Tanggal 17 Mei merupakan Hari Hipertensi Dunia yang ditetapkan oleh World Hypertension League (WHL). Tujuan peringatan hari hipertensi adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya komplikasi penyakit hipertensi. Saat ini hipertensi masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia, karena berkaitan dengan berbagai komplikasi mulai dari penyakit jantung dan stroke, atau penyakit ginjal kronis.

 

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis tahun 2019, hipertensi menyerang kurang lebih 1,13 miliar masyarakat dunia dan menjadi penyebab utama kematian dini pada pasien.

 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penderita hipertensi tertinggi secara global. Menurut Riskesdas 2018, 1 dari 3 orang di Indonesia memiliki tekanan darah tinggi. Sekitar 36,7% kematian di Indonesia pada tahun 2017 diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular.

 

Jumlah penderita hipertensi terus meningkat akibat populasi lanjut usia di seluruh dunia yang meningkat. Hipertensi kadang disertai dengan kondisi lain yang tidak kalah berbahaya, yaitu dislipidemia atau kelainan lemak darah. Biasanya ditandai dengan kadar LDL (lemak jahat) tinggi.

 

Baca juga: Penderita Hipertensi, Selalu Cek Kondisi Jantung Saat Berolahraga

 

Kombinasi Berbahaya Hipertensi dan Kolesterol Tinggi

Menurut laporan Dyslipidemia Fact Sheets in Korea (2020), jumlah proporsi pasien dengan kadar kolesterol LDL tinggi diperkirakan mencapai 68,3% atau lebih di negara tersebut. Secara terpisah, laporan Korea Hypertension Fact Sheet 2020 yang dirilis oleh Korean Society of Hypertension menyebutkan hanya 53,8% pasien hipertensi yang menjalankan pengobatan dislipidemia secara bersamaan.

 

Dari jumlah tersebut, diperkirakan sekitar 15% penderita hipertensi tidak mendapatkan pengobatan meskipun perlu dirawat akibat dislipidemia. Hipertensi dan dislipidemia semakin meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti stroke dan infark miokard (serangan jantung).

 

Menurut analisis yang dilakukan oleh tim peneliti Cambridge University di Inggris terhadap 439.000 orang, menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol LDL tinggi bersamaan merupakan cara jitu untuk mengurangi risiko dan kematian akibat penyakit jantung.

 

Baca juga: Kepatuhan Minum Obat Penting untuk Penderita Hipertensi dan Kolesterol Tinggi

 

Obat Kombinasi untuk Mengobati Hipertensi dan Kolesterol Tinggi

Dengan tingkat hipertensi dan dislipidemia serta kebutuhan pengobatan yang semakin tinggi, banyak perusahaan farmasi yang terus mengembangkan berbagai pengobatan baru karena penyakit dislipidemia masih cenderung tidak tertangani dengan baik.

 

Salah satunya dengan mengembangkan kombinasi obat antihipertensi dan kolesterol dalam satu tablet/kapsul, agar pasien tidak perlu minum dua obat. Dampak jangka panjangnya adalah meningkatkan kepatuhan minum obat.

 

Obat kombinasi mengandung beberapa bahan dalam satu formulasi sehingga mengurangi jumlah obat yang harus dikonsumsi oleh pasien dan meningkatkan kepuasan pasien.

 

Studi menunjukkan bahwa kepatuhan pasien meningkat 36% saat diberikan obat kombinasi dibandingkan dengan minum obat yang berbeda-beda. Kombinasi obat hipertensi dan dislipidemia dalam satu tablet secara signifikan mengurangi kadar kolesterol LDL dan tekanan darah sistolik (SBP).

 

Salah satu obat kombinasi yang sudah dikembangkan untuk mengatasi hipertensi dan dislipidemia adalah kombinasi olmesartan dan rosuvastatin. Olmesartan adalah obat hipertensi golongan ARB, sedangkan rosuvastatin adalah obat golongan statin. Keduanya dikenal sebagai obat antihipertensi dan antikolesterol yang poten.

 

Kombinasi keduanya sudah melalui uji klinis, dan dilakukan di Korea oleh pembuatnya yakni Daewoong Pharmaceutical. Hasil uji klinis yang dilakukan terhadap pasien hipertensi dan dislipidemia menunjukkan, pasien yang mengonsumsi kombinasi obat ini mengalami tingkat penurunan tekanan darah dan kolesterol yang sama dengan pasien yang mengonsumsi obat secara terpisah.

 

Tingkat keamanan pun tidak berbeda. Pada November tahun lalu, hasil penelitian ini dipublikasikan di American Journal of Therapeutics. Sengho Jeon, CEO Daewoong Pharmaceutical, mengatakan, "Kombinasi olmesartan dan rosuvastatin dikembangkan dengan teknologi yang sudah dipatenkan. Obat ini memiliki tingkat kemanjuran dan keamanan yang tinggi.”

 

Baca juga: Hati-hati, 5 Penyakit Akibat Kolesterol Tinggi Ini Selalu Mengintai!