Mungkin Kamu sering menggemeretakkan atau menekan gigi tanpa sadar, terutama saat tidur. Dalam istilah medis, kebiasaan tersebut disebut bruxism. Pada umumnya, bruxism tidak berbahaya. Namun, kalau dilakukan terlalu sering, hal tersebut bisa merusak gigi dan menyebabkan komplikasi masalah oral lainnya.

 

Dilansir dari WebMD, menggemeretakkan gigi bisa disebabkan oleh stres dan kekhawatiran. Tapi pada umumnya, aktivitas ini terjadi saat tidur, ketika seseorang baru mencabut gigi atau memiliki gigi bengkok. Bruxism juga bisa disebabkan oleh gangguan tidur seperti sleep apnea.

 

 Baca juga: Masalah Ketika Gigi Geraham Tumbuh

 

 

Karena menggemeretakkan gigi sering terjadi saat tidur, kebanyakan orang tidak sadar ketika hal itu terjadi. Tapi, Kamu bisa mengetahuinya lewat sejumlah gejala yang dirasakan setelah bangun tidur. Gejala bruxism yang paling umum adalah sakit kepala atau sakit rahang ketika Kamu bangun tidur.

 

Kalau Kamu curiga sering menggemeretakkan gigi saat tidur, konsultasikan dengan dokter. Biasanya ia akan memeriksa mulut dan rahang Kamu untuk mendeteksi pertanda bruxism.

 

Kenapa Menggemeretakkan Gigi Berbahaya?

Pada beberapa kasus kronis, menggemeretakkan gigi bisa menyebabkan gigi retak hingga bolong. Kebiasaan menggemeretakkan gigi yang parah juga bisa menyebabkan gigi berlubang hingga tinggal akarnya. Kalau hal itu terjadi, maka dokter bisa mengganti semua atau setengah bagian gigi dengan gigi palsu. Biasanya sudahpasti mahal. 

 

Tidak hanya itu, menggemeretakkan gigi dengan kuat dan terus menerus juga bisa memengaruhi bentuk rahang. Bahkan dalam beberapa kasus, penampilan luar seseorang bisa berubah akibat perubahan bentuk rahang tersebut.

 

 

Bisakah Kebiasaan Menggemeretakkan Gigi Dihilangkan?

Biasanya, dokter gigi akan memberikan pasien mouth guard yang merupakan sebuah alat untuk pelindung gigi, untuk mencegah gemeretak gigi saat tidur. Kalau penyebab Kamu menggemeretakkan gigi adalah stres, konsultasikan ke dokter cara meredakan stres. Kalau penyebabnya adalah gangguan tidur, mengobati gangguannya juga akan menghentikan kebiasaan menggemeretakkan gigi.

 

Baca juga: Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut

Kamu juga dapat mencoba tips berikut untuk mengurangi kebiasaan bruxism: 

  • Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti cokelat dan kopi.
  • Hindari alkohol. Risiko menggemeretakkan gigi meningkat setelah mengonsumsi alkohol.
  • Jangan menggigit pensil, pulpen, atau hal lain selain makanan. Hindari mengunyah permen karet juga karena cenderung membiasakan otot rahang untuk menekan. Hal tersebut meningkatkan risiko kebiasaan menggemeretakkan gigi.
  • Biasakan diri untuk tidak menggemeretakkan gigi. Caranya, Kamu bisa sediki menggigit ujung lidah selama beberapa saat setiap hari. Hal ini bisa membiasakan otot rahang untuk rileks.

 

Apa Anak-Anak Bisa Menggemeretakkan Gigi?

Ternyata, masalah ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 15%-33% menggemeretakkan gigi mereka. Biasanya, anak memulai kebiasaan tersebut ketika giginya sudah mulai tumbuh dan jika gigi permanennya mulai tumbuh. Biasanya, kebiasaan tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika gigi anak sudah tumbuh agak lebih sempurna.

 

Pada kebanyakan kasus, anak-anak menggemeretakkan gigi mereka saat sedang tidur. Kalau anak Kamu mengalaminya, periksakan ke dokter dan tanyakan solusinya. Pastikan juga anak memenuhi kebutuhan cairannya. Pasalnya, menurut penelitian, dehidrasi bisa meningkatkan risiko kebiasaan menggemeretakkan gigi.

 

Baca juga: Mencegah Plak Gigi 
 

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, menggemeretakkan gigi bisa membahayakan kesehatan oral jika terlalu sering dilakukan. Untuk mencegah dan menghentikan kebiasaan tersebut, Kamu bisa mengikuti tips-tips di atas! (UH/AY)