Beberapa di antara kita enggak mau berdekatan dan mengobrol dengan orang yang positif HIV karena takut tertular. Padahal, hal itu hanyalah salah satu mitos yang salah lho, Gengs. Selain mitos tersebut, ada lagi mitos lainnya yang beredar di antara kita. Namun, sebenarnya apa saja sih mitos dan fakta seputar HIV? Dilansir dari WebMD, berikut ini mitos dan fakta seputar HIV yang perlu kamu ketahui!

 

Mitos 1: HIV merupakan penyakit bagi orang yang homoseksual

Fakta: Memang banyak orang homoseksual yang terjangkit HIV. Namun, hal ini bukan berarti hubungan heteroseksual enggak beresiko untuk mengidap penyakit ini. Selain itu, setiap orang yang melakukan hubungan seks yang enggak terlindungi, berbagi alat suntikan, atau bahkan diberi transfusi dengan darah yang tercemar dapat terinfeksi HIV.

Baca juga: Kampanye B dan Bahaya HIV, Akankah Dibatasi?

 

Mitos 2: Nyamuk menyebarkan HIV

Fakta: Dikarenakan virus HIV ini dapat ditularkan melalui darah, orang-orang menjadi cemas kalau virus ini dapat menular melalui gigitan nyamuk. Padahal, faktanya, beberapa penelitian menunjukkan kalau hal tersebut enggak terjadi, nih. Saat nyamuk menggigit dan berpindah, nyamuk tidak akan menularkan HIV dari darah orang sebelumnya ke orang selanjutnya yang dihinggapi nyamuk.

 

Mitos 3: HIV sama dengan AIDS

Fakta: HIV dan AIDS merupakan hal yang berbeda. HIV merupakan virus pembawa penyakit defisiensi imun (Human Immunodefiency Virus). Sedangkan, AIDS merupakan lanjutan dari virus HIV yang berhasil menyerang dan melemahkan sistem imun seseorang. Tidak semua orang yang positif HIV juga terjangkit AIDS, lho. Pengobatan dan terapi HIV yang tepat dapat mencegah seseorang untuk terserang AIDS.

Baca juga: Yuk, Lebih Mengenal HIV/AIDS!
 

Mitos 4: Kamu tahu mengidap HIV dengan gejala yang kamu rasakan

Fakta: Bagi beberapa orang justru enggak menunjukkan tanda dari HIV selama bertahun-tahun terinfeksi. Namun, banyak yang bisa mengalami beberapa gejala dalam 10 hari hingga beberapa minggu setelah terinfeksi. Gejala pertama mirip dengan flu atau mononucleosis dan mungkin termasuk demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, ruam, dan nyeri otot.

 

Kemudian, penyakit tersebut biasanya hilang setelah beberapa minggu dan kamu bisa saja enggak mengalami gejala tersebut selama beberapa tahun lagi. Satu-satunya cara untuk memberi tahu Anda bahwa kamu mengidap HIV adalah dengan mengujinya.

 

Mitos 5: Hidupmu hanya beberapa tahun saja

Fakta: Kamu dapat membantu mencegah HIV berkembang menjadi AIDS dengan mengunjungi dokter secara teratur, meminum obat-obatan yang disarankan oleh dokter seperti ARV (Anti Retroviral), dan mengikuti petunjuk-petunjuk lainnya dari dokter. Memang belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan, namun dengan meminum obat ARV dan mengunjungi dokter secara teratur, hal tersebut dapat menekan kadar jumlah HIV dalam darah sehingga bisa memperpanjang hidupmu lebih lama.

Baca juga: Kebiasaan Sederhana yang Bisa Memperpanjang Usia

 

Mitos 6: Seks aman kalau pasangan sama-sama mengidap HIV

Hanya karena kamu dan pasangan kamu sama-sama mengidap HIV, hal tersebut bukan berarti kamu boleh lupa untuk menggunakan pengaman selama seks. Pasangan yang sama-sama positif HIV dapat memiliki gen virus yang berbeda, namun saat keduanya terlibat seks tanpa menggunakan pengaman seperti kondom, justru masing-masing virus itu menginfeksi satu sama lain dan berevolusi untuk menyerang tubuh dengan 2 jenis virus yang berbeda.

 

Mitos 7: Kamu enggak bisa tertular HIV dengan seks oral

Fakta: Seks oral memang nggak beresiko daripada tipe hubungan seks lainnya. Namun, kamu bisa tertular jika melakukan oral seks dengan pasangan yang memang positif HIV.

 

Itu tadi mitos seputar HIV ya, Gengs. Jadi, ada baiknya Kamu juga selalu mengkonsultasikan dengan dokter secara rutin agar upaya pencegahan dapat dilakukan. (TI/WK)