Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang paling tinggi di seluruh dunia. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), sebuah organisasi independen yang termasuk bagian dari University of Washington, kanker darah jenis leukemia termasuk ke dalam 10 jenis kanker yang paling mematikan di Indonesia.

 

Menurut WebMD, lebih dari 171.000 orang didiagnosis menderita kanker darah pada tahun 2016. Selama ini, kanker darah identik dengan leukemia dan banyak diderita oleh anak-anak. Faktanya, jenis kanker darah bukan hanya leukemia dan juga bisa menyerang golongan orang tua lho, Gengs!

 

Sebagian besar sel darah baru diproduksi di sumsum tulang. Dalam sumsum tulang, 3 komponen darah, yakni sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit telah mempunyai tugas dan ruangnya masing-masing. Jika terjadi pembentukan salah satu sel darah yang abnormal, maka akan berdampak pada sel lainnya. Alhasill, akan menyebabkan kelainan pada darah dalam tubuh, salah satunya adalah kanker darah.

Baca juga: 10 Tes Darah yang Wajib Dilakukan untuk Mengetahui Kesehatan Tubuh

 

Jenis-jenis Kanker Darah

Kanker darah sendiri memiliki beragam jenis lho, Gengs. Kanker darah dibedakan berdasarkan jenis sel yang abnormal, yaitu sel darah merah atau sel darah putih. Tipe kanker darah juga dibedakan berdasarkan kecepatan penyebarannya.

 

Berdasarkan Jenis Sel

1. Sel darah putih

Biasanya kanker darah identik dengan leukemia, yakni kondisi jumlah sel darah putih dihasilkan oleh tubuh secara berlebihan. Selain leukemia, ada juga kelainan darah lain yang tidak tergolong ganas, namun dapat menyebabkan kematian. Gangguan ini dinamakan Myelodysplastic Syndrome (MDS).

 

“MDS merupakan gangguan pembentukan sel darah putih di sumsum tulang. MDS juga disebut dengan praleukemia,” terang DR. dr. Andhika Rachman, Sp. PD-KHOM, FINASIM., saat ditemui Guesehat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana.

 

Dokter Andhika juga menjelaskan, pada tahap berikutnya MDS ini dapat berubah menjadi leukemia. Kebanyakan kasus MDS menyerang orang tua atau usia di atas 65 tahun. Namun, saat ini tren tersebut mulai bergeser ke usia 40-an.

 

2. Sel darah merah

Tahukah Gengs kalau kanker sel darah merah pada umumnya tidak seganas yang terjadi pada sel darah putih? Kondisi yang terjadi yakni sel darah merah akan berubah dalam ukuran atau kadar yang abnormal, sehingga tidak sesuai dengan yang seharusnya, misalnya Polisitemia vera.

 

“Polisitemia vera biasanya diketahui setelah orang tersebut (pasien) menderita stroke. Tubuh rusak bukan karena sel darah merah menyebar ke berbagai area, tapi karena sel darah merah itu ukurannya besar-besar lalu terjadi penyumbatan. Sumbatan tersebut yang menyebabkan stroke,” tutur dr. Andhika yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

 

Berdasarkan Kecepatan Perkembangannya

1. Akut

Pada kanker darah akut, proses perkembangan dan penyebaran dari sel kanker berlangsung dengan cepat. Jenis kanker ini harus ditangani dengan segera. Sebab jika tidak segera diobati, dapat sangat membahayakan nyawa pasien karena asupan oksigen dan kekebalan tubuh dapat menurun.

 

2. Kronis

Sesuai namanya, kanker darah kronis berkembang secara perlahan-lahan dalam waktu yang panjang. Biasanya kanker jenis ini tidak seberat kanker darah akut, karena sel-sel darah putih lebih matang dan masih bisa berfungsi dengan baik untuk beberapa saat.

 

Geng Sehat, ternyata kanker darah tidak digolongkan berdasarkan stadium, lho. Biasanya, tingkatan masa penyakit ini diberikan kepada jenis tumor atau kanker yang padat, misal kanker paru-paru. Pada kanker darah, tidak mungkin dilakukan staging stadium karena darah berada di seluruh tubuh. Yang dilihat adalah jenis sel yang diserang, lalu ditentukan akut atau kronik, kemudian diklasifikasikan ke tipe apa.

Baca juga: Mengapa Kanker yang Ditanyakan Sembuh Bisa Kambuh Kembali?

 

Gejala Kanker Darah

Gejala yang timbul pada kanker darah hampir tidak jauh berbeda seperti kanker jenis lain. Gejalanya yaitu:

  • Nafsu makan berkurang.
  • Semakin kurus, biasanya berat badan menurun sampai 10 persen dari berat badan awal.
  • Semakin pucat.
  • Mengalami cancer fever, yakni biasanya pada sore hari pasien sering merasa meriang layaknya flu. Suhu tubuh berkisar 37,2°C sampai 38°C.
  • Pada penderita limfoma, gejala dapat disertai dengan gatal-gatal. Selain itu, pada pasien dengan leukemia akut, gejala di atas biasanya juga disertai dengan gusi yang bertambah besar dan menonjol, serta terasa sakit.
  • Sel darah putih yang menekan sel darah merah dan trombosit juga dapat membuat gusi atau gigi sering berdarah, sering mimisan, muntah darah, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan manifestasi sel darah. Ada pula kasus yang disertai dengan limpa yang membesar.

 

Metode Pengobatan untuk Kanker Darah

  1. Induksi.
  2. Konsolidasi.
  3. Maintenance.

 

Ada beberapa jenis obat-obatan yang dipakai beserta tahapannya. Setelah pasien selesai menjalankan tahapan tersebut, akan dilakukan evaluasi dengan melakukan Bone Marrow Puncture (BMP). BMP adalah pemeriksaan sumsum tulang  belakang dengan cara mengambil sedikit sampel sumsum tulang, untuk mengetahui masih ada atau tidaknya sel kanker.

 

Metode pengobatan di atas umumnya dapat diterapkan pada semua jenis kanker darah. Namun, akan ada perbedaan antara pasien dewasa dan anak-anak. Perbedaan tersebut terletak dari jumlah obat dan variasi komposisi obat yang diberikan. Untuk jenis pengobatan yang diberikan kepada pasien, tentunya dilakukan setelah pemeriksaan secara detail, dari mulai wawancara medis sampai pemeriksaan fisik.

 

Seperti yang Geng Sehat tahu, kanker tidak mengenal usia. Dari mulai anak-anak sampai orang tua pun bisa menderita kanker. Oleh sebab itu, penting sekali untuk melakukan deteksi dini dan melakukan pencegahan, supaya Kamu bisa mengurangi risiko terkena kanker.

 

“Hidup sehat, hindari pola makan berisiko, yaitu jauhi pengawet, pewarna, dan junk food, olahraga, serta hindari stres. Kita perlu tahu makanan apa yang kita makan. Enak tuh bukan cuma di mulut, tapi juga di seluruh badan,” saran dr. Andhika.

Baca juga: Cegah Kanker dengan Pola Hidup Sehat