Perban adalah salah satu alat kesehatan untuk perawatan luka. Namun, Kamu harus tahu bahwa tidak semua perban cocok untuk membalut luka. Ada banyak jenis perban dan banyak jenis luka, yang membutuhkan penanganan berbeda. Ketika Kamu membalut luka dengan perban yang salah, bukannya luka membaik justru mengakibatkan kerusakan jaringan yang lebih luas. Bahkan bisa berakhir dengan amputasi,lho!

 

Selain menyesuaikan dengan jenis lukanya, cara menggunakan perban pun ada aturannya. Misalnya, luka harus dalam keadaan sudah dibersihkan agar terhindari dari infeksi. Berikut ini adalah jenis-jenis perban beserta fungsinya untuk berbagai jenis luka.

Baca juga: Penyakit Kulit "Blister", Luka Melepuh pada Kulit

 

 

Perban Gulung

Perban jenis ini memiliki tiga jenis yaitu:

  • Perban yang terbuat dari bahan tenun halus dan dibuat berpori sehingga memungkinkan adanya aliran udara ke luka. Perban ini tidak sesuai untuk luka balut cedera sendi karena tidak cukup kuat menekan sendi. Untuk luka ringan, perban jenis ini sangat baik karena tidak memberikan tekanan pada luka.
  • Perban elastis yang bisa disesuaikan dengan bentuk tubuh, biasanya digunakan untuk menyangga jaringan yang mengalami cedera. Perban yang bersifat lentur ini bisa memberikan tekanan di sekitar luka untuk mengurangi pembengkakan.
  • Perban jenis krep adalah perban yang cocok digunakan untuk seseorang yang mengalami cedera persendian.
 Baca juga: Ini Bahaya jika Suka Membunyikan Sendi!
 

Perban Tubular

Perban ini digunakan untuk membalut luka pada jari tangan atau kaki, dan terbuat dari bahan yang halus. Namun, perban ini tidak memberikan tekanan untuk menghentikan perdarahan.

 

Perban segitiga

Perban ini berbentuk segitiga yang fungsinya sebagai penyangga bagian tubuh, seperti siku dan lengan. Selain itu, perban ini juga dapat membantu mempertahankan posisi perban penutup luka.

 

Perban Penutup Luka (Wound dressing)

Wound dressing ini biasanya digunakan dokter untuk menutup luka agar terhindar dari infeksi dan membantu menyembuhkan luka. Wound dressing ini langsung menempel pada luka, selain itu wound dressing juga mencegah pembentukan bekuan darah pda luka, dan dapat menyerap cairan yang keluar dari luka.

 

Perban untuk luka ini ada beberapa jenis:

  • Film Dressing

Dressing ini biasanya digunakan sebagai pelindung untuk luka akibat gesekan. Film dressing ini bersifat tembus udara, sehingga tidak akan membuat luka menjadi basah dan lembap, dengan begitu meminimalisir komplikasi luka dari kontaminasi bakteri.

Baca juga: Bakteri Juga Penting dan Menyehatkan Tubuh Kamu, Lho!

 

  • Simple island dressing

Dressing ini biasa digunakan untuk menutup luka bekas jahitan. Sebab, pada bagian tengah dressing ini mengandung selulosa yang mampu menyerap cairan yang merembes keluar dari luka tersebut.

 

  • Non-adherent dressing

Dressing ini memiliki keuntungan karena tidak lengket sehingga tidak menimbulkan nyeri pada luka saat dressing dilepas. Jika menggunakan dressing yang mudah lekat dengan luka, akan menambah luka baru karena menyebabkan perdarahan ketika dressing di lepas.

 

  • Moist dressing

Dressing jenis ini memiliki fungsi untuk menjaga kelembapan luka. Jadi memang ada jenis luka yang dikondisikan tetap lembab. Dua bahan pembuat dressing jenis ini adalah Hydrogel dan hydrocolloid. Dressing hydrogel mengandung 60-70% air yang disimpan dalam bentuk gel, biasanya digunakan untuk jenis luka jaringan yang mati. Suasan alembab diperlukan agar lebih mudah menumbuhkan jaringan baru di luka. Sedangkan dressing hydrocollid  tidak mengandung air, tetapi sebagai pelindung agar kelembapan tidak mudah hilang karena penguapan.

 

  • Absorbent dressing

Dressing jenis ini cocok untuk luka yang basah karena mampu menyerap cairan yang keluar dari luka agar tidak terjadi maserasi atau luka terendam cairan.

 

Tahap penyembuhan pada luka

Normalnya, luka akan sembuh setelah melewati beberapa tahap. Tahapan penyembuhan luka meliputi fase koagulasi, fase inflamasi, fase prolifelasi dan fase maturasi. Fase koagulasi ini terjadi saat pertama kali timbul luka, bertujuan untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu berlanjut pada fase inflamasi, di mana jaringan luka tersebut mengalami peradangan untuk mencegah terjadinya infeksi. Fase ketika yaitu fase proliferasi, di mana jaringan yang rusak akan digantikan jaringan baru. Fase terakhir adalah fase maturasi yaitu jaringan baru akan lebih dimatangkan sampe luka sembuh sepenuhnya.

 Baca juga: Mengapa Kanker yang Dinyatakan Sembuh Bisa Kambuh Kembali?
 

Untuk mempercepat proses penyembuhan, Kamu bisa gunakan pita perekat dan kain kassa yang steril pada perban lukamu, agar tidak terkontaminasi kotoran. Selain itu, jangan lupa untuk setiap hari mengganti perban untuk menjaga luka tetap kering dan bersih. Tapi jika lukamu cukup parah, konsultasikan ke dokter, siapa tahu kamu salah memilih perban, atau untuk mengganti perban. (AP/AY)