Menawarkan anak permen atau es krim agar terbujuk memang sebuah trik penculikan lama. Namun nyatanya, masih saja ada korban yang jatuh. Yuk, segera lakukan ini agar si Kecil aman.

 

Hati-hati, Penculikan Anak Masih Marak!

Seorang anak berusia 4 tahun bernama Adriana Syahfitri, (AS) asal Cilegon, Banten, dilaporkan hilang diculik pada hari Senin (2/1) sekitar pukul 17.00 WIB. Menurut penjelasan pihak polisi, kronologi penculikan bermula ketika AS dan kakaknya, berinisial AB berusia 7 tahun, tiba-tiba dibujuk oleh orang yang tidak dikenal untuk dibelikan es krim di mal. 

 

AS dan AB tergiur dengan ajakan tersebut, lalu ikut bersama pelaku. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku mengajak AS dan AB untuk makan di warteg terdekat. Sesampainya di warteg, pelaku penculikan mengalihkan perhatian kakak korban. Pelaku menyuruh AB menjemput ibunya untuk makan bersama di warteg tersebut.

 

Karena masih polos, AB tak berpikir panjang dan menuruti perintah pelaku. AS ditinggal berdua dengan pelaku, sementara AB pergi menjemput ibunya. Saat AB dan ibunya sampai di warteg tersebut, AS dan pelaku sudah tidak ada di lokasi.

 

Kasus penculikan ini telah diusut oleh Polres Cilegon dengan menganalisis CCTV di area sekitar warteg dan Ramayana Mall Cilegon, juga memeriksa sejumlah saksi di lokasi kejadian. Pihak keluarga pun telah menyebarkan pengumuman penculikan AS di media sosial untuk mempercepat penemuan AS. Kita doakan saja semoga AS segera ditemukan dan dapat kembali ke pelukan keluarganya.

 

Baca juga: Mums, Yuk Kenali Dampak Buruk Perilaku Sedentari pada Anak 

 

 

 

Lindungi si Kecil dari Ancaman Penculikan!

“Jangan berbicara dengan orang asing" telah menjadi aturan bagi banyak orang tua dari generasi ke generasi. Namun terkadang, ada baiknya anak-anak berani berbicara dengan orang asing. Tujuannya supaya ia bisa menyelamatkan diri jika tersesat dan membutuhkan bantuan.

 

Oleh karena itu, daripada melarang keras anak agar tidak berbicara dengan orang asing, lebih baik mengajarinya kapan waktu yang tepat untuk berbicara dengan orang asing dan kapan tidak. Ajarkan kepadanya bahwa saat ia pergi bersama Mums atau Dads, tidak apa-apa untuk membalas sapaan serta berbicara dengan orang baru. Pasalnya, ada Mums atau Dads yang mengawasi situasi tersebut dan akan melindunginya.

 

Namun jika si Kecil sendirian dan didekati oleh orang asing, lain lagi ceritanya. Beri tahu kepadanya bahwa jika ada orang asing yang mendekati dan menawarkan tumpangan atau camilan (permen, es krim, mainan), atau meminta bantuan, misalnya membantu mencari alamat, ia harus menjauh, berteriak "Tidak!", dan segera tinggalkan area tersebut. Setelah itu, ingatkan si Kecil untuk memberi tahu Mums atau orang dewasa tepercaya lainnya, seperti guru atau pengasuh anak, apa yang terjadi. 

 

Hal yang sama berlaku jika seseorang — apakah orang asing, anggota keluarga, atau teman — meminta si Kecil untuk merahasiakannya, mencoba menyentuh area pribadinya, atau memintanya untuk menyentuh area pribadi orang tersebut.

 

Baca juga: Boleh Enggak Sih Anak-anak Pakai Kuteks?

 

Perlu diketahui juga, sebagian besar anak-anak cenderung waspada terhadap orang asing yang terlihat kejam atau tampak menakutkan. Kendati demikian, sebagian besar penganiaya dan penculik anak adalah orang-orang yang berpenampilan biasa dan kebanyakan terlihat ramah, aman, dan menarik bagi anak-anak. Jadi, daripada menilai seseorang dari penampilannya, ajari anak untuk menilai orang dari tindakannya.

 

Penting juga mendorong anak-anak untuk mempercayai instingnya sendiri. Ajari ia jika seseorang membuatnya merasa tidak nyaman atau ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, ia harus segera pergi.

 

Sementara itu, apa yang terjadi jika anak sendirian dan perlu mendekati orang asing untuk meminta bantuan? Ada beberapa trik yang bisa Mums ajarkan kepadanya, yaitu:

  • Cari orang berseragam, seperti polisi, satpam, atau pegawai toko. Jika tidak ada orang berseragam, carilah kakek-nenek, wanita, dan orang-orang dengan anak-anak yang mungkin bisa membantu. 
  • Sekali lagi, ingatkan anak untuk mengikuti nalurinya. Jika ia merasa tidak nyaman, maka suruh ia menjauh dari orang tersebut.

 

Kita semua sadar tidak mungkin melindungi anak-anak dari orang asing setiap saat. Namun, sangat mungkin untuk mengajari anak tentang perilaku yang tepat dan apa yang harus dilakukan jika seseorang melewati batas. Kiat-kiat inilah yang dapat membantu anak tetap aman saat ia bepergian. (AS) 

 

Baca juga: Anak Tidak Bisa Diam, Bisa Jadi Tanda Sindrom Kaki Gelisah!

 

Referensi

Kumparan. Anak Diculik di Cilegon 

Kids Health. How toTeach Kids to Be Smart About Strangers