Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa obat penawar atau antidot untuk menangani masalah gagal ginjal akut telah didatangkan dari Singapura dan Australia. Untuk sementara ini, pemberian obat penawar tersebut kepada pasien gagal ginjal akut tidak dikenakan biaya atau sepenuhnya gratis dari pemerintah Indonesia.

 

Kemenkes Sudah Menarik Sejumlah Obat Sirup yang Diduga Mengandung EG dan DEG

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia telah merilis daftar obat-obatan yang resmi dilarang dan ditarik peredarannya dari pasaran. Sejumlah obat tersebut diduga mengandung EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol) yang menjadi penyebab masalah gangguan ginjal akut pada anak-anak.

 

Ada pun temuan cemaran zat berbahaya yang terkandung dalam obat-obatan tersebut sudah melebihi ambang batas normal. Pengujian ini dilakukan terhadap 39 bets dari 26 obat yang diduga dikonsumsi oleh pasien gagal ginjal akut pada anak.

 

Baca juga: Anak pun Bisa Kena Gagal Ginjal, Waspada Gejalanya!
 

Laporan Kasus Mengalami Lonjakan Cukup Tinggi Sejak Agustus

Kasus gangguan gagal ginjal akut pada anak yang sudah dilaporkan telah mencapai lebih dari 200 kasus yang terdeteksi di 20 provinsi. Laporan kasus ini mengalami lonjakan yang cukup tinggi sejak Agustus 2022 yang hanya sejumlah 36 kasus, September sebanyak 78 kasus, dan per 21 Oktober bertambah 75 kasus. Per Jumat, 21 Oktober, terhitung sudah ada 241 kasus pasien gangguan gagal ginjal akut yang dilaporkan, dan sebanyak 133 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.

 

Tingkat kematian dari kasus penyakit ini disebut lebih dari 50% dan kebanyakan penderita anak yang meninggal berasal dari usia balita.

 

Kemenkes Datangkan Obat Penawar untuk Menangani Gangguan Ginjal Akut

Melansir Detik.com, dalam siaran langsung Keterangan Pers Menteri Terkait Perkembangan Kasus Obat Gagal Ginjal Akut di YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 24 Oktober lalu, Menkes Budi Gunadi mengatakan bahwa pemerintah akan mendatangkan sejumlah vial obat Fomepizole yang akan digunakan untuk menangani gangguan ginjal akut. Vial sendiri merupakan istilah untuk wadah dosis tunggal atau multi dosis suatu obat.

 

“Hasil diskusi kita dan WHO dan juga dengan pemerintah Gambia, ditemukan obat yang namanya Fomepizole. Kita sudah menerima 20 vial dari Singapura. Kita menunggu mungkin dari Australia akan masuk 16 lagi either malam ini atau besok pagi. Kita sedang proses untuk membeli dari Amerika,” jelas Budi Gunadi.

 

Selain dari Singapura, Australia, dan Amerika, Budi Gunadi juga menambahkan bahwa pemerintah Indonesia juga masih akan menambah jumlah vial Fomepizole dengan membelinya dari Jepang yang saat ini memiliki stok sekitar 2.000 vial.

 

Baca juga: Aduh, Kenapa nih, Ratusan Balita Kena Gagal Ginjal Misterius?
 

Menkes Pastikan Obat Penawar Racun Gagal Ginjal Akut Ditanggung Pemerintah

Sebagai informasi, untuk saat ini, harga per vial Fomepizole adalah Rp 16 juta. Namun, masyarakat tak perlu khawatir, karena Menkes Budi Gunadi telah memastikan bahwa pemberian obat ini untuk pasien gagal ginjal akut ini sepenuhnya gratis. 

 

Saat ini pun, Indonesia telah memberikan obat tersebut kepada 10 pasien dan dilaporkan 7 di antaranya telah membaik pasca diberi obat.

 

“Pasien biasanya ginjalnya terganggu, dia nggak bisa kencing atau keluar air seni. Tapi begitu dikasih obat, mereka keluar sedikit demi sedikit. Ada yang sudah mulai banyak. Yang tadinya tidak sadar, mulai sadar kembali," ungkap Budi. 

 

Selanjutnya, obat penawar racun tersebut nantinya akan diberikan ke seluruh rumah sakit yang menerima pasien bergejala gagal ginjal akut ini. (BAG)

 
Baca juga: Waspada Mums, Penyebab Gagal Ginjal Akut pada Anak Masih Misterius!

 

 

Referensi

Detik. Menkes Pastikan Obat Penawar Racun Gagal Ginjal Akut Ditanggung Pemerintah.

Kompas. Kemenkes Akan Datangkan 200 Vial Obat Penawar Atasi Gangguan Ginjal Akut, 1 Vial Rp 16 Juta.

Kontan. Ini Obat Penawar Racun yang Bisa Obati Gagal Ginjal Akut pada Anak.