Sebagai wanita apa reaksi Anda ketika mendengar kata kanker payudara? Tidak sedikit yang merasa takut dan khawatir, bahkan menjadi ‘parno’ dengan gejala yang muncul. Kanker payudara memang menjadi salah satu jenis kanker yang paling sering ditemui pada kaum wanita. Kanker sendiri dapat diartikan sebagai pertumbuhan sel yang berlebihan dan tidak terkendali. Dalam hal ini pertumbuhan kanker dapat disebabkan karena adanya ketidakseimbangan hormonal dan adanya faktor genetik yang mengakibatkan sel tubuh lebih rentan berkembang menjadi suatu keganasan. Pada kanker payudara sendiri didapatkan pertumbuhan berlebihan pada sel-sel parenkim payudara yang dapat dipengaruhi oleh hormon esterogen dan progesteron dalam tubuh. Pertumbuhan ini terjadi melalui proses perubahan panjang yang diawali oleh proses inisiasi dan promosi untuk kemudian berkembang menjadi ganas. Adapun kanker payudara ini merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di negara berkembang termasuk Indonesia. Padahal, jika dideteksi sejak dini maka angka kesembuhan pasien dengan kanker payudara cukup tinggi. Namun, berdasarkan data yang didapatkan dari data rekam medis pasien kanker di RS Dharmais 2010, diketahui bahwa lebih dari 85% pasien dengan kanker payudara datang berobat dalam keadaan stadium lanjut, dan mayoritas dari penderitanya adalah wanita. Meskipun lebih banyak ditemukan pada wanita, namun kanker payudara ini ternyata juga dapat dialami oleh pria.

Baca Juga : Makanan yang Dapat Menurunkan Risiko Kanker Payudara

Mengapa seringkali pasien dengan kanker payudara terlambat untuk mendapatkan pengobatan? Berbeda dengan benjolan yang disebabkan oleh reaksi peradangan, benjolan atau pertumbuhan berlebih yang diakibatkan oleh pertumbuhan berlebih sel kanker awalnya tidak akan menimbulkan keluhan nyeri, sehingga pasien umumnya tidak menyadarinya saat kanker ini masih stadium dini. Lain halnya jika ia senantiasa melakukan pemeriksaan rutin terhadap payudaranya sehingga ia dapat menyadari adanya pertumbuhan jaringan yang abnormal pada payudaranya.

Deteksi Kanker Payudara

Lalu bagaimana caranya melakukan deteksi dini untuk kanker payudara ini? Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk mendeteksi dini kanker payudara. Mulai dari pemeriksaan payudara sendiri atau yang biasa disingkat SADARI secara rutin, hingga pemeriksaan berkala setiap satu tahun sekali berupa pemeriksaan USG payudara untuk wanita usia di bawah 35 tahun dan mammografi untuk wanita di atas 35 tahun agar tanda-tanda kanker payudara bisa dikenali. Pemeriksaan ini perlu dilakukan terutama bagi mereka yang mempunyai keluarga sedarah yang menderita kanker payudara atau kanker indung telur, karena penyakit ini memang bisa menjadi penyakit bawaan yang diturunkan dari gen yang diduga berhubungan dengan pertumbuhan kanker payudara dan kanker indung telur..

SADARI

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa salah satu cara untuk deteksi dini kanker payudara adalah dengan melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri. SADARI adalah tindakan pemeriksaan rutin payudara yang dapat dilakukan sendiri dengan cara mengamati perubahan pada payudara dengan bercermin dan perabaan tangan Anda. Dalam hal ini, Anda diharapkan untuk memeriksa payudara secara rutin setiap bulannya, pada 10 hari pertama setelah menstruasi. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan lima langkah, seperti berikut:

  1. Melihat payudara Anda dicermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang. Dalam hal ini Anda perlu memperhatikan apakah payudara memiliki ukuran, bentuk, dan warna seperti biasanya. Hati-hati jika Anda mendapatkan ukuran payudara yang berbeda satu dan yang lainnya. Selain itu, perhatikan pula apakah ada tanda pembengkakan atau distorsi bentuk payudara, seperti dimpling (permukaan kulit tertarik kedalam), puckering (kerutan), adanya kelainan posisi puting payudara ( terdorong atau tertarik kedalam), adanya gambaran kemerahan, nyeri, atau ruam pada payudara yang bisa disertai pembengkakan atau tidak.
  2. Angkat lengan Anda kemudian cari tanda-tanda seperti di atas. Rasakan apakah ada benjolan atau tanda aneh lain pada payudara Anda. Coba amati terlebih dahulu apakah ada yang terlihat aneh pada permukaan payudara.
  3. Cari tanda pengeluaran cairan dari puting payudara (dapat terjadi pada satu payudara saja atau keduanya). Adapun cairan tersebut dapat berupa cairan seperti susu, cairan kuning, atau darah.
  4. Selanjutnya, Anda dapat melakukan pemeriksaan payudara dengan menggunakan tangan sembari berbaring. Gunakan tangan kanan Anda untuk memeriksa payudara kiri dan sebaliknya tangan kiri untuk memeriksa payudara sebelah kanan. Perabaan dilakukan dengan perlahan, menggunakan tiga ujung jari secara bersamaan dengan gerakan melingkar, menyusuri seluruh bagian payudara secara sistematik. Tekan payudara dari atas ke bawah, dari satu sisi ke sisi yang lainnya mulai dari puting susu bergerak ke tepi luar payudara. Selain itu juga dapat dilakukan perabaan secara vertikal ke atas dan ke bawah.
  5. Terakhir, Anda dapat melakukan pemeriksaan payudara sambil duduk atau berdiri dengan gerakan yang sama seperti langkah sebelumnya. Adapun dalam pemeriksaan payudara ini lebih mudah dilakukan dalam keadaan basah atau licin misalkan saat mandi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa benjolan yang didapatkan seringkali tidak nyeri.

Adapun sensitivitas SADARI hanya 26% dalam mendeteksi kanker payudara, namun bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitasnya menjadi 75%. Apabila Anda menemukan tanda-tanda seperti di atas, maka segeralah berobat ke dokter untuk dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti melakukan USG payudara atau mammografi.