Saya termasuk orang yang jarang sekali sakit. Paling-paling hanya masuk angin. Itu pun cepat sembuh asal istirahat yang cukup. Namun ada satu keluhan di tubuh saya yang dari dulu tidak mau pergi: SAKIT PINGGANG!

Nyeri di Pinggang Belakang Tak Kunjung Sembuh!

Pernah ngga sih Anda merasakan nyeri di pinggang belakang, apalagi setelah duduk lama? Keluhan nyeri di pinggang belakang ini sudah saya rasakan sejak SMA, namun tentu saja saya hiraukan, karena saya pikir ini keluhan biasa. Ya, mungkin karena kebanyakan duduk di kelas dan katanya juga karena kurang minum air putih. Sampai akhirnya keluhan ini berlanjut sampai kuliah, bekerja, menikah, dan hamil! Pada masa saya hamil dulu, keluhan nyeri di pinggang belakang ini katanya disebut lower back pain. Namun, akhirnya disertai juga dengan keluhan nyeri di pergelangan dan telapak kaki, juga di persendian jari-jari tangan yang terjadi di kala setiap bangun tidur. Rasanya semua sendi saya kaku-kaku jika digerakkan. Saya baca-baca beberapa artikel dan berkonsultasi dengan dokter kandungan saya, katanya ini hal yang normal terjadi, apalagi jika pada saat hamil, kita mengalami kenaikan berat badan yang drastis. Memang, keluhan nyeri di pergelangan dan telapak kaki, juga di persedian jari-jari tangan ini muncul ketika kandungan saya semakin besar, yaitu ketika menginjak usia 7 bulan. Jari-jari tangan dan telapak kaki saya memang membengkak, sampai-sampai ukuran sepatu saya naik 1 nomor dari ukuran biasanya.

Akhirnya Konsultasi ke Dokter

Setelah berkonsultasi dengan dokter kandungan, saya menjadi agak lega karena katanya ini normal dan akan hilang dengan sendirinya kalau sudah melahirkan nanti. Saya pikir, tinggal 2 bulan lagi. Kita tunggu saja. Saat itu juga belum begitu mengganggu, karena kalau sudah siang, sakit-sakit tersebut pun berkurang dengan sendirinya. Entah mengapa.

Terjatuh Sampai 3 Kali!

Setelah melahirkan, saya sempat terjatuh di rumah 3x. Pertama, sekitar 2 bulan setelah melahirkan, saya jatuh di kamar mandi saat menyiapkan air mandi untuk anak dan mengenai lutut saya. Sempat bengkak dan sakit saat berjalan selama beberapa minggu, namun akhirnya sembuh setelah dibawa ke tukang urut. Kedua, tak lama setelah itu, saya jatuh lagi di dapur. Kali ini jatuhnya duduk, namun tidak begitu sakit. Yang sakit hanya jempol kaki kanan karena terpentok tembok. Lagi-lagi, setelah diurut, sudah agak enakan, namun sampai saat ini masih sakit. Ketiga, tak lama juga setelah itu, saya jatuh lagi di kamar mandi. Terkena lutut yang sama, namun tidak parah dan tidak perlu sampai di urut. Saya sampai lupa dan tidak memperhatikan lagi kalau saya punya keluhan nyeri pinggang belakang saya gara-gara jatuh berkali-kali ini. Namun belakangan ini, saya jadi ingat lagi karena akhirnya saya mulai merasakan nyeri parah di bagian pinggang belakang dan tulang ekor, juga di pergelangan dan telapak kaki saya seperti pada waktu saya hamil besar dulu.

Mungkinkah Karena Keseringan Menggendong Anak?

Awalnya saya pikir kecapekan karena menggendong anak terus-terusan. Namun ketika anak saya mulai besar dan tidak terlalu banyak digendong lagi, kok keluhannya semakin menjadi? Sampai-sampai saat saya hanya duduk sebentar saja, untuk bangkit berdiri kembali sangat sakit, terutama di tulang ekor. Untuk keluhan nyeri di pergelangan kaki dan telapak kaki juga semakin parah jika dibandingkan ketika waktu hamil dulu. Kalau dulu, hanya pada saat bangun tidur saja saya sakit, namun sekarang ketika duduk lama dan mau bangun juga sakit. Sementara untuk sakit pinggang, ini adalah nyeri yang saya rasakan sepanjang hari selama beberapa bulan belakangan ini.

Apakah Nyeri Ini Mengganggu?

Ya! Mengganggu sekali. Sampai-sampai saya agak malu kalau habis meeting lama dan harus segera berdiri. Karena sakit di tulang ekor saya rasanya bukan main sehingga saya harus pelan-pelan dan mengernyitkan dahi. Sakit sekali! Saya sampai bertanya-tanya. Apakah karena saat ini saya sudah kegemukan, atau ini akibat saya jatuh waktu itu, ataukah ada penyebab lainnya? Saat ini saya sedang mencari dokter apa yang harus saya datangi untuk berkonsultasi. Apakah dokter syaraf atau dokter tulang? Ada yang mengalami pengalaman serupa? Need advice, please! :(