Pernahkah Kamu mendengar tentang epilepsi? Epilepsi adalah penyakit yang mengganggu kerja saraf pada bagian otak. Pada penderita epilepsi, kelompok sel saraf otak yang disebut neuron akan melepaskan sinyal abnormal, sehingga terjadi kejang.

 

Menurut dr. Fitri Octaviana, Sp. S (K)., ahli saraf dan konsultan epilepsi, epilepsi bisa dialami oleh semua orang dari segala usia, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa. Bayi yang mengalami epilepsi biasanya diakibatkan oleh adanya kelainan pembentukan otak selama di kandungan, pertumbuhan janin tidak sempurna, serta adanya masalah saat melewati jalur lahir. Sedangkan pada anak-anak dan remaja, biasanya terjadi akibat faktor genetik.

 

Jika seseorang baru mengalami epilepsi saat usianya dewasa, biasanya disebabkan oleh beberapa masalah kesehatan tertentu, seperti stroke, infeksi pada otak, atau trauma pada kepala, seperti kecelakaan dan kepala terbentur benda keras.

Baca juga: Manfaat Senam Otak Bagi Kesehatan
 

Epilepsi pada Anak

Umumnya, anak yang mengalami epilepsi sudah menunjukkan beberapa gejala sebelum ia mengalami kejang. Namun gejalanya berbeda-beda, tergantung pada bagian otak yang bermasalah. Berikut beberapa gejala yang bisa dideteksi oleh orang tua:

  • Sering melamun sesaat ketika diajak bicara, dan kembali normal setelahnya.
  • Mengalami penurunan prestasi akibat melamun di kelas.
  • Sering mengecap sesaat dan kembali normal.
  • Step (kejang tiba-tiba pada bayi).
  • Beberapa kali mengalami kejang saat tertidur.

 

Karena anak belum bisa menceritakan apa yang ia rasakan, maka orang tua harus mengawasi perilaku anak. Ketika sudah terlihat beberapa gejala tersebut, sebaiknya segera bawa ke dokter. Anak yang terdiagnosis epilepsi biasanya diberikan obat untuk mengurangi gejalanya.

Baca juga: Kejang Pada Anak: Bagaimana Mengatasinya?

 

Pada anak yang sudah memasuki usia sekolah, orang tua harus selalu mengingatkan anak untuk minum obat. Ada beberapa hal yang bisa orang tua lakukan untuk membuat anak tetap mengonsumsi obatnya, antara lain:

 
  • Lakukan pendekatan

Orang tua bisa mengatakan bahwa ia tidak berbeda dengan teman-teman sebayanya. Anak yang menderita epilepsi cenderung rendah diri dan depresi. Maka dari itu, tumbuhkan kepercayaan dirinya dengan mendukung kegiatan dan aktivitas yang ia sukai.

 

Katakan juga kepadanya bahwa ia bisa berprestasi seperti teman-temannya. Jangan batasi ruang geraknya dan terlalu banyak melarang apa yang ingin ia lakukan. Banyak melarang justru akan membuatnya merasa berbeda dan lebih rentan mengalami depresi.

 

  • Jaga keselamatannya

Tidak membatasi ruang gerak anak memang bukan hal yang salah, tetapi orang tua juga harus menjaga keselamatan anak ketika melakukan aktivitas yang ringan hingga berat. Tidak ada yang pernah tahu kapan gejala kejang akan menyerang anak.

 

Karenanya, sebagai antisipasi, orang tua harus selalu hadir di sisi anak. Ketika orang tua sudah melihat anak mulai kelelahan, cobalah untuk menasihati kalau ia tidak boleh terlalu lelah, karena bisa menyebabkan dirinya mengalami kejang.

 

  • Jangan panik ketika anak kejang

Hal pertama yang harus orang tua lakukan adalah tidak panik ketika anak mengalami kejang. Umumnya, kejang tidak akan berlangsung lama atau lebih dari 5 menit. Pastikan anak dalam kondisi yang aman serta jauhkan dari benda-benda berbahaya yang bisa melukainya saat kejang terjadi.

 

Setelah kejang berakhir, anak akan mengalami rasa bingung dan ketakutan. Saat itulah orang tua bertugas untuk menenangkannya. Peluk si Kecil dan katakan kepadanya bahwa Mums akan selalu ada untuknya dan hibur dirinya.

 

Selain itu, ada pula kondisi yang dinamakan rolandik epilepsi pada anak. Rolandik epilepsi adalah kondisi epilepsi yang dialami anak usia 6–8 tahun. Ini akan hilang dengan sendirinya ketika ia dewasa. Saat orang tua melihat anak mulai kejang atau menunjukkan gejala epilepsi, segera bawa ke dokter. Saat dokter mendiagnosis bahwa kondisi tersebut termasuk dalam rolandik epilepsi, orang tua tidak perlu khawatir karena akan hilang dengan sendirinya.

Baca juga: Lakukan Penanganan Demam Berdarah Ini Pada Anak

 

Jika anak mengalami epilepsi biasa, dokter akan memberikan obat yang bisa membuat gejala epilepsi anak berkurang. Ingat untuk tidak banyak melarang apa yang ingin anak lakukan, karena bisa menurunkan rasa percaya dirinya. (AD/AS)