Selain perut yang membesar sehingga membuat posisi tidur tidak nyaman, kram pada kaki juga menjadi salah satu alasan ibu hamil sulit tidur dengan nyenyak. Kram pada kaki lebih sering menyerang pada malam hari, saat usia kehamilan Mums memasuki trimester ke-2 dan ke-3.

 

Kram sendiri bisa terjadi kapan saja dan pada bagian tubuh mana saja. Kram merupakan kondisi ketika otot-otot di bagian tubuh tertentu secara tiba-tiba mengencang. Kontraksi atau menegangnya otot ini biasanya berlangsung selama beberapa detik, hingga beberapa menit. Kram pada ibu hamil lebih sering terjadi di bagian kaki, terutama betis.

 

Kenapa bisa mengalami kram?

Sampai saat ini, belum ada penyebab pasti mengapa kaki bisa mengalami kram. Namun, ada beberapa hal yang bisa memicu terjadinya kram, di antaranya:

  • Cedera saat olahraga. Ketika hamil, ruang gerak tubuh Mums pun terbatas. Akhirnya ketika olahraga, rentan mengalami kram.
  • Dehidrasi. Kram bisa menjadi sinyal yang digunakan tubuh untuk memberi tahu bahwa Mums sedang dehidrasi. Tanda dehidrasi lainnya adalah pusing, sakit kepala, dan konstipasi.
  • Hormon. Ternyata, terdapat hormon yang membuat otot rahim menjadi kencang dan menimbulkan kram pada perut.
  • Suhu udara yang tinggi. Saat udara terasa panas dan Mums melakukan akitvitas, tubuh akan mengeluarkan mineral penting yakni elektrolit (kalsium dan magnesium) yang berperan membantu kerja sel-sel otot, sehingga mengakibatkan kram.
  • Kelelahan otot. Akibat menahan tubuh, terutama bagian perut yang semakin membesar, aliran darah pada kaki pun menjadi tidak lancar dan menyebabkan kram.

Baca juga: Waspada Tanda Tubuh Kekurangan Air

 

Cara Mencegah dan Meringankan Kram Pada Ibu Hamil

Kram biasanya akan hilang dengan sendirinya. Namun, Mums juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengurangi gejala kram. Ikuti beberapa tips berikut ini, yuk!

  1. Ketika kram menyerang, segera luruskan kaki dan lenturkan pergelangan dan jari kaki secara perlahan. Mums bisa mencobanya di kasur, namun akan lebih baik jika dilakukan dalam keadaan berdiri. Coba lakukan tips ini beberapa kali pada kedua kaki di malam hari untuk mencegah kram terjadi.
  2. Kompres bagian tubuh yang kram menggunakan kantong es.
  3. Berikan pijatan secara lembut dan perlahan atau berikan sensasi panas lokal (terapi panas) dengan menggunakan kompres air hangat, untuk meredakan rasa sakit. Namun, jangan memijat atau mengompres dengan air hangat jika rasa sakit atau kram terus berlanjut.
  4. Mandi dengan air panas sebelum tidur akan merelaksasikan otot-otot tubuh. Namun bagi Mums yang mengidap diabetes dan cedera saraf tulang belakang, hindari cara ini, ya.
  5. Latihan peregangan juga bisa mencegah kram menyerang. Sebelum Mums tidur, coba berdiri sekitar 60 cm di depan dinding, letakkan telapak tangan di dinding sebagai tumpuan, lalu condongkan tubuh. Tahan posisi peregangan ini sekitar 10 detik, lalu istirahat 5 detik, dan ulangi sampai 3 repetisi.
  6. Untuk meringankan beban kaki Mums, istirahatkan kaki sesering mungkin selama beraktivitas. Namun jika sedang tidak banyak aktivitas, tetaplah berolahraga, misalnya berjalan kaki selama beberapa menit. Jangan lupa untuk melakukan peregangan secara berkala.
  7. Hindari duduk atau berdiri dengan kaki disilangkan dalam waktu lama.
  8. Pastikan kebutuhan mineral Mums terpenuhi. Jangan sampai tubuh mengalami dehidrasi.
  9. Terapkan diet seimbang dan perbanyak asupan yang mengandung kalsium dan magnesium. Buah dan sayuran berwarna terang, seperti pisang dan sayuran hijau, mengandung elektrolit yang baik untuk otot. Konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan Mums apakah perlu mengonsumsi suplemen potasium dan magnesium.

Baca juga: Lower Back Pain dan Nyeri di Pergelangan Kaki Setelah Melahirkan

 

Hubungi Dokter Jika…

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter jika kram yang Mums derita terasa parah dan menyebabkan nyeri otot yang cukup lama. Konsultasikan kram yang Mums derita, karena kram yang parah bisa menjadi gejala dari penyakit lain dan memerlukan tindakan medis. Penyakit tersebut misalnya pembekuan darah, penyakit tiroid, sirosis hati, atau pengerasan arteri.

Baca juga: Tanda Tubuh Kurang Tidur