Apakah Geng sehat tahu, pecandu narkoba akan mengalami sakau apabila tidak menggunakan narkoba atau sedang dalam tahap berhenti mengonsumsi narkoba? Ya, seseorang akan mengalami kecanduan narkoba karena merasakan kebahagiaan hingga teler, akibat melonjaknya dopamin dan serotonin yang dilepaskan oleh otak.

 

Akibatnya, secara otomatis narkoba akan memberikan efek ketagihan, yang membuat penggunanya harus mengonsumsinya secara berulang-ulang guna memuaskan serta mendapatkan kebahagiaan. Penyalahgunaan obat terlarang yang berkepanjangan akan menyebabkan ketergantungan.

 

Sakau merupakan respons tubuh karena berhentinya pemakaian narkoba secara mendadak, atau menurunnya dosis narkoba yang dikonsumsi secara drastis. Biasanya, orang sakau akan mengalami gejala emosi, seperti kecemasan, mudah gelisah dan marah, insomnia, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, depresi, serta mengasingkan diri dari orang-orang di sekitarnya.

Baca juga: 5 Selebritis Hollywood Ini Pernah Depresi!

 

Tanda-tanda seseorang mengalami sakau berupa gejala fisik seperti mudah berkeringat, jantung berdebar keras, otot mulai menegang, sesak di dada hingga sulit bernapas, tremor, serta diare.

 

Tingkat keparahan sakau akan berbeda pada setiap pengguna narkoba. Ini tergantung pada bagaimana interaksi antara otak dan fungsi tubuh, karena narkoba yang diserap oleh tubuh bisa aktif di waktu yang berbeda-beda.

 

Faktor lain yang memengaruhi tingkat keparahan dan durasi sakau meliputi jangka waktu penggunaan narkoba, jenis narkoba yang digunakan, cara penggunaan narkoba, berapa lama dan jumlah narkoba yang terserap oleh tubuh, dosis narkoba yang dikonsumsi, riwayat keluarga, serta faktor dari kesehatan medis dan jiwa pemakai.

 

Cara untuk detoksifikasi dari ketergantungan narkoba adalah dengan melakukan rawat jalan atau rawat inap di pusat rehabilitasi narkoba. Detoks dimulai sebelum narkoba keluar sepenuhnya dari tubuh, dan akan berjalan selama 5-7 hari. Sedangkan pada pengguna narkoba yang kronis, detoks akan berjalan hingga 10 hari. Untuk tekanan darah, denyut jantung, pernapasan, serta suhu tubuh akan terus dipantau, agar pasien dalam kondisi aman sepanjang proses detoksifikasi.

 

Walau dengan melakukan rehabilitas akan mengurangi bahkan menyembuhkan pasien dari pemakaian narkoba, sayangnya sebelum itu narkoba sudah memberikan efek buruk pada otak, yang berfungsi besar sebagai pusat kendali tubuh. Berikut efek narkoba yang harus diwaspadai!

 

1. Memanipulasi mood, perasaan, dan perilaku.

Narkoba bisa mengubah perasaan, cara berpikir, serta perilaku seseorang yang menggunakannya. Itulah mengapa narkotika disebut sebagai zat psikoaktif, yaitu karena memberikan beberapa efek pada otak, seperti menghambat kerja otak dan menurunkan kesadaran, misalnya pada golongan opioida, obat penenang, dan alkohol.

Baca juga: Ternyata, Warna Baju Bisa Pengaruhi Mood!

 

2. Kerja otak akan berlebihan.

Narkoba akan memacu kerja otak, sehingga akan timbul rasa segar dan semangat, percaya diri, serta hubungan dengan orang lain semakin akrab. Namun dibalik itu semua ada efek buruknya, yaitu membuat pemakainya sulit tidur, gelisah, jantung berdebar dan meningkatkan tekanan darah.

 

3. Muncul halusinasi.

Narkoba akan menyebabkan daya khayal menjadi tinggi, atau disebut dengan halusinogen. Ganja digolongkan sebagai halusinogenika, karea akan menimbulkan pengaruh terhadap perubahan persepsi waktu dan ruang. Untuk semua zat psikoaktif (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya), bisa merubah perilaku, perasaan, serta pemikiran.

 

4. Berpengaruh pada sistem saraf.

Penyalahgunaan narkoba juga dapat berpengaruh pada kerja sistem saraf, seperti:

  • Saraf sensorik: Gangguan ini menyebabkan rasa kebas, kaburnya penglihatan, hingga kebutaan.
  • Saraf otonom: Gangguan ini menyebabkan gerakan yang tidak diinginkan. Dalam keadaan mabuk, pemakai narkoba bisa melakukan apa saja di luar kendalinya.
  • Saraf motorik: Gangguan ini terjadi pada sistem motorik dan dialami tanpa koordinasi. Jadi apabila pengguna narkoba dalam keadaan ‘high' atau tidak sadar, kemungkinan ia akan melakukan hal-hal tanpa disadari, misalnya menggoyang-goyangkan kepala sampai pengaruh narkoba yang dikonsumsi menghilang.
  • Saraf vegetatif: Gangguan ini terkait dengan bahasa yang dilontarkan oleh pengguna narkoba. Ini juga bisa menimbulkan rasa takut dan kurang percaya diri jika tidak menggunakan narkoba.

 

Otak dan saraf merupakan organ-organ penting pada manusia, yang berfungsi mengatur sistem tubuh. Pemakaian narkoba dalam jangka panjang secara perlahan-lahan akan merusak sistem saraf hingga permanen. Jadi, SAY NO TO NARKOBA! Ingat, tubuh dan masa depanmu dapat hancur hanya karena coba-coba.

Baca juga : Sistem Kebut Semalam Berdampak Buruk pada Otak