Epilepsi dalam istilah awam sering disebut ayan. Ditandai dengan serangan kejang berulang akibat gangguan aktivitas listrik di otak. Ada dua jenis kekejangan dalam epilepsi. Kejang umum jika seluruh otak terpengaruh dan kejang sebagian yang hanya memengaruhi satu bagian otak.

 

Serangan kejang pada penyandang epilepsi tidak selalu berat dan kelojotan. Kadang serangannya hanya ringan sehingga sulit dideteksi, dan hanya berlangsung hingga beberapa detik. Sementara itu, kejang yang lebih kuat bisa menyebabkan otot tidak terkontrol, dan bisa berlangsung hingga beberapa menit.

 

Ketika mengalami kejang yang kuat, penderita bisa mengalami kebingungan atau kehilangan kesadaran. Setelahnya, orang tersebut mungkin bisa tidak ingat apa yang sudah dialaminya. 

 

Nah epilepsi ini bisa terjadi pada anak maupun orang dewasa. Ada beberapa penyebab epilepsi atau kejang, diantaranya:

  • Demam tinggi
  • Trauma kepala
  • Gula darah yang terlalu rendah
  • Berhenti mengonsumsi alkohol setelah mengalami kecanduan

 

Epilepsi sebenarnya adalah gangguan saraf yang cukup umum. Penyakit ini menyerang sekitar 65 juta orang di dunia. Siapapun bisa mengalami epilepsi, namun kondisi ini lebih umum dialami anak-anak dan lansia. Epilepsi juga lebih sering menyerang pria ketimbang wanita.

 

Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan epilepsi, namun penyakit ini bisa dikontrol dengan obat-obatan dan strategi lain. Berikut penjelasan lengkap tentang apa itu epilepsi dan penyebab epilepsi!

 

Baca juga: Kejang Saat Tidur, Penyebab Kematian Bintang Disney Cameron Boyce

 

Gejala Epilepsi

Gejala utama epilepsi adalah kejang. Gejalanya beragam pada setiap orang, tergantung dari jenis kejang yang dialami.

 

1. Kejang Parsial

Gejala kejang parsial biasanya cukup ringan tanpa disertai kehilangan kesadaran. Serangan kejang bisa menyebabkan perubahan pada indera perasa, penciuman, penglihatan, pendengaran, dan sentuhan. Penderita juga merasakan pusing dan kesemutan atau kedutan pada salah satu bagian tubuh.

 

Namun kejang parsial juga bisa menjadi berat sampai menyebabkan kehilangan kesadaran secara total atau setengah saja. Tanda-tandanya antara lain penglihatan kosong, tidak responsif, dan melakukan gerakan tubuh yang berulang-ulang

 

2. Kejang Umum

Kejang umum memengaruhi seluruh fungsi otak. Ada enam jenis kejang umum, yaitu:

  • Kejang absans: menyebabkan Kamu menatap dengan tatapan kosong. Jenis kejang ini juga menyebabkan gerakan tubuh berulang kali, misalnya berkedip.
  • Kejang tonik: menyebabkan otot kaku
  • Kejang atonik: menyebabkan hilangnya kontrol otot dan bisa menyebabkan penderita jatuh secara tiba-tiba.
  • Kejang klonik: memiliki ciri khas pegerakan wajah, leher, dan tangan yang tersentak-sentak dan berulang kali.
  • Kejang mioklonik: menyebabkan kedutan yang secara tiba-tiba dan cepat pada tangan dan kaki.
  • Kejang tonik-klonik: memiliki gejala tubuh kaku, bergetar, kehilangan kontrol kandung kemih dan buang air besar, menggigit lidah, kehilangan kesadaran.

 

Setelah mengalami kekejangan, kemungkinan Kamu tidak akan ingat apa  yang terjadi atau merasa sedikit tidak enak badan selama beberapa jam.

 

Pemicu Kejang Epilepsi

Penyebab serangan kejang epilepsi sangat beragam, berbeda pada masing-masing penderita. Beberapa penyandang epilepsi mampu mengenali pemicu kejang sehingga bisa mengantisipasi datangnya serangan.

 

Berikut beberapa penyebab kejang yang paling umum misalnya kurang tidur, tengah sakit atau demam, cahaya yang sangat terang, pengaruh kafein, alkohol, dan obat tertentu, atau karena melewatkan waktu makan, terlalu banyak makan, atau suatu bahan makanan yang spesifik.

 

Mencari tahu pemicu atau penyebab kejang tidaklah mudah. Pasalnya, hal pemicu atau penyebab epilepsi ini bisa disebabkan oleh kombinasi banyak faktor.

 

Penyebab Epilepsi

Penyebab epilepsi sangat banyak. Namun 6 dari setiap 10 kasus epilepsi penyebabnya tidak diketahui. berikut ini adalah beberapa penyebab epilepsi yang sudah diteliti dan diketahui:

  • Cedera otak yang menimbulkan trauma
  • Bekas luka di otak setelah cedera otak
  • Penyakit serius atau demam yang sangat tinggi
  • Stroke, yang merupakan penyebab utama epilepsi pada orang berusia di atas 35 tahun
  • Penyaki vaskular lainnya
  • Kekurangan oksigen di otak
  • Tumor atau kista otak
  • Demensia atau penyakit Alzheimer
  • Penggunaan obat saat hamil, cedera saat hamil, malformasi otak, kekurangan oksigen saat lahir
  • Penyakit infeksi seperti AIDS dan meningitis
  • Gangguan genetik, saraf, atau perkemban otak
  • Riwayat keluarga dengan epilepsi. 

 

Baca juga: Kejang pada Anak, Apa Saja penyebabnya? 

 

Saat anak atau Kamu sendiri mengalami kejang di usia berapapun, segera periksakan ke dokter. Pasalnya, kejang bisa menjadi gejala masalah kesehatan serius. Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan dan gejala yang Kamu alami. Kemudian, baru ditentukan tes apa yang akan dilakukan.

 

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan saraf dan kemampuan motorik, serta fungsi mental. Untuk mendiagnosis epilepsi, perlu diperiksa kemungkinan sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan kejang.  Beberapa tes untuk mendeteksi epilepsi adalah tes darah, elektroensefalogram (EEG), CT scan, MRI, PET scan, 

 

Pengobatan Epilepsi

Epilepsi bukan penyakit kutukan. Dengan pengobatan yang benar, penyakit ini sangat bisa dikendalikan, meskipun ada beberapa kasus sulit yang harus ditangani dengan operasi.

 

Pengobatan yang diberikan sangat tergantung dengan tingkat keparahan gejala, kesehatan umum penyandangnya, dan respon terhadap pengobatan. Beberapa pilihan pengobatan epilepsi  meliputi:

- Obat-obatan anti-epilepsi: obat-obat ini bisa menurunkan jumlah kekambuhan epilepsi. Supaya efektif, obat ini harus dikonsumsi sesuai resep dokter.

- Stimulator saraf vagus: alat ini dimasukkan ke bawah kulit di bagian dada dan menstimulasi saraf yang melewati leher Kamu secara elektrik. Alat ini bisa mencegah epilepsi.

- Diet ketogenik: sebagian besar orang yang tidak memberi respon positif terhadap obat yang diberikan biasanya bisa memperoleh dampak positif dari diet tinggi lemak namun rendah karbohidrat ini.

- Operasi otak: bagian otak yang menyebabkan kejang bisa diangkat. (UH)

 

Baca juga: Kejang Demam, Bagaimana Mengatasinya?

 

Sumber:

Healthline. Everything You Need to Know About Epilepsy. 9 Januari 2017.
Epilepsy society. Ketogenic diet. April 2019.