Umumnya, ada 2 jenis popok yang menjadi pilihan para ibu. Popok kain atau clodi (cloth diaper) dan popok sekali pakai. Namun, jenis popok apa pun yang Mums pilih harus dibarengi dengan standar perawatan yang bersih dan berkualitas, untuk mengurangi risiko gatal-gatal dan ruam merah akibat penggunaan popok.

 

Jika masalah kulit ini terjadi, ada baiknya Mums mempertimbangkan untuk mengganti jenis atau merek popok yang biasa digunakan. Simak penjelasan berikut untuk menangani gatal dan ruam popok.

 

Baca juga: Siapa yang Pernah Mengalami Gatal pada Kulit?

 

Apa Saja Penyebab Ruam Popok?

Menurut riset, sekitar 35% bayi berpeluang mengalami ruam popok, tidak peduli apa pun jenis popok yang Mums gunakan untuk si Kecil. Sebagian bayi tidak sering mengalaminya, tetapi ada beberapa bayi yang kulitnya terlalu sensitif hingga mengalami ruam popok berulang kali. Untuk kasus seperti ini, bisa jadi disebabkan oleh alergi, pH feses yang tidak normal, dan tingginya kadar amonia dalam urine bayi.

 

Secara umum, inilah penyebab terjadinya gatal-gatal dan ruam akibat pemakaian popok pada bayi:

  • Kulit bayi sering bergesekan dengan popok yang basah.
  • Minimnya sirkulasi udara saat mengenakan popok, sehingga kulit bayi sulit bernapas.
  • Terjadi infeksi dan iritasi yang diakibatkan oleh mikroorganisme di dalam urine dan feses.
  • Terjadi gesekan antara popok dan baju yang dipakai oleh Si Kecil.
  • Popok jarang diganti.

 

Jenis-jenis Ruam Popok

Ada bermacam-macam masalah dan kondisi kulit yang bisa dikategorikan sebagai gatal dan ruam akibat pemakaian popok terlalu lama. Berikut di antaranya:

  • Peradangan kulit di sekitar anus (perianal dermatitis). Terjadinya kemerahan di sekitar anus yang disebabkan oleh feses bayi. Ruam ini biasanya tidak terjadi pada bayi ASI sampai ia diberikan MPASI.
  • Peradangan kulit akibat gesekan (chafing dermatitis). Ini adalah bentuk ruam yang paling umum. Kemerahan muncul di area kulit bayi yang paling sering terkena gesekan. Ruam ini biasanya akan hilang sendiri dan tidak banyak menimbulkan efek samping atau ketidaknyamanan pada bayi, selama tidak terjadi komplikasi infeksi.
  • Peradangan kulit atopic (atopic dermatitis). Ruam yang menimbulkan rasa gatal ini biasanya muncul terlebih dahulu di bagian tubuh lain sebelum akhirnya menyebar ke area bokong. Rentan dialami oleh bayi berusia 6 bulan hingga 1 tahun.
  • Peradangan kulit dan kelenjar keringat (sebborrheic dermatitis). Peradangan kulit ini menimbulkan warna merah yang disertai sisik kekuningan. Kebalikan dari atopic dermatitis, ruam ini dimulai pada area popok lalu menyebar ke area tubuh bagian atas. Bila Mums menemukan semacam ketombe di kulit kepala bayi, sebaiknya waspada karena itulah gejala awal peradangan kulit dan kelenjar keringat. Peradangan ini tidak menimbulkan efek samping yang membuat bayi terganggu.
  • Peradangan kulit jenis kandida (candida dermatitis). Ruam ini memiliki ciri-ciri berwarna merah terang, nyeri bila disentuh, menimbulkan rasa tidak nyaman, disertai bintik-bintik kecil, dan muncul di lipatan kulit antara perut dan paha (lipatan inguinal). Penyebab utama peradangan yang terjadi lebih dari 72 jam ini adalah infeksi jamur candida albikans. Candida dermatitis rentan berkembang pada anak yang sedang mendapat pengobatan antibiotik.
  • Ruam yang disebabkan oleh bakteri streptokokus atau staphilokokus. Biasanya muncul di area popok lalu menyebar ke paha, bokong, dan perut bagian bawah. Impetigo muncul dalam 2 bentuk yang berbeda. Tipe pertama, berupa gelembung besar dan berdinding tipis yang kemudian pecah, lalu menjadi kerak tipis berwarna cokelat kekuningan. Tipe kedua, tidak berbentuk gelembung, tetapi terdapat kerak tebal berwarna kuning dan merah.
  • Ditandai oleh ruam merah yang menyebar luas, intertrigo timbul sebagai akibat pergesekan antar kulit. Biasanya ditemui di daerah lipatan paha, perut, bahkan di bawah ketiak bayi. Intertrigo kadang berwarna kuning dan terasa panas jika terkena urine, sehingga kerap menyebabkan si Kecil menangis.
  • Peradangan kulit pada tepian popok (tidemark dermatitis). Iritasi dan ruam yang dipercepat oleh gesekan pinggiran popok dengan kulit.

 

Baca juga: Psoriasis Vulgaris, Penyebab Kulit Bersisik, Gatal, dan Berkerak

 

Tips Perawatan untuk Mengatasi Ruam Popok

Perawatan terbaik untuk mengatasi ruam dan peradangan kulit adalah dengan cara menjaga area permukaan popok tetap kering dan bersih. Namun bila sudah terlanjur mengalaminya, berikut cara menghilangkan ruam dan tips untuk mencegah agar peradangan kulit jarang berulang pada si Kecil.

  • Sering-sering mengganti popok si Kecil, termasuk di malam hari. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelembapan kulit.
  • Bila Mums tengah melatih bayi untuk tidur di tempat tidur terpisah, maka tundalah rencana tersebut saat si Kecil terkena peradangan kulit. Jika sudah sembuh, Mums dapat melatih si Kecil kembali.
  • Sesekali, setelah mandi, letakkan si Kecil di atas handuk lebar dalam posisi tengkurap. Biarkan bokong bayi terbuka sesaat agar terkena udara. Pastikan suhu udara di dalam kamar cukup hangat agar si Kecil tidak kedinginan.
  • Bila si Kecil menggunakan popok kain, Mums bisa menerapkan beberapa trik. Gunakan pelapis popok kain yang terbuat dari bahan penyerap air. Kadang-kadang, biarkan si Kecil hanya mengenakan celana dalam tanpa popok agar kulitnya dapat bernapas. Supaya tidak khawatir dengan ompol, letakkan si Kecil di atas kasur tahan air. Sudah banyak produsen yang menjual alas seprai tahan air. Mums bisa memanfaatkannya sebagai solusi.
  • Pertimbangkan untuk memilih merek popok lain bila si Kecil sering mengalami ruam dan iritasi.
  • Jika peradangan kulit menimbulkan lecet dan ruam yang parah, serta tidak sembuh lebih dari 2 hari, konsultasikan ke dokter kulit untuk mengetahui penyebabnya. Oleskan tipis-tipis salep yang telah diresepkan oleh dokter.

 

Ruam merah dan gatal memang biasa terjadi pada bayi. Tetap sikapi dengan tenang ya, Mums. Kuncinya, sebisa mungkin jangan menunda untuk mengganti popok karena inilah pencetus utama masalah dan sensitivitas pada kulit bayi. (TA/AS)

 

Referensi

Mayo Clinic: Diaper rash

WebMD: Diaper Rash Treatments