Saat tidur, sering kali seseorang tidak akan menyadari apa yang terjadi. Termasuk ketika ia mengalami gangguan tidur seperti sleep apnea. Sleep apnea atau apnea tidur merupakan salah satu gangguan serius pada pernapasan. Saluran udara akan terhambat akibat dinding tenggorokan mengendur dan menyempit.

 

Sleep apnea bisa berdampak fatal, hingga mengakibatkan kematian. Dalam penelitian Indonesian Society of Sleep Medicine, setidaknya 20% warga Jakarta mengidap masalah ini. Meski termasuk kondisi serius, kebanyakan orang kurang peduli terhadap sleep apnea. Mereka masih menyamakan kondisi ini dengan kebiasaan mendengkur biasa. Berikut beberapa mitos dan fakta seputar sleep apnea!

Baca juga: Mendengkur dan Sleep Apnea

 

Sleep apnea hanya mendengkur biasa

Mitos! Mendengkur memang salah satu gangguan tidur. Namun, mendengkur dan sleep apnea merupakan hal yang berbeda. Saat seseorang mengalami sleep apnea, napasnya akan terhenti hingga 400 kali dalam semalam. Jeda ini biasanya berlangsung selama 10 hingga 30 detik, lalu akan diikuti suara mendengus saat kembali bernapas. Kondisi ini bisa sangat mengganggu tidur, bahkan membuat seseorang merasa sangat lelah di pagi harinya.

 

Sleep apnea bukanlah masalah yang serius

Mitos! Segala hal yang mengganggu tidur bisa berdampak pada tubuh dan pikiran. Ketika kondisi sleep apnea tidak ditangani dengan baik, maka dapat menyebabkan masalah lain yang terkait dengan pekerjaan, kecelakaan mobil, serangan jantung, hingga stroke.

 

Sleep apnea dapat menghambat pernapasan

Fakta! Jenis gangguan yang paling umum terjadi adalah obstructive sleep apnea (OSA). Kondisi ini terjadi ketika lidah, tonsil, atau jaringan lain di belakang tenggorokan menghalangi saluran pernapasan. Akibatnya, saat bernapas udara tidak akan tersalurkan dengan baik. Jenis gangguan lainnya adalah sleep apnea sentral. Sleep apnea sentral membuat otak tidak memiliki kemampuan dalam mengoordinasikan tubuh untuk bernapas. Meski begitu, kondisi ini lebih jarang terjadi dibanding OSA.  

Baca juga: Pelajari Teknik Olah Napas untuk Ibu Hamil

 

Hanya orang-orang berusia lanjut yang mengalami sleep apnea

Mitos! Dokter memperkirakan bahwa sekitar 18 juta orang di Amerika mengalami sleep apnea. Kondisi ini memang lebih umum dialami oleh orang-orang usia di atas 40 tahun. Namun, hal ini tetap dapat dialami oleh semua usia. Faktor lain yang bisa memengaruhi kondisi sleep apnea adalah genetik, masalah kelebihan berat badan, dan jenis kelamin

 

Alkohol dapat mengurangi sleep apnea

Mitos! Gangguan tidur memang akan membuat penderitanya merasa mengantuk di lain waktu. Pasalnya, mereka kesulitan untuk memperoleh tidur yang berkualitas. Mengonsumsi alkohol memang dapat melemaskan otot-otot di bagian belakang tenggorokan, sehingga memudahkan jalan pernapasan. Namun, bukan berarti mengonsumsi alkohol membuat penderita sleep apnea mendapatkan tidur yang berkualitas.

 

Sleep apnea jarang dialami oleh anak-anak

Mitos! OSA justru sering dialami oleh anak-anak. Setidaknya, kondisi ini dialami oleh 1 dari 10 anak. Dalam kebanyakan kasus, OSA pada anak memiliki gejala yang ringan, sehingga bisa dengan mudah ditangani. Kendati demikian, OSA juga dapat memengaruhi perilaku hingga menyebabkan masalah medis yang lebih serius pada anak.

Baca juga:  7 Kebiasaan Sehat Sebelum Tidur
 

Menurunkan berat badan membantu mengatasi sleep apnea

Fakta! Bagi seseorang dengan masalah kelebihan berat badan, maka salah satu cara untuk mengurangi gejala sleep apnea adalah dengan menurunkan berat badan. Coba konsultasikan dengan dokter mengenai cara terbaik untuk menurunkan berat badan. Selain itu, hindari juga kebiasaan merokok untuk mengurangi gejala sleep apnea.

 

Tidur dengan posisi menyamping mengurangi gejala sleep apnea

Fakta! Tidur dengan posisi telentang dapat membuat organ-organ pada bagian tenggorokan mengarah ke bawah. Kondisi ini tentu sangat berisiko menutup jalur pernapasan. Nah, dengan tidur menyamping, risiko kesulitan bernapas saat tidur bisa diminimalisasi.

 

Gejala sleep apnea dapat dikurangi dengan menggunakan alat bantuk

Fakta! Jika Kamu berkonsultasi dengan dokter gigi ataupun dokter THT, mereka biasanya akan menyarankan penggunaan alat bantuk untuk mengatasi sleep apnea ringan. Alat ini dibuat khusus untuk menyesuaikan posisi rahang bawah dan lidah. Kamu bisa menggunakan alat ini saat tidur, untuk membantu jalan pernapasan tetap terbuka.

 

Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) merupakan salah satu pengobatan yang efektif

Fakta! CPAP merupakan salah satu alat yang dapat memberi tekanan saluran udara secara terus menerus. Mesin CPAP akan meniupkan udara ke saluran pernapasan, sehingga dapat membantu menjaga saluran pernapasan tetap terbuka saat tidur. Penggunaan CPAP merupakan langkah pengobatan yang paling umum dilakukan oleh penderita OSA dengan tingkat keparahan sedang hingga berat.

 

Operasi merupakan cara terbaik untuk mengatasi sleep apnea

Mitos! Bagi sebagian orang, operasi memang dapat menyembuhkan OSA. Misalnya pada anak dengan kondisi amandel yang besar, sehingga membuatnya kesulitan bernapas dan mengalami OSA. Biasanya pada kondisi ini, dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel.

 

Pada beberapa orang dewasa, mereka dapat mengurangi gejala sleep apnea dengan melakukan operasi untuk mengecilkan atau memperbaiki jaringan pada saluran pernapasannya. Namun, ada baiknya jika hal ini dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, mengingat ada beberapa efek samping setelah melakukan operasi.

 

Sleep apnea bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Pasalnya, beberapa kasus sleep apnea yang tidak tertangani dengan baik berujung pada kematian. Untuk itu, pastikan penderita sleep apnea mengetahui kondisinya, serta cara tepat untuk mengatasi gejala-gejalanya. (BAG/AS)

Baca juga: 4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur Anda