Menopause menandai berakhirnya siklus menstruasi wanita. Banyak perubahan pada fisik maupun emosional wanita di masa menopause yang disebabkan berkurangnya produksi hormon estrogen. Salah satu perubahan yang nyata, terkait menopause ini adalah aktivitas di tempat tidur bersama pasangan.  "Berkurangnya estrogen menyebankan dinding vagina menjadi tipis, kering, dan kehilangan elastisitasnya. Sekitar 50-70% wanita mengalami hal ini pasca menopause," kata dr. Lauren Streicher, penulis buku Rx: Hormones, Health, and Your Best Sex Ever.

 

Hubungan seksual sudah pasti terganggu. Nyeri dan tidak nyaman saat penetrasi, adalah keluhan tersering wanita menopause. Namun, bukan berarti ini menjadi akhir dari kehidupan seks wanita. Dengan informasi yang tepat, sekitar 80% wanita yang memiliki masalah dengan seks setelah menopause, dapat kembali menikmati hubungan seksual yang menyenangkan. Jadi penting bagi wanita untuk mengetahui tentang perubahan yang terjadi pasca-menopause agar segera mencari solusi tepat jika menemui masalah.

Baca juga: Cara Mencegah Menopause Dini

 

Agar Seks Bebas dari Rasa Sakit

Vagina yang kering dapat membuat gesekan menyakitkan selama berhubungan seks. Sekitar 45% wanita mengalami hal ini. Ada solusi mudah untuk masalah ini, yakni menggunakan cairan pelumas saat berhubungan intim. Pelumas terbaik adalah pelumas silikon, yang sangat licin dan bertahan lebih lama daripada pelumas berbahan dasar air.

 

Tidak ada cairan lubrikan? Kamu dapat mencoba pelumas alami seperti minyak zaitun atau minyak kelapa. Namun waspadai efek sampingnya, ya. Kedua jenis minyak ini dapat mencetus infeksi. Lebih baik gunakan kondom saat berhubungan intim jika tidak yakin lubrikan ini cukup bersih, agar Kamu terhindar dari infeksi seksual menular.

Baca juga: Meringankan Gejala Menopause dengan Kacang Kedelai

 

Terus Nyalakan Gairah Seks

Berhubungan intim pasca menopause memberikan banyak manfaat, salah satunya meningkatkan aliran darah panggul sehingga baik untuk kelembaban organ genitalia wanita. Sayangnya di awal masa menopause, kerap terjadi penurunan libido. Ini merupakan adalah hal yang wajar.

 

Survei yang pernah dipublikasikan di Journal of Sexual Medicine menunjukkan, hanya 36% wanita di usia 50-an yang melakukan seks rutin setiap bulan. Sementara hanya 29% wanita di usia 60-an yang tetap berhubungan intim. Padahal, untuk mendapatkan manfaat kesehatan, vagina harus sering mendapatkan stimulasi dan penetrasi seksual.

 

Kurangnya produksi hormon estrogen dalam vagina selama menopause, ternyata tidak mempengaruhi sama sekali kemampuan wanita untuk mencapai klimaks. Orgasme tidak tergantung pada estrogen, sehingga wanita dapat memiliki orgasme yang intens dan sehat.  Dalam studi yang dilakukan oleh Universitas Pittsburgh pada tahun 2016, ditemukan fakta bahwa sejumlah wanita berusia 45-60 tahun cenderung lebih puas dengan sensasi orgasme. Hal ini dikarenakan, pada usia lanjut, wanita dan pasangannya telah semakin mengenal sehingga semakin nyaman untuk bereksplorasi.

 

Jadi tetap pelihara suasana romantis dan ciptakanlah suasana yang nyaman dengan pasangan agar seks tetap dapat dinikmati berdua. Tetaplah percaya diri di depan pasangan. Jangan segan meminta pada pasangan untuk melakukan aktivitas seks yang disukai.

 

Menopause bukan alasan untuk menghentikan rutinitas seksual bersama pasangan. Perubahan hormonal yang terjadi pada awal masa menopause sangat bisa diatasi. Berkonsultasilah dengan dokter spesialis bila perubahan hormonal mulai memengaruhi kehidupan seksual bersama pasangan. Dokter akan melakukan pemeriksaan medis dan meresepkan obat-obatan yang dibutuhkan untuk membantumu melewati adaptasi di masa menopause. (TA/AY)

Baca juga: Tips Mengendalikan Emosi Menjelang Menopause