Belum lama ini, kita memperingati Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember. Peringatan Hari AIDS bertujuan agar semakin banyak orang menyadari bahaya dari penyakit ini, dan mampu berupaya memutus rantai penyebarannya.

 

Sejauh ini, pemahaman tentang penyakit HIV/AIDS bisa jadi hanya berhenti pada suatu penyakit yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Namun lebih jauh lagi, hal semacam apakah yang mengancam penderita saat sistem kekebalan tubuhnya melemah bahkan hilang?

 

Virus HIV bukan penyebab kematian pengidap HIV/AIDS

Kalimat yang mengatakan bahwa seseorang meninggal karena virus HIV sebenarnya tidaklah tepat. Kalimat yang lebih tepat adalah seseorang meninggal karena penyakit atau infeksi sehubungan dengan AIDS yang dideritanya.

 

Faktanya, virus HIV relatif tidak memiliki kemampuan untuk menggerogoti tubuh dan menyebabkan kerusakan jaringan, seperti halnya virus herpes atau virus campak. Sebaliknya, virus HIV bekerja untuk menghancurkan kemampuan tubuh dalam melawan infeksi.

 

Baca juga: ABCDE, Rumus Jitu untuk Mencegah Penularan HIV

 

Oleh karena itu, saat pengidap infeksi HIV (human immunodeficiency virus) telah sampai di tahap AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), ia akan dihadapkan pada risiko terjadinya berbagai penyakit infeksi, bahkan oleh agen-agen penyebab infeksi yang normalnya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. Jenis infeksi ini disebut infeksi oportunistik.

 

Seperti namanya, agen penyebab infeksi oportunistik melihat “kesempatan” untuk berkembang biak pada tubuh seorang inang yang sistem imunnya terganggu. Infeksi oportunistik bisa disebabkan oleh kuman yang berasal dari dalam maupun luar tubuh penderita.

 

Sering kali infeksi ini menyebabkan komplikasi serius pada penderita, bahkan sampai menyebabkan kematian. Supaya kita lebih sadar akan bahaya dari penyakit HIV/AIDS, yuk kita bahas beberapa jenis infeksi oportunistik yang sering menyerang pengidapnya!

 

  1. Candidiasis di bronkus, trakea, kerongkongan, atau paru-paru

Candidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida sp. Infeksi oleh jamur Candida merupakan kasus yang cukup sering terjadi dan menyerang kulit, kuku, serta selaput membran. Ini menyebabkan beberapa gangguan, seperti seriawan di mulut atau kasus keputihan.

 

Penderita HIV akan lebih sering mengalami infeksi jamur Candida karena kekebalan tubuh yang lemah. Namun, jika candidiasis sudah terjadi pada bagian kerongkongan (saluran yang menghubungkan rongga mulut dengan lambung), maupun saluran pernapasan bagian bawah (bronkus, trakea, dan paru-paru), maka infeksi tersebut sudah tergolong sebagai infeksi oportunistik.

 

  1. Cryptococcosis

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur bernama Cryptococcus neoformans. Pada orang dengan gangguan sistem imun, jamur ini dapat dengan mudah masuk melalui saluran pernapasan dan menyebabkan pneumonia (infeksi dan radang paru). Jamur ini juga dapat menyebar ke otak serta bagian tubuh lain, seperti tulang dan saluran kemih.

 

Baca juga: 7 Penyakit Kulit Akibat HIV/AIDS

 

  1. Cryptosporidiosis

Gejala utama dari penyakit ini adalah diare. Penyebabnya adalah infeksi parasit dari jenis protozoa yang bernama Cryptosporidium. Tidak seperti diare pada umumnya, diare yang tergolong infeksi oportunistik berlangsung kronis, lebih dari satu bulan, disertai dengan nyeri atau kram perut yang berat.

 

  1. Infeksi Cytomegalovirus (CMV), khususnya retinitis

Virus CMV merupakan virus yang dapat menginfeksi banyak organ tubuh, termasuk paru-paru, usus, dan otak. Akan tetapi, kasus CMV yang khas pada infeksi oportunistik umumnya menyerang organ mata (retinitis), sehingga menyebabkan gangguan penglihatan yang akan memicu kebutaan jika tidak ditangani segera.

 

  1. Infeksi virus Herpes simplex (HSV)

Herpes simplex virus (HSV) merupakan virus yang pada individu sehat hampir tidak pernah menyebabkan masalah yang serius. Akan tetapi, pada penderita AIDS, infeksi HSV dapat berakibat fatal, di antaranya menyebabkan seriawan kronis di sekitar rongga mulut, di sekitar alat kelamin, ataupun anus. Pada kerusakan sistem imun yang sangat berat, HSV bahkan mampu menginfeksi bronkus (cabang tenggorokan), paru-paru, serta kerongkongan.

 

  1. Pneumocystis carinii pneumonia (PCP)

PCP merupakan penyakit infeksi paru yang mematikan. Penyebabnya adalah jamur bernama Pneumocystis carinii atau Pneumocystis jirovecii. Jamur ini umumnya hanya menyerang orang dengan sistem imun yang lemah. Gejala awal dari PCP adalah sesak napas, demam, dan batuk.

 

 

  1. Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)

PML merupakan penyakit langka yang menyerang otak serta sumsum tulang belakang. Hampir semua kasus PML hanya ditemukan pada orang dengan sistem imun yang telah rusak berat akibat infeksi virus HIV. Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi virus JC (John Cunningham). Gejala PML mencakup kehilangan kontrol gerakan otot, kelumpuhan, kesulitan berbicara, dan gangguan kesadaran. Sering kali penyakit ini memburuk dengan cepat dan berdampak fatal.

 

Baca juga: 7 Fakta Obat Antiretroviral untuk Pengobatan HIV/AIDS

 

  1. Toxoplasmosis di otak

Selama ini, toxoplasmosis lebih dikenal sebagai infeksi yang mengancam para ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi parasit bernama Toxoplasma gondii. Toxoplasmosis umumnya terjadi apabila seseorang menghirup partikel atau mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi parasit tersebut. Toxoplasmosis yang bersifat oportunistik dapat menyerang berbagai organ, termasuk paru-paru, mata, hati, jantung, usus, serta otak.

 

  1. Tuberculosis (TB)

Penyakit tuberculosis disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis (TB). Kuman TB dapat ditularkan melalui udara apabila seorang penderita TB berbicara, batuk, ataupun bersin. Walaupun lebih umum menyerang paru-paru, infeksi TB pada pengidap AIDS juga dapat terjadi di organ-organ lainnya, seperti otak, ginjal, atau tulang.

 

  1. Kaposi’s Sarcoma

Kaposi’s sarcoma merupakan sejenis kanker yang disebabkan oleh infeksi virus Kaposi’s sarcoma herpesvirus (KSHV) atau human herpesvirus 8 (HHV-8). Kaposi’s sarcoma ditandai dengan pertumbuhan jaringan pembuluh darah kapiler yang abnormal.

 

Pembuluh darah kapiler terdapat di seluruh bagian tubuh. Karenanya, Kaposi’s sarcoma juga dapat terjadi di banyak tempat di bagian tubuh. Dari luar, penderita mengalami bintik berwana merah muda keunguan berbentuk datar atau menonjol. Penyakit ini dapat berakibat fatal apabila menyerang organ vital, seperti paru-paru, kelenjar getah bening, atau usus.

 

Masih banyak contoh jenis infeksi oportunistik lain yang dapat terjadi pada penderita HIV/AIDS. Semoga gambaran di atas bisa lebih menyadarkan kita akan bahaya penyakit ini. Selain itu, jika terdapat orang dengan status positif HIV di sekitar kita, dukung mereka untuk segera mendapatkan pengobatan. Pemberian terapi dengan obat antiretroviral (ARV) bisa menahan progresivitas penyakit HIV supaya tidak berkembang menjadi AIDS dan tidak berisiko menularkan penyakit tersebut. Stop AIDS!

 

Baca juga: Catat! Virus HIV Tidak Menular Melalui 9 Hal Ini