Hati-hati, kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak dan jarang berolahraga dapat meningkatkan kadar kolesterol Kamu. Terlebih di masa pandemi ini, pola makan bisa jadi berubah di mana Kamu lebih sering jajan secara online makanan yang berlemak atau minuman manis.

 

Tanpa sadar berat badan bertambah dan kadar kolesterol Kamu naik cukup signifikan. Waduh, apa yang harus dilakukan saat kadar kolesterol naik?

 

Baca juga: Makan Telur Setiap Hari Tenyata Aman untuk Kadar Kolesterol!

 

Penyebab Kadar Kolesterol Naik

Selama periode #dirumahaja, kebanyakan orang tidak memperhatikan pola makan dan kurang aktivitas fisik. Hal ini disinyalir menjadi penyebab utama kenaikan berat badan dan kadar koleasterol. Bahayanya ketika kadar kolesterol naik, biasanya tidak ada gejalanya.

 

Risiko terjadinya kejadian yang fatal pun semakin meningkat. Maka itu, seperti dijelaskan dr. Franciscus Ari, Sp.PD selaku dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Pondok Indah – Bintaro Jaya, pemeriksaan berkala komponen lemak darah atau profil lipid menjadi hal yang penting untuk tetap dilakukan di masa pandemi ini.

 

Beberapa komponen lemak darah akan diperiksa di laboratorium ketika Kamu melakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah, yaitu kadar kolesterol total, kolesterol low-density lipoprotein (LDL, yang biasa disebut sebagai kolesterol “jahat”), kolesterol high density lipoprotein (HDL, biasa dikenal dengan kolesterol “baik”), serta trigliserida.

 

"Gangguan metabolisme lemak darah ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida; serta penurunan kadar HDL. Pemeriksaan berkala ini menjadi penting, karena adanya hubungan antara gangguan metabolisme lemak darah tersebut dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung koroner dan stroke," jelas dr Ari.

 

Gangguan metabolisme lemak darah dapat disebabkan oleh gaya hidup, adanya penyakit lain yang memicu kenaikan kadar lemak darah, seperti penyakit hormon tiroid, gangguan ginjal, diabetes melitus, atau karena faktor genetik (keturunan).

 

Maka, jika Kamu memiliki orangtua dan keluarga dengan kadar kolesterol yang tidak normal, sebaiknya ajak juga untuk memeriksakan kadar kolesterol darah secara berkala.

 

Baca juga: Siapa Bilang Usia Muda Nggak Bisa Kena Kolesterol Tinggi?

 

Lakukan Ini Jika Kolesterol Tinggi

Salah satu faktor penyebab kadar kolesterol tidak normal yang dapat dimodifikasi adalah gaya hidup. Jika kolesterol Kamu tinggi, maka mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat sangat disarankan. Kamu dapat melakukan beberapa hal berikut ini:

 

1. Aktivitas fisik atau olahraga

Aktivitas fisik yang disarankan meliputi program latihan yang mencakup setidaknya 30 menit dalam 4 sampai 6 kali seminggu. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda statis, ataupun berenang

 

2. Terapi nutrisi medis

Kamu disarankan mengonsumsi diet rendah kalori yang terdiri dari buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak

 

3. Berhenti merokok

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa merokok memiliki efek negatif pada kadar HDL dan rasio LDL/HDL. Berhenti merokok minimal 30 hari dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan

 

4. Mengurangi asupan alkohol

Mengurangi asupan alkohol dapat membantu menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar HDL.

 

Baca juga: Ayo Konsumsi Sayur dan Buah Penurun Kolesterol Berikut!

 

Berapa Target Kolesterol yang Sehat?

Menurut dr Ari, penentuan target kolesterol untuk memperbaiki kadar lemak darah akan berbeda dengan orang lainnya. Target kadar kolesterol ditentukan oleh ada atau tidaknya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah yang Kamu miliki.

 

"Pada kelompok orang tertentu, perubahan gaya hidup mungkin saja cukup untuk memperbaiki kadar lemak darah. Sedangkan pada kelompok lain, diperlukan terapi penanganan dengan bantuan obat-obatan," jelasnya.

 

Dokter akan meresepkan obat kolesterol yang sesuai dengan kondisi lemak darah, karena masing-masing obat memiliki cara kerja berbeda. Sebagian besar obat kolesterol memiliki target pada penurunan kadar LDL, dan sebagian lain pada penurunan kadar trigliserida, dan peningkatan kadar HDL. Untuk itu, diperlukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan terapi yang tepat untuk kondisimu.

 

Mulailah memeriksa kadar lemak darah di usia 40 tahun. Pemeriksaan juga mulai dapat dilakukan pada usia lebih muda, bila Kamu memiliki faktor risiko penyakit darah tinggi, diabetes, obesitas, dan atau kebiasaan merokok.

 

Pemeriksaan rutin diperlukan untuk memantau kadar lemak darah secara berkala, baik pada hasil kolesterol yang tinggi ataupun normal sekalipun. Pada gangguan metabolisme kolesterol membutuhkan pemeriksaan yang lebih sering, umumnya setiap dua sampai tiga bulan sekali.

 

Memiliki tubuh sehat hingga lanjut usia adalah dambaan semua orang. Jalani pola hidup sehat, hindari makanan berlemak, dan konsumsi obat yang dianjurkan dokter secara teratur untuk menghindarkan Kamu dari jeratan kolesterol.

 

Jangan lupa untuk selalu mengonsumsi obat-obatan rutin dan tetap melakukan pemeriksaan berkala profil lipid Anda. Beberapa rumah sakit kini sudah menyediakan layanan drive-thru untuk pemeriksaan laboratorium. Jadi Kamu dapat mengecek kadar kolesterol agar kondisi Kamu tetap sehat selama masa pandemi ini.

 

Baca juga: Prosedur Tes Kolesterol, Mudah dan Cepat!

 

 

 

Sumber:

Siaran Pers Rumah Sakit Pondok Indah, Diterima 13 Juni 2020