Beberapa teman di kantor menanyakan mengenai lamanya waktu tidur yang saya lakukan tiap hari. Pertanyaan seperti itu muncul setelah percakapan mengenai jauhnya jarak rumah saya dengan kantor yang tidak jarang memakan waktu 4-6 jam pulang-pergi. Menurut mereka, dengan keadaan seperti itu setidaknya menyebabkan saya mengalami kondisi kurang tidur dari manusia pada umumnya.

Jumlah Waktu Tidur Manusia

Pernahkah Anda tahu jumlah waktu tidur yang dibutuhkan seorang manusia (terutama usia dewasa) setiap harinya? Berbekal rasa penasaran, saya mencarinya melalui salah satu situs kesehatan, dan dalam laman yang dibuat terdapat sebuah informasi yang diambil pada Februari 2015 dari National Sleep Foundation mengenai panduan jam tidur di beberapa golongan usia. Dalam artikel tersebut tertulis untuk anak usia sekolah (6-13 tahun) setidaknya memerukan waktu tidur 9-11 jam setiap harinya, sedangkan remaja (14-17 tahun) perlu 8-10 jam. Untuk golongan dewasa muda (18-25 tahun) dianjurkan untuk tidur 7-9 jam, dan anjuran yang sama pun juga masih berlaku untuk dewasa berusia 26-64 tahun. Melihat jumlah waktu tidur yang dianjurkan di usia saya sekarang, 27 tahun, maka setiap harinya saya dianjurkan untuk memiliki waktu tidur 7-9 jam. Tapi kenyataanya, waktu tidur saya kurang dari angka  tersebut. Mengapa? Mengingat hampir di setiap hari kerja, saya terbangun pukul empat subuh, dan pada malam hari mulai tidur pada pukul 11 malam, berarti secara hitungan saya masih membutuhkan waktu tidur 2 jam lagi. Setidaknya untuk memenuhi batas bawah jumlah yang dianjurkan.

Mengatasi Waktu Tidur yang Kurang

Saya selalu percaya bahwa manusia diciptakan dengan kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Tidak hanya terhadap lingkungan namun juga terhadap situasi dan rutinitas yang harus dijalaninya. Tentunya dengan memerhatikan aspek kesehatan, adaptasi yang saya lakukan untuk memenuhi kebutuhan tidur selama sehari, kerap dilakukan dengan cara mengangsurnya. Seperti, setiap pagi saya bangun pukul 04.00, kemudian bergegas menyiapkan kebutuhan gym dan berpakaian. Pukul 04.45 saya memulai perjalanan menuju kantor menggunakan Transjakarta atau bus umum. Dalam perjalanan, saya mulai mengangsur waktu tidur, kira-kira 45 menit lamanya. Setiba di gedung kantor, sekitar pukul enam, saya menuju tempat gym dan memulai rutinitas olahraga pagi. Biasanya waktu yang dihabiskan sekitar 1,5 jam dimulai saat berolahraga hingga mandi. Pukul 08.00 pun sudah bergegas menuju kantor, yang hanya berbeda lima lantai dari tempat gym tersebut. Saat berada di meja kerja, hal pertama yang saya lakukan adalah mendengarkan lagu-lagu Kitaro (pemusik dari Jepang) sambil tidur ringan, kira-kira 30 menit. Setelah seharian beraktivitas di kantor, sorenya saya kembali berolahraga (biasanya di sore hari saya mengikuti kelas gym yang cenderung ringan, seperti yoga atau pilates) hingga pukul delapan malam, dan pulang ke rumah menggunakan bus umum. Selama perjalanan ke rumah yang biasanya memerlukan waktu hingga dua jam, karena padatnya lalu lintas, saya pun kembali mengangsur waktu tidur saya selama 1 jam. Begitu sampai di rumah, saya pun menyempatkan diri berbincang ringan bersama orangtua dan menikmati ‘me time’. Kira-kira pukul 11 saya mulai beristirahat malam. Nah, saat merebahkan diri di tempat tidur, semaksimal mungkin saya tidak melakukan aktivitas lain seperti memantau berita atau bermain social media melalui ponsel. Saya fokus untuk menenangkan pikiran dan tidur, sehingga waktu yang dihabiskan hingga terbangun keesokan harinya bisa maksimal, yaitu lima jam. Jika dijumlahkan keseluruhan, ternyata saya memiliki jumlah waktu tidur setiap harinya adalah sekitar 7 jam 15 menit. Jumlah tersebut kirarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh saya dalam memaksimalkan metabolisme. Seperti yang saya ketahui, waktu tidur yang cukup, olahraga yang cukup, dan gizi yang memadai membuat proses metabolisme menjadi lebih maksimal. Selain itu juga bisa  menghasilkan tubuh yang lebih fit dan bugar. Bagaimana dengan Anda, apakah sudah memaksimalkan waktu tidur setiap harinya?