Tidak bisa tidur, mudah marah, suasana hati naik turun adalah sebagian gejala yang dapat mengarah pada gangguan kecemasan atau depresi. Yang sering menimbulkan pertanyaan adalah: bagaimana membedakan gejala gangguan kecemasan dengan depresi yang bisa menjerumuskan seseorang pada kehidupan kelam dan gelap?

 

Dilansir dari womenhealthmag.com, psikolog Alison Ross, Ph.D. dari New York yang juga juru bicara American Psychological Association menjelaskan, ada kesamaan antara gangguan kecemasan dan depresi. Neurotransmitter atau pembawa pesan kimia di otak, termasuk serotonin dan dopamin, memainkan peran kunci dalam hadirnya depresi maupun rasa cemas. Maka pada kedua penderita gangguan mental ini, sering diberikan obat yang sama yaitu antidepresan.

 

Tetapi meskipun kecemasan dan depresi memiliki gejala, penyebab, dan bahkan perawatan yang sama, penting untuk memahami perbedaan antara keduanya. Biasanya meski gejala sama, ada perbedaan pemikiran, perasaan, dan perilaku.

 

Baca juga: Penderita Gangguan Kecemasan Ingin Kamu Mengetahui 12 Hal Ini

 

Coba ikuti kuis di bawah ini untuk memastikan apakah Kamu menderita gangguan kecemasan, depresi, atau keduanya. Jawab setiap pertanyaan dengan jujur, lalu hitung jawaban Kamu dan di bagian akhir Kamu dapat mengetahui skornya. Kuis ini bukan sarana diagnosis yang resmi, hanya untuk membantu Kamu sebelum mengunjungi psikolog atau psikiatri.

 

1. Kamu kerap merasa sedih sepanjang hari dan bisa tiba-tiba menangis.

  • Ya (A)

  • Tidak (C)

2. Kamu merasa tegang dan stres, dan takut dengan masa depan.

  • Ya (B)

  • Tidak (C)

3. Kamu sering merasa tidak ada gunanya untuk mencoba lagi (setelah mengalami kegagalan)

  • Ya (A)

  • Tidak (C)

4. Sangat sulit untuk berkonsentrasi atau relaks.

  • Ya (B)

  • Tidak (C)

5. Kamu mengalami perubahan nafsu makan (semakin besar atau justru berkurang) dan kamu mengalami kenaikan atau penurunan berat badan drastis dalam beberapa bulan terakhir.

  • Ya (A)

  • Tidak (C)

6. Kamu tidak bisa melupakan suatu kejadian (misalnya pemecatan oleh bos Kamu, ditinggalkan pasangan, tidak dihiraukan teman) secara terus menerus, selalu berulang-ulang di dalam   

    kepala.

  • Ya (B)

  • Tidak (C)

7. Kamu tidak tertarik pada hal-hal yang dulu Kamu sukai, misalnya memasak atau menghabiskan waktu bersama teman.

  • Ya (A)

  • Tidak (C)

 

Jika kebanyakan jawabanmu A dan C, bisa jadi Kamu menderita depresi.

Berikut ini adalah gejala umum yang terkait dengan depresi tetapi bukan merupakan gangguan kecemasan:

Sedih. Jika Kamu menderita depresi, gejala yang paling umum adalah perasaan tertekan sampai ke titik nol. Dari semua gejala, kesedihan adalah gejala yang paling menonjol.

Putus asa. Orang yang menderita depresi akan merasa putus asa sampai tidak melihat jalan keluar. Kadang solusinya adalah pikiran untuk bunuh diri.

Perubahan selera makan. Beberapa orang merespons depresi dengan peningkatan atau penurunan nafsu makan yang sangat besar, yang dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan 5-10 kilogram dalam sebulan.

Kehilangan minat pada hal-hal yang Kamu sukai. Penderita depresi tak lagi melakukan kegiatan yang membuat mereka bahagia. Hal ini karena mereka kehilangan motivasi.

Baca juga: OCD, Gangguan Psikologis Berawal dari Kecemasan

 

Jika jawabanmu kebanyakan B dan C, kamu mungkin mengalami gangguan kecemasan.

Berikut ini adalah gejala umum yang terkait dengan gangguan kecemasan tetapi bukan depresi:

Merasa stres, tegang, dan khawatir sepanjang waktu. Terus merenungkan apa yang akan terjadi di masa depan dan merasa sakit adalah gejala kecemasan paling utama. Kamu mungkin merasa terluka, ragu tentang kemampuan diri sendiri, dan tidak percaya diri tentang bagaimana kehidupanmu kelak.

Mempertanyakan segalanya. Penderita gangguan kecemasan suka menanyakan tentang diri sendiri, hubungan dengan pasangan bahkan apakah dunia baik-baik saja. Apa pun yang mereka lakukan, mereka panik karena takut melakukan kesalahan dan akan berujung pada kehilangan pekerjaannya. Penderita gangguan kecemasan bahkan sibuk memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentangnya.

Sulit berkonsentrasi atau santai. Jika Kamu menderita kecemasan, setiap kali mencoba untuk membaca buku, menonton TV, atau menikmati konser, pikiran Kamu akan terganggu. Misalnya membaca buku tentang sakit perut, Kamu sudah langsung cemas apakah Kamu menderita kanker usus.

Pikiran selalu berpacu dan teraduk-aduk. Kecemasan dapat berarti memiliki pikiran yang tidak pernah tenang. Pikiran selalu berulang-ulang, cepat, dan mengambil alih kendali hingga tidak mampu mengerjakan apapun.

Baca juga: 7 Gejala Depresi pada Wanita yang Tidak Kamu Duga

 

 

Jika jawabanmu lebih banyak C, Kamu tidak menderita depresi atau gangguan kecemasan.

Ingat, semua orang pernah menjalani masa-masa sulit. Wajar jika semua orang merasa sedih atau cemas. Sedih adalah bagian dari kehidupan manusia. Jadi seharusnya sedih tidak menimbulkan gangguan di kehidupan.

 

Dan jika jawabanmu lebih banyak C, Kamu mungkin mengalami gangguan kecemasan sekaligus depresi.

Perasaan cemas atau depresi menjadi masalah ketika sudah melumpuhkan aktivitas sehari-hari. Misalnya membuat Kamu tidak tidak pergi bekerja, bersekolah, merawat anak-anak, atau menjalani hidup. Dan gejala ini terjadi hampir setiap hari, selama minimal dua minggu.

Jika Kamu berpikir untuk mencari bantuan, bukan berarti Kamu sakit jiwa atau ada yang salah dengan Kamu. Hidup memang tidak mudah dan denganb mencari bantuan, Kamu belajar untuk mengelola perasaan sehingga Kamu dapat menikmati hidupmu. (AY)