Menurut data Riskesdas tahun 2013, 36,3% dari penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas dilaporkan memiliki kebiasaan merokok, 93,5% kurang mengonsumsi buah dan sayur, 52,7% mengonsumsi garam lebih dari 2.000 mg per hari, 15,4% mengalami obesitas, dan 26,1% kurang berolahraga.

 

Gaya hidup tidak sehat ini pada akhirnya membuat masyarakat berisiko lebih tinggi mengidap penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Berbicara tentang kanker, hasil studi terkini menunjukkan bahwa risiko kanker payudara rupanya lebih tinggi menyerang orang dengan obesitas. Bagaimana kedua hal ini bisa berhubungan? Simak penjelasan selengkapnya.

 

Baca juga: Kanker Payudara Bisa Menyebar ke 5 Area Tubuh Ini!
 

 

Para ahli di The Ohio State University Comprehensive Cancer Center, Arthur G. James Cancer Hospital dan Richard J. Solove Research Institute, menemukan bahwa obesitas memiliki keterkaitan yang serius dengan risiko kanker payudara. Inilah riset ilmiah yang pertama kali membuktikan bahwa obesitas dapat mengubah gen dalam tubuh dan mencetuskan peradangan, penyakit genetik, serta sejumlah penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh.

 

Tim peneliti, yang terdiri dari ahli genetika, ahli biologi sel, ahli onkologi medis, dan ahli epidemiologi ini, menganalisis paparan gen dari sampel jaringan 121 wanita yang sebelumnya tidak memiliki riwayat kanker payudara. Hasilnya, 51 wanita yang mengidap obesitas ternyata beberapa tahun kemudian positif mengidap kanker payudara.

 

Diduga peningkatan risiko ini dicetuskan oleh tumpukan lemak dalam tubuh, sehingga meningkatkan kadar hormon estrogen serta kadar insulin. Nah, bila kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan merokok serta gaya hidup sedatif (jarang berolahraga), orang yang mengalami obesitas pun rentan mengidap kanker payudara.

 

“Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat untuk mewaspadai bahaya obesitas. Lakukanlah deteksi sedini mungkin dan pantaulah kenaikan berat badan secara berkala. Jadikan ini sebagai strategi pencegahan kanker payudara, baik bagi wanita maupun pria,” ungkap dr. Peter Shields selaku wakil pimpinan riset .

 

Sebagai perbandingan, sejumlah studi lain juga menyatakan bahwa pascamenopause, wanita yang mengalami obesitas memiliki peningkatan 20-40% risiko untuk terkena kanker payudara, dibandingkan wanita dengan berat badan normal.

 

Namun jangan khawatir. Dokter menjelaskan bahwa risiko kanker ini umumnya terjadi pada wanita yang mengalami sejumlah kondisi medis yang serius dan membutuhkan terapi hormon pengganti. Sayangnya, tidak semua wanita menopause mengonsultasikan hal tersebut sejak awal dengan dokter dan ternyata sudah mengidap tumor. Tumor bisa menjadi cikal bakal pertumbuhan kanker. Untuk itu, perhatikan perubahan yang Kamu alami pascamenopause. Jika ada sejumlah keluhan yang Kamu rasakan, segera konsultasikan kepada dokter.

 

Baca juga: Makanan Ini Dapat Menurunkan Risiko Kanker Payudara

 

Langkah Pencegahan

Bila Kamu mengalami kelebihan berat badan, sebaiknya ubahlah pola makan agar Kamu berhasil menurunkan sekitar 5-10% dari berat badanmu secara keseluruhan. Ada cara lain yang lebih mudah, yaitu cobalah menurunkan 0,25 kg dari berat badanmu setiap minggu.

 

Lakukan program penurunan berat badan selama 6 bulan. Jangan lupa untuk menjadwalkan olahraga, ya! Olahraga tidak hanya berdampak luar biasa untuk menurunkan berat badan, melainkan juga untuk menurunkan risiko kanker payudara.

 

Bingung apa olahraga yang harus Kamu pilih? Gampang, studi membuktikan berjalan cepat selama 75-150 menit setiap minggu ampuh untuk menurunkan risiko kanker payudara. Bila gaya hidup sehat ini Kamu jadikan kebiasaan rutin, tentu akan semakin kecil risiko bagimu untuk terkena kanker payudara.

 

Terhitung sejak tahun 2008, Kementerian Kesehatan Indonesia telah mencanangkan 2 metode pencegahan kanker payudara, yaitu dengan deteksi Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)  dan Periksa Payudara Sendiri (SADARI). Teruslah menerapkan program nasional ini dalam kehidupan sehari-hari, agar prevalensi penderita kanker payudara di Indonesia dapat semakin berkurang. (TA/AS)

 

Baca juga: Ini Dia Asal Pita Pink Jadi Simbol Kanker Payudara!