Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif tanpa tambahan makanan dan minuman lain selama 6 bulan pertama kehidupan anak adalah suatu gerakan yang dicanangkan oleh badan kesehatan dunia, WHO. Ini merupakan bentuk promosi kesehatan, agar anak dapat bertumbuh dengan baik.


Bagi Mums yang tidak memiliki kontra indikasi untuk memberikan ASI, serta memang memilih untuk memberikan ASI secara eksklusif, salah satu tantangan yang dihadapi adalah ketersediaan ASI yang mampu memenuhi kebutuhan buah hati tersayang.

Baca juga: 5 Tips Sukses Pumping ASI di Kantor

 

Saya adalah salah satu ibu yang tengah berjuang dengan hal itu. Karena saya setiap hari bekerja di luar rumah, maka saya harus menyediakan ‘tabungan’ ASI bagi anak saya selama berada di kantor. Maka, pumping alias memerah ASI adalah jawabannya!


Sejak menjadi ibu-ibu pejuang ASI perah, bisa dikatakan senjata utama saya setiap hari adalah alat pumping ASI. Alat ini beserta dengan segala kelengkapannya, seperti botol tampung, ice gel, dan cooler bag, adalah bawaan wajib saya sehari-hari. Semua demi the liquid gold alias ASI bagi buah hati tersayang.


Berbicara tentang alat pumping ASI, ternyata yang beredar di pasaran itu banyak sekali lho jenisnya! Aneka merek dengan fitur yang berbeda-beda memang cukup membingungkan jika Mums belum pernah mengenal benda ini sebelumnya. Nah, berikut ini adalah sharing dari saya mengenai hal-hal yang sebaiknya Mums perhatikan jika sedang memilih pompa ASI!

 

1. Manual vs Elektrik

Ini adalah hal paling mendasar dalam memilih pompa ASI. Pompa ASI manual menggunakan kekuatan tangan Mums dalam melakukan pemerahan. Sedangkan pompa elektrik menggunakan bantuan mesin saat suction. Keunggulan pompa ASI manual adalah harganya yang lebih murah, mudah dibawa, dan dapat dipakai kapan saja, karena kelengkapannya tidak sebanyak pompa elektrik.


Alat ini tentunya juga tidak butuh daya listrik dan tidak ada suara mesin yang berisik selama pumping berlangsung. Namun, pompa ASI manual bergantung pada kekuatan tangan Mums, sehingga tak jarang menimbulkan pegal-pegal bahkan kram.


Meski pompa ASI elektrik tidak akan membuat tangan Mums pegal-pegal, harganya memang cukup tinggi dan harus selalu tersedia daya listrik, baik dengan adaptor ataupun baterai, saat memompa ASI. Saya pribadi memilih pompa ASI elektrik karena menurut saya lebih nyaman. Kekuatan mesin saat mengisap ASI juga dapat disesuaikan, sehingga puting tidak terasa nyeri.

 

2. Single Pump vs Double Pump

Jika Mums memutuskan untuk membeli pompa ASI elektrik, ketahui bahwa ada 2 jenis pompa ASI elektrik berdasarkan daya isapnya. Pompa ASI single pump hanya dapat melakukan pemerahan di 1 payudara saja, sehingga jika ingin pumping ASI dari kedua payudara butuh waktu lebih lama. Sedangkan dengan pompa ASI double pump, dalam sekali pumping dapat dilakukan pada 2 payudara secara bersamaan, sehingga tentunya lebih hemat waktu!

 

Buat Mums yang tidak memiliki banyak waktu untuk ‘kabur’ dari pekerjaan kantor maupun rumah tangga untuk pumping, dapat mempertimbangkan pompa double pump. Memang harganya lebih mahal dibanding pompa single pump, namun kadang kala waktu menjadi sangat berharga, bukan?

Baca juga: Perlengkapan Memerah ASI yang Wajib Dimiliki Ibu Bekerja

 

3. Daya Isap

Inti dari pompa ASI adalah kemampuannya mengosongkan payudara dan ‘memanen’ the liquid gold alias ASI. Dari sekian banyak merek pompa ASI yang beredar, Mums sebaiknya mencari tahu dulu mengenai kemampuannya dalam pumping. Beberapa pompa ASI yang daya isapnya kurang kuat membuat payudara tetap terasa penuh walaupun sudah dipompa sekian puluh menit!

 

4. Tingkat Kebisingan Mesin

Mesin pompa ASI elektrik memiliki tingkat kebisingan masing-masing. Ada yang bunyinya lembut sekali, tapi ada juga yang berisik, sampai-sampai teman saya menjulukinya sebagai mesin pemotong rumput! Hal ini sebaiknya Mums perhatikan, apalagi jika proses pumping dilakukan sambil menjaga anak. Jangan sampai tidur nyenyak si Kecil terganggu akibat suara bising mesin pompa ASI! Ingin yang sama sekali tidak bersuara? Pompa ASI manual pilihannya!

 

5. Ukuran Mesin dan Kelengkapannya

Secara umum, 1 set peralatan pompa ASI terdiri dari botol tampung, leher penghubung, dan corong yang menempel di payudara. Pada pompa ASI manual, ada tuas untuk pemerahan. Sedangkan pada pompa elektrik, ada mesin, adaptor, dan slang hubung dari mesin ke botol. Jika Mums, seperti halnya saya, selalu membawa pompa ASI ke mana saja, tentu sebaiknya memilih pompa ASI yang compact dan mudah dibawa, serta tidak menghabiskan ruang di dalam tas.

 

6. Kemudahan Pembersihan

Demi menjaga kebersihan dan higienitas ASI yang diperah, tentunya pompa ASI yang digunakan juga harus bersih. Jadi, pastikan peralatan pompa ASI yang Mums pilih mudah dibersihkan dan cara pembersihannya pun simpel, misalnya hanya perlu dicuci dengan air dan sabun, lalu disterilisasi.

 

7. Layanan Purnajual dan Ketersediaan Spare Parts

Hal lain yang tidak boleh Mums lupakan dalam memilih pompa ASI adalah layanan alias service purnajual dan juga kemudahan mendapatkan spare parts-nya! Mesin pompa ASI saya pernah bermasalah. Untunglah, service center tersedia dan mudah dihubungi. Bayangkan jika tidak ada layanan purnajual, jika terjadi sesuatu dengan pompa yang kita gunakan, pasti bingung bagaimana cara menanganinya, bukan?

 

Nah, itulah dia 7 hal yang sebaiknya Mums perhatikan dalam memilih pompa ASI. Mulai dari mode pumping, harga, daya isap, hingga ketersediaan service jika terjadi masalah. Mums bisa membaca-baca review dan spesifikasi dari masing-masing produk sebelum membeli.

Baca juga: Benarkah Operasi Caesar Bisa Pengaruhi Produksi ASI?

 

Ingat, setiap Mums pasti punya preferensi masing-masing. Pompa ASI yang cocok untuk seorang ibu belum tentu menjadi pompa ASI yang nyaman untuk ibu lainnya. Jadi, silakan dipikirkan kelebihan dan kekurangan setiap pompa ASI sesuai kebutuhan Mums, ya! Semangat mengASIhi!