Pernahkah Kamu mendengar dengkuran saat tidur dengan seseorang? Atau mungkin Kamu salah satu dari sekian banyak orang yang mendengkur saat tidur? Tentu saja dengkuran, atau yang biasa kita sebut sebagai mengorok sangat mengganggu bagi siapa saja yang mendengarnya.

Terlebih lagi, suara yang dihasilkan dari getaran yang keluar dari tenggorokan itu sering kali berbeda-beda. Ada yang keras dan lama, ada pula yang pelan. Bahkan, mungkin saja Kamu pernah mencoba untuk mendorong orang yang mendengkur itu ke arah lebih menjauh, namun bukannya malah berhenti, yang didapatkan justru dengkuran dengan suara yang berbeda.

Tahukah kalian, dengkuran bisa juga menjadi penyebab ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Banyak dari pasangan suami istri yang memilih untuk tidak tidur di satu tempat yang sama disebabkan karena suara dengkuran yang terlalu kencang dari salah satu pasangan. Namun,, mendengkur adalah salah satu fakta yang harus dihadapi oleh banyak orang. Salah satu survei yang dilakukan di Kanada pada 2016 lalu oleh The Canadian Sleep Review, menemukan fakta bahwa 67% dari responden berharap agar mendapatkan tidur yang berkualitas setiap hari dan terhindar dari gangguan dengkuran.

 

Siapa Saja yang Mendengkur?

Mendengkur adalah masalah yang sangat umum terjadi. Menurut Brian Rotenberg, seorang profesor dari Departemen Otolaringologi dan direktur Program Bedah Tidur di Western University, sekitar setengah pria dewasa dan sepertiga wanita dewasa mendengkur di malam hari, dan tingkat keparahan yang dihasilkan dari getarannya bisa menyerupai suara kereta yang melambat. Bahkan, dengkuran yang lembut sekalipun dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.

Seseorang yang memiliki pasangan tidur yang mendengkur dapat kehilangan satu jam waktu tidurnya karena terbangun akibat dengkuran. Orang yang tidur dengan mendengkur juga berpotensi mengalami penyakit sleep apnea yang memiliki efek samping sindroma spousal arousal. Sleep apnea ini dapat menyebabkan hipertensi, serangan jantung dan stroke.

Baca Juga : Mendengkur dan Sleep Apnea

 

Apa yang Menyebabkan Mendengkur Saat Tidur?

Ketika tidur, otot menjadi tenang, begitu pula dengan apa yang terjadi pada tenggorokan yang menjadi lembek dan menyempit. Saat menarik napas dalam kondisi mendengkur, uvula dan dinding tenggorokan mulai bergetar. Hal itulah yang membuat seseorang jadi mendengkur. Semakin sempit tenggorokan, maka semakin keras suara yang dihasilkan.

Alasan mengapa pria lebih banyak mendengkur dari wanita, secara fisiologis karena banyak pria yang kelebihan berat badan atau obesitas, yang merupakan penyebab utama pria mendengkur karena berat badan ekstra memberi tekanan lebih pada saluran napas bagian atas. Pria juga biasanya memiliki leher yang lebih besar daripada wanita, dan ketebalannya menebal di tenggorokan mereka saat tidur, serta memiliki hidung yang lebih besar.

Dengkuran pada wanita juga sering terjadi setelah menopause, karena hormon estrogen dan progesteron sudah tidak bisa melindungi jalan napas sehingga getaran yang dihasilkan juga bisa mengeluarkan suara yang keras.

Baca Juga : 4 Faktor yang Mempengaruhi Tidur Anda

 

Kapan Mendengkur Dapat Menimbulkan Penyakit dan Mengganggu Kesehatan?

Seperti yang sudah dibahas di atas, mendengkur dapat membawa hubungan rumah tangga menjadi bermasalah, dan menyebabkan gangguan yang signifikan. Selain itu, menurut Anu Tandon, asisten profesor di departemen pernafasan dan obat tidur di Sunnybrook Health Sciences Centre, Toronto, Kanada, mengatakan bahwa tidur dengan mendengkur dapat menjadi masalah dan gejala yang serius bagi kesehatan yang disebut sebagai Obstructive Sleep Apnea (OSA), yaitu saat jalan nafas menutup, dimana keadaan tidur dan napas berhenti selama beberapa detik, atau bahkan beberapa menit sebelum memulai lagi (penghentian bernafas seminimal mungkin dari 10 detik dianggap abnormal).

Orang dengan OSA memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung, karena tekanan yang ditimbulkan pada jantung dari tingkat oksigen lebih rendah dan penghentian bernafas. Selain itu, oksigenasi yang buruk menyebabkan tubuh melepaskan hormon stres epinefrin yang dapat mengecilkan pembuluh darah. Masalah kesehatan lain yang muncul bahwa getaran dari mendengkur bisa menjadi penyebab penyumbatan arteri karotis di leher.

Kondisi ini menyebabkan trauma mikro di arteri. Getaran yang dihasilkan sangat menggoyangkan mereka sehingga mengalami retakan di dalamnya, kemudian arteri menjadi terluka parah. Biasanya orang-orang yang mengidap OSA memiliki gejala yang lebih dari sekedar mendengkur. Tandanya bisa berupa terengah-engah saat mendengkur, dan dengkuran yang tiba-tiba terhenti serta diikuti oleh napas yang tertahan, atau napas yang tiba-tiba keluar dengan keras beberapa saat kemudian. Tanda lainnya dapat diketahui dari kelelahan di siang hari

OSA harus diselidiki dan dirawat, karena memiliki risiko kesehatan yang serius. Untuk dapat mengetahui apakah orang tersebut mengalami OSA, cobalah untuk diperhatikan dengkuran dan napas yang dikeluarkan setiap tidur. Jika ada hal yang aneh, segera konsultasikan ke dokter untuk diperiksa menggunakan alat. Jika dengkurannya tidak memiliki potensi penyakit OSA, biasanya dokter akan memberi saran untuk mengubah posisi tidur agar tidak mendengkur.

Baca Juga : Dampak Main Smartphone Sebelum Tidur Picu Risiko Kebutaan Sementara

 

Karena mendengkur bisa sangat serius, jadi jangan marahi teman tidur Kamu, ya. Ada baiknya Kamu coba ingatkan dia, apakah memang ada permasalahan pernapasan yang terjadi dalam tubuhnya. Yah, namanya juga mencegah.