Saat ini gangguan tidur merupakan masalah yang sering dialami. Jika Kamu merasa sering mengalami gangguan tidur, sebaiknya jangan disepelekan. Gangguan tidur merupakan kelainan yang disebabkan adanya masalah pada pola tidur, contohnya seperti tidak bisa tidur, sering terbangun pada malam hari, atau ketidakmampuan untuk kembali tidur setelah terbangun.

 

Jenis-jenis gangguan tidur juga bisa terlihat lewat kebiasaan, seperti mendengkur, gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea), insomnia, narkolepsi, kelainan ritme sirkadian, dan hipersomnia. Adanya gangguan tidur dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatan, seperti kelelahan, merasa lemas, mudah marah, dan kesulitan berkonsentrasi. Buruknya dampak dari gangguan tidur juga dikuatkan dalam penelitian yang dilakukan baru-baru ini dengan ditemukan hubungan antara gangguan tidur dengan risiko stroke dan pemulihannya.

 

Peninjauan dari 29 penelitian yang telah dipublikasikan sebelumnya menemukan bahwa tidur terlalu sedikit, tidur terlalu lama, insomnia, dan gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea) berhubungan dengan stroke dan pemulihannya. Peneliti menyampaikan bahwa sleep apnea biasanya muncul sebelum stroke dan kemungkinan menjadi faktor risiko terjadinya stroke. Pasien dengan sleep apnea kemungkinan memiliki penyakit stroke yang lebih parah dibandingkan pasien stroke yang tidak memiliki sleep apnea. Gangguan tidur lain, seperti insomnia dan hipersomnia juga dapat menjadi faktor risiko stroke. Sulit tidur dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga ini dapat memicu atau meningkatkan risiko terjadinya stroke.

 

Tidur Punya Fungsi Penting

Selain meningkatkan risiko stroke, gangguan tidur juga dapat memengaruhi pasien yang sedang dalam pemulihan dari stroke. Tidur memiliki fungsi penting dalam kemampuan neuron atau sel otak untuk saling berhubungan. Ketika seseorang mengalami stroke, sel otaknya mengalami gangguan untuk saling berhubungan dan menyampaikan informasi.

 

Jika seseorang yang sedang dalam masa pemulihan dari stroke mengalami gangguan tidur, akan sulit untuk mengembalikan fungsi otak yang hilang akibat stroke. Hal ini karena ketika tidur seharusnya terjadi proses pemulihan terhadap koneksi antar sel otak, proses ini terhambat oleh adanya gangguan tidur. Menggunakan obat tidur bukan merupakan cara terbaik untuk menangani masalah tidur, karena dapat menimbulkan kecanduan terhadap obat tidur tersebut.

 

Jika mengalami gangguan tidur, sebaiknya Kamu menemui dokter spesialis gangguan tidur agar mendapatkan pengobatan yang sesuai. Semakin cepat gangguan tidur dikonsultasikan dan diatasi, akan semakin cepat mendeteksi dan mendiagnosis kemungkinan munculnya gejala stroke. Pengobatan dan cara agar dapat tidur tepat waktu dapat meningkatkan kualitas tidur, mengurangi risiko munculnya stroke, meningkatkan pemulihan dari stroke, dan dapat mengarah pada peningkatan kualitas hidup.

 

Gangguan tidur dapat memberikan efek yang buruk bagi kesehatanmu dan dapat mengarah pada masalah kesehatan yang lain. Oleh sebab itu, mulailah menjaga pola tidur, sehingga dapat memperoleh tidur yang berkualitas dan terhindar dari masalah kesehatan yang serius seperti stroke.