Anak tak bisa diam, jelas bukan karena ia nakal, melainkan karena sedang bereksplorasi dengan dunia yang menarik perhatiannya. Tapi, normal enggak ya, kalau si Kecil senang jungkir balik? Intip pembahasannya di sini, yuk!

 

Kenapa ya, Anak-anak Suka Jungkir Balik?

Pernahkah Mums memerhatikan bagaimana balita terkadang suka melihat dunia dari sudut yang sangat aneh? Hal ini bisa dilihat dari betapa senangnya ia saat diangkat tinggi-tinggi ke udara atau diayun. Mums mungkin juga sering menemukan ia melakukan pose yoga, menunduk dan mengintip dari kedua kakinya, ataupun menggantung terbalik di sofa untuk menonton TV. 

 

Memang terlihat janggal, namun faktanya itulah yang dilakukan anak-anak untuk memahami dunianya. Dan untunglah, secara umum tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena, balita perlu bereksperimen untuk menemukan seperti apa dunia dari sudut pandang yang berbeda.

 

Hal ini disebut sebagai skema orientasi. Secara definisi, skema adalah pola perilaku berulang yang memungkinkan anak untuk mengeksplorasi ide dan pikiran. Skema membantu anak-anak mengekspresikan pemikirannya, serta menjadi cara melihat sesuatu dari sudut pandang serta perspektif yang berbeda.

 

Skema juga sering digambarkan sebagai daya tarik anak-anak dengan banyak jenis yang berbeda. Terkadang kegiatan yang disukai anak-anak dengan skema tertentu, tampak sedikit aneh atau bahkan menjengkelkan bagi orang dewasa. Tetapi bagi anak-anak, sebenarnya merupakan langkah penting untuk memahami tentang dunia dan dirinya sendiri.

 

Setiap anak berbeda, dan beberapa mungkin menampilkan lebih dari satu skema, sementara yang lain tidak menunjukkan sama sekali. Skema dapat diamati, diidentifikasi, dan dipahami oleh orang tua, sehingga memberi gambaran yang lebih baik tentang minat dan cara berpikir setiap anak.

 

Ada berbagai jenis skema yang bisa ditemukan pada pola perilaku anak. Berikut adalah beberapa yang paling umum:

1. Lintasan: 

  • Membuat garis khayal dengan memanjat, lalu melompat ke bawah.
  • Menjatuhkan barang dari atas.

2. Positioning (Penentuan posisi): Menyusun benda dan menempatkannya dalam kelompok.

 

3. Enveloping (Membungkus): 

  • Anak senang membungkus dirinya sendiri atau sebuah objek. 
  • Bisa juga ia senang menempatkan suatu barang ke dalam wadah.

 

4. Rotating (Berputar):

  • Menikmati benda yang berputar-putar.
  • Suka berlari-lari berputar-putar ataupun diayun-ayun.

 

5. Enclosing: Menambahkan batas ke area bermainnya atau memberi bingkai (border) ke dalam sebuah gambar.

 

6. Transporting

  • Membawa atau memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. 
  • Bisa pula ia senang membawa barang-barang dalam wadah atau tas.

 

7. Connecting (Menghubungkan): Senang memasang dan membongkar, membangun, atau menggabungkan barang-barang dengan selotip atau lem.

 

8. Transforming: Mengulik perubahan suatu zat, seperti mengubah benda padat ke cair, atau sebaliknya.

 

9. Orientation (Orientasi): Minat untuk memposisikan diri atau objek di tempat atau posisi yang berbeda, misalnya terbalik atau miring.

 

 

 

Baca juga: Anak Selalu Ketakutan Setiap Potong Rambut? Ini Triknya

 

 

 

 

 

Apa Manfaatnya?

Sudah jelas, perilaku si Kecil suka berjungkir balik bukanlah sebuah hal yang perlu dikhawatirkan. Bahkan, ia sebenarnya sedang mengembangkan keterampilan hidup yang penting ketika menempatkan dirinya dalam posisi unik ini. Maka dari itu, penting untuk memberi anak kebebasan mengeksplorasi dan bereksperimen. 

 

Dari pola perilaku skema orientasi ini, ia bisa membangun kepercayaan diri dan keterampilan kemampuan fisik, lho. Dan seiring bertambahnya usia, akan membantu anak dalam banyak cara yang berbeda. Antara lain:

  • Mempelajari berbagai keterampilan

Anak-anak dengan perspektif yang baik cenderung memiliki keterampilan fisik yang lebih kuat di kemudian hari. Keterampilan itu seperti mengantisipasi gerakan pemain lain dalam permainan olahraga, menghindari dan mengatasi, kesadaran tentang ruang atau tempat (spasial), bergerak dengan keterampilan dan koordinasi, serta mendaki dan menyeimbangkan. 

 

 

Baca juga: Kenali Defisiensi Nutrisi yang Rentan Dialami Anak-anak, Apa Dampaknya?

 

 

 

  • Meningkatkan fungsi kognitif

Telah ditemukan dalam penelitian bahwa skema terkait dengan pengembangan dan penguatan struktur kognitif (proses mental dasar yang digunakan orang untuk memahami informasi) di otak. Dengan skema, anak-anak mampu memerankan pengalaman dan mengambil risiko, serta menguji dan berbicara tentang apa yang telah ia ketahui dan dapat ia lakukan. 

 

  • Bermain sambil belajar 

Ketika anak-anak bermain dengan konsep atau ide yang ia ketahui dengan baik, ia sekaligus membangun pengetahuan yang kemudian dapat diterapkan pada berbagai pengalaman dan aktivitas baru. Dengan cara ini, skema yang ia kuasai terus diperkuat melalui eksplorasi aktif, keterlibatan, pemikiran, dan penyelidikan. Dengan kata lain, si Kecil mungkin terlihat lagi berjumpalitan, namun sebenarnya ia sedang belajar banyak hal.

 

Lalu, bagaimana mendukung perilaku si Kecil jika memiliki skema orientasi yang membuatnya senang berjungkir balik? Meskipun mungkin tampak aneh, mendukung si Kecil bermain dengan gayanya sendiri, adalah bentuk dukungan Mums agar ia bisa bereksperimen dan menjelajahi dunianya dengan maksimal. Beberapa hal yang bisa Mums lakukan antara lain:

  • Pegang tangannya saat ia naik ke atas bangku.
  • Beri ia kebebasan untuk menaiki dan menuruni tangga dengan aman. Tentu saja tak lepas dari pengawasan Mums atau orang dewasa lainnya.
  • Ajak ia merangkak melalui terowongan.
  • Bawa si Kecil bermain ke taman bermain.

 

Anak dengan skema orientasi umumnya sangat aktif dan enerjik. Ia terlihat tak pernah lelah dan selalu ingin bergerak. Maka, memberinya ruang untuk banyak bermain dan bereksplorasi, adalah pilihan terbaik agar ia berkembang dengan baik, sekaligus tak mudah bosan. (IS)

 

 

Baca juga: 10 Hal yang Anak Ajarkan kepada Orang Tua

 

 

 

Referensi:

Romper. Toddler Stand On Heads

Pacey. Schemas

Education. Children Development

Early Learning Impact. Toddler Upside Down