontrol faktor risiko kedua, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi, antara lain:

  1. Dislipidemia atau hiperkolesterolemia.

  2. Diabetes melitus.

  3. Hipertensi.

  4. Merokok.

  5. Obesitas.

  6. Stres psikososial.

  7. Jarang berolahraga dan pola makan tidak sehat.

 

Itulah mengapa dibutuhkan kesadaran pasien untuk teratur minum obat dan menjaga pola hidup terkait penyakit degeneratif yang diderita (dislipdemia, hipertensi, diabetes melitus). Karena muara dari sebagian penyakit degeneratif adalah kematian, yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik dan stroke.

Baca juga: Dibandingkan Pria, Wanita yang Merokok Lebih Rentan Terkena Serangan Jantung!