Kamu pasti pernah mendengar tentang epilepsi, bukan? Menurut Dr. Fitri Octaviana, Sp. S (K), spesialis saraf dan epilepsi, dari Rumah Sakit Pondok Indah, epilepsi adalah suatu gangguan atau kelainan listrik yang terjadi di otak yang menimbulkan gejala kejang secara berulang. tiap sel saraf saling berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik. Pada kasus epilepsi, kejang terjadi ketika impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan sehingga menyebabkan perilaku atau gerakan tubuh yang tidak terkendali.

Baca juga: Kejang Pada Anak: Bagaimana Mengatasinya?

 

Apa yang menyebabkan seseorang mengalami epilepsi?

Belum dapat diketahui secara pasti, apa yang menyebabkan seseorang mengalami epilepsi. Namun, seseorang bisa mengalami kejang karena bermacam-macam ha, bukan hanya epilepsi. Diduga, penyebab epilepsi dibagi menjadi 2 macam yaitu, kelainan genetik dan kelainan struktural.

 

Pada kelainan genetik, tidak bisa diketahui secara pasti mengapa orang tersebut mengalami epilepsi. Kondisi itulah yang dinamakan idiopatik (keadaan medis yang tidak dapat diketahui penyebabnya). Lain halnya dengan kelainan genetik, kelainan struktural pada penderita epilepsi bisa dilihat dari beberapa kondisi, seperti:

  • Tumor
  • Storke
  • Bekas infeksi di otak
  • Gangguan struktur pada otak

Selain itu, ada faktor risiko yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami epilepsi yaitu trauma pada kepala (pernah terjadi  kecelakaan yang membuat kepala terbentur) dan step pada anak kecil.

 

Lain halnya dengan anak-anak atau bayi, umumnya bayi yang mengalami epilepsi dikarenakan pembentukan otak saat bayi masih di dalam janin tidak sempurna dan terjadinya masalah di jalan lahir bayi yang disebut hipoksia (kondisi kurangnya pasokan oksigen di sel dan jaringan tubuh untuk menjalankan fungsi normalnya).

 

Siapa saja yang bisa menderita epilepsi?

Semua orang dengan segala usia bisa mengalami epilepsi. Epilepsi juga bisa didapat karena turunan dari orangtuanya sehingga sejak bayi, si Kecil sudah menderita epilepsi. Epilepsi karena turunan atau kelainan genetik terjadi saat bayi di dalam kandungan yang menyebabkan kelainan neurotransmitter.

Baca juga: Waspada Gejala Kerusakan Saraf akibat Neuropati Diabetes

 

Dokter Fitri juga mengungkapkan bahwa belum terdapat data yang pasti mengenai penderita epilepsi di Indonesia. Namun, berdasarkan data tahun lalu, penderita epilepsi di Indonesia mencapai sekitar 1,1 hingga 2 juta orang. Walaupun penyakit ini tidak menular dan belum banyak yang mengalaminya, namun harus sangat diwaspadai dan dicegah.

 

Umumnya, orang dengan gaya hidup yang tidak sehat seperti jam tidur yang tidak teratur atau tidak pernah tidur di malam hari, serta memiliki bakat epilepsi di tubuhnya, lebih cenderung berisiko mengalami epilepsi dikemudian hari. Ada juga epilepsi pada anak yang terjadi hanya  saat mereka masih kecil dan hilang ketika dewasa. Kondisi tersebut dinamakan dengan rolandik epilepsi.

 

 

Bagaimana gejala penderita epilepsi?

Untuk mengetahuinya, penderita epilepsi tidak hanya mengalami kejang. Gejalanya berbeda-beda tergantung pada lobus otak mana yang terkena epilepsi. Jika epilepsi mengenai bagian otak yang dinamakan frontal (motorik) maka akan mengalami kejang yang berbahaya. Jika mengenai bagian otak yang dinamakan parietal (sensorik) umumnya badan akan merasa kesemutan.

Baca juga: Manfaat Senam Otak Bagi Kesehatan

 

Jika epilepsi kena bagian yang disebut ginestemporal luar, maka gejala akan muncul seperti mendengar halusinasi suara. Jika terkena temporal bagian dalam maka orang tersebut bisa mengalami perubahan perilaku, marah, agresif, melamun, dan mulut yang selalu mengecap. Bagi penderita epilepsi yang mengalami kejang dengan tipe absas, umumnya kejang akan terjadi pada waktu kurang dari 1 menit  dan akan kembali normal setelahnya.

 

Pada penderita epilepsi temporal, kejang umumnya tidak berlangsung lama sekitar kurang dari 5 menit, namun gejala bingung setelahnya bisa berlangsung selama satu jam. Penderita epilepsi temporal juga bisa mengetahui bahwa dirinya kejang setelah ia merasakan sakit di tubuh akibat jatuh saat kejang atau lidah yang kegigit saat kejang. (AD/WK)