Musim pancaroba berlangsung 2 kali selama setahun, yaitu pada bulan Maret dan April saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau, serta pada bulan September dan Oktober saat peralihan musim kemarau ke musim hujan.

 

Dilansir melalui livescience.com, perubahan temperatur, ungkap dr. Benjamin Kaplan, internal-medicine physician di Orlando Health, Florida, dapat membuat berbagai virus berkembang biak. Karenanya, baik itu ketika udara dingin, hujan deras, ataupun cuaca yang panas dan lembap, virus maupun alergi akan selalu hadir menginfeksi kita. Maka tidak heran setiap musim pancaroba datang, banyak yang mengeluh batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan.

 

Kok Jadi Mudah Sakit?

Ada banyak faktor mengapa Kamu mudah terserang penyakit di musim pancaroba. Apalagi jika daya imun sedang rendah, pola makan yang tidak sehat, serta kurang menjaga kebersihan, maka kesempatan Kamu untuk terinfeksi penyakit semakin tinggi. Mau tahu apa saja alasan Kamu gampang sakit? Cek, di bawah ini yuk!

 

1. Jika sering hujan, maka Kamu akan jarang terpapar sinar matahari. Kekurangan paparan sinar matahari akan menyebabkan Kamu mengalami defisiensi vitamin D, yang mengakibatkan sistem imun melemah. Bila mekanisme pertahanan tubuh bermasalah, seperti dikutip melalui thehealthsite.com, virus bisa bertahan hidup, tumbuh, serta berkembang biak di dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama.

 

Baca juga: Waspada ISPA di Musim Pancaroba

 

2. Udara yang kering dan dingin akan membuat saluran pernapasan kering serta mengiritasi tenggorokan dan paru-paru. Alhasil, terjadilah batuk. Bahkan, sebagian orang akan mengalami masalah pernapasan. Ini disebut juga dengan asma akibat cuaca dingin, yang bisa mengiritasi lapisan pada hidung dan tenggorokan, sehingga memicu batuk.

 

3. Saat cuaca panas, angin akan terasa panas dan Kamu mudah berkeringat. Kemungkinan alergi pernapasan dan infeksi pun akan meningkat, akibat partikel debu dan keringat. Ini akan memicu sakit tenggorokan dan batuk kering. Kamu juga bisa kesulitan bernapas, terutama di tempat yang ramai.

 

4. Batuk juga bisa dialami jika Kamu menghirup udara panas bercampur dengan polutan yang disebut ozone. Ozone akan menyerang fungsi paru-paru secara langsung, sehingga menyebabkan inflamasi pada lapisan pelindung paru-paru serta memicu asma. Batuk pun akan terasa sakit, karena dada dan tenggorokan terasa tidak nyaman secara konstan.

 

5. Batuk saat cuaca panas tidak akan hilang dengan mudah, karena itu merupakan reaksi natural dari perubahan cuaca yang terjadi. Sebagai contoh, ketika cuaca terasa dingin, Kamu akan membuat dirimu lebih hangat, istirahat lebih banyak, dan minum minuman hangat. Namun ketika cuaca sedang panas, Kamu akan minum minuman dingin, yang meningkatkan kemungkinan terinfeksi pilek dan memperparah GERD (gastroesophageal reflux disease), sehingga berujung mengalami batuk.

 

6. Cuaca hujan merupakan masa ketika penularan pilek terjadi amat cepat. Pilek akan disertai dengan sakit kepala dan sakit tenggorokan. Gejala lain yang bisa terjadi ialah hidung berlendir, kesulitan bernapas, dan batuk.

 

7. Saat hujan, orang-orang lebih rentan terkena pneumonia, khususnya mereka yang mengalami masalah paru-paru. Karena cuaca hujan yang tidak bisa diprediksi, banyak orang yang terkena hujan ketika sedang di perjalanan. Jadi, tidak heran jika pasien batuk dan pilek sangat meningkat selama cuaca hujan.

 

8. Saat ini, perubahan iklim yang ekstrem sudah terjadi hampir setiap hari. Alhasil, orang-orang dengan sistem imun yang sehat pun bisa berisiko mengalami infeksi pernapasan.

 

Baca juga: 8 Tips Menghindari Penyakit di Musim Pancaroba

 

9. Setelah hujan deras turun, terkadang iklim akan berubah menjadi sangat panas. Perubahan yang drastis ini menjadi faktor yang mencetuskan batuk akibat infeksi, alergi, dan masalah pernapasan.

 

10. Karena cuaca yang berubah-ubah, maka perhatikan pula suhu udara di dalam ruangan. Jika Kamu habis dari luar ruangan kala cuaca amat terik, kemudian Kamu masuk ke ruangan ber-AC yang sangat dingin, udara yang kering bisa langsung mencetuskan masalah pernapasan, sehingga mengakibatkan timbulnya batuk.

 

Batuk Tidak Boleh Menghambat Aktivitas

Selama musim pancaroba, Geng Sehat harus selalu menjaga badan agar terhindar dari penyakit. Pasalnya jika sudah batuk, tentu rasanya tidak mengenakkan ya, Gengs! Kamu jadi sulit tidur nyenyak, bangun dengan tidak semangat, dan kurang produktif dalam beraktivitas. Alhasil, kegiatan Kamu jadi terhambat.

 

Aiken Setiawan, atlet baseball yang turut mewakili Indonesia dalam Asian Games 2018 kemarin, selalu menjaga kondisi tubuh dengan cara tidur yang cukup, mengonsumsi suplemen, banyak minum air putih, dan menghindari makanan-makanan tertentu yang dapat mengakibatkan batuk dan pilek.

 

Meski begitu, latihan intens selama 6 bulan untuk persiapan Asian Games dan sempat menghadapi bulan puasa menjadi suatu tantangan tersendiri. Baginya, jika kondisi sudah kurang fit, serta mulai batuk dan radang tenggorokan, maka tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan harus segera disembuhkan.

 

“Terus terang, saya kurang suka langsung pergi ke dokter. Jadi, paling perbanyak istirahat dan minum obat batuk dulu. Dan untuk pemilihan obat, saya percaya dengan obat pilihan ibu saya,” ujar Aiken yang merupakan pelanggan HerbaKOF.

 

  

 

Mengonsumsi obat memang menjadi salah satu cara ampuh untuk meredakan batuk, menyembuhkan radang tenggorokan, serta melegakan pernapasan. HerbaKOF merupakan obat herbal asli buatan Indonesia yang sudah teruji keamanannya melalui uji toksikologi. Obat ini terbuat dari bahan herbal pilihan, seperti daun saga, mahkota dewa, jahe gajah, dan legundi. (AS/OCH)

 

Baca juga: Kunci Utama Kuatnya Daya Tahan Tubuh Saat Musim Pancaroba