Menjalani proses menyusui dapat menjadi suatu tantangan tersendiri untuk Mums yang bekerja di luar rumah. Semua ibu bekerja, termasuk saya, pasti ingin tetap memberikan segala manfaat baik ASI kepada buah hati tersayang. Dan karena saat jam bekerja proses menyusui tidak dapat dilakukan secara langsung, maka proses pumping ASI saat sedang bekerja menjadi solusinya.

 

Memerah ASI selama jam kerja buat saya sendiri memiliki 2 tujuan penting. Yang pertama tentunya adalah menambah persediaan ASI untuk sang Buah Hati selama ditinggal bekerja. Dan yang kedua, mencegah terjadinya mastitis, yaitu kondisi payudara ‘penuh’ karena ASI tidak dikeluarkan.

Baca juga: Benarkah Operasi Caesar Bisa Pengaruhi Produksi ASI?

 

Walaupun kedengarannya simpel, selama menjalani proses pumping ASI alias pumping di kantor saya banyak mengalami kesulitan. Mulai dari sulitnya mencari tempat pumping, pekerjaan yang menumpuk sehingga tidak ada waktu 'kabur' untuk pumping, hingga hasil pumping yang sedikit dan tidak bisa mencukupi kebutuhan anak di rumah.

 

Apakah Mums juga pernah mengalami hal yang sama? Berikut ini saya paparkan 5 tips yang dapat Mums lakukan agar proses pumping ASI di kantor dapat berlangsung dengan lancar dan sukses!

 

1. Siapkan Semua Perlengkapan Pumping

Mums pasti setuju bahwa perlengkapan pumping tentunya adalah ‘senjata’ utama proses ini. Mulai dari alat pumping, baik manual maupun elektrik, botol atau wadah steril penampung ASI perah, ice pack, dan cooler bag jika diperlukan. Pastikan peralatan pumping dalam keadaan bersih sebelum digunakan ya, Mums. Jika Mums menggunakan pompa ASI jenis elektrik, pastikan baterai terisi cukup.

 

Buat saya pribadi, perlengkapan lain yang cukup membantu dalam pumping di kantor adalah nursing apron alias celemek menyusui. Apron membuat kita dapat lebih fleksibel melakukan pumping. Saya permah lho pumping sambil meeting karena tidak bisa ditinggalkan. Tinggal tutupi bagian dada dengan apron, beres deh! Meeting jalan, pumping tak tertunda!

 

2. Komunikasikan Kebutuhan dengan Atasan dan Kolega Kerja

Saya sadar bahwa proses pumping ASI membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan sangat mungkin menyita waktu kerja. Konsekuensinya, pekerjaan bisa jadi sedikit tertunda. Apalagi jika bekerja dalam tim, bukan tidak mungkin tertundanya pekerjaan akan berdampak pada tim.

Baca juga: Perlengkapan Memerah ASI yang Wajib Dimiliki Ibu Bekerja

 

Untuk mencegah hal itu, saya sejak awal sudah berbicara dengan atasan mengenai kebutuhan saya untuk pumping ASI setiap hari di jam kerja. Jika atasan Mums belum akrab dengan terminologi ASI eksklusif, Mums bisa menjelaskannya terlebih dahulu. Selain dengan atasan langsung, saya juga mengomunikasikan kebutuhan saya dengan kolega kerja. Pada umumnya mereka mengerti, bahkan sangat mendukung perjalanan ASI eksklusif saya beserta kebutuhan untuk pumping selama kerja.

 

3. Optimalkan Waktu dan Frekuensi Pumping

Sebelum masuk kerja selepas cuti melahirkan, saya sudah mereka kapan saya harus pumping di kantor. Namun jadwal yang saya susun tersebut hanyalah menjadi angan belaka. Pekerjaan saya yang menuntut untuk senantiasa mobile membuat saya sulit.untuk patuh dengan jadwal saya. Dan imbasnya, saya pumping dalam keadaan terburu-buru. Hasil pumping-nya? Duh, tidak maksimal!

 

Akhirnya saya pun mencoba berbagai alternatif waktu dan frekuensi pumping agar dapat selaras dengan waktu dan beban kerja. Saya menemukan bahwa jadwal yang tepat untuk saya adalah pumping sekali dalam sehari di jam kantor, namun waktunya optimal. Saya jadi lebih santai dan tidak buru-buru, hasil pumping pun cukup untuk kebutuhan anak. Jadi, jangan panik ya untuk Mums yang baru kembali ke kantor. Memang butuh waktu kok untuk mengetahui ritme pumping yang paling pas untuk masing-masing ibu!

 

4. Rileks dan Lupakan Pekerjaan Sejenak

Saat sudah mulai jam pumping, lupakanlah pekerjaan sejenak, Mums! Stres hanya akan menghambat hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI. Saya biasanya mendengarkan musik favorit saya menggunakan headset sambil melihat foto-foto si Kecil. Handphone pun saya aktifkan ke mode flight, agar saya tidak diganggu oleh telepon maupun pesan yang berhubungan dengan pekerjaan.

 

5. Jangan Pasang Target

"Dapat berapa tadi pumping-nya? Banyak atau sedikit?" Itu adalah pertanyaan yang sering sekali saya dapatkan saat selesai pumping di kantor. Pertanyaan macam ini secara tidak sadar membuat saya pasang target, harus dapat sekian mililiter dalam sehari. Ketika target tidak tercapai, maka rasa stres pun menyergap.

 

Oleh karena itu, saya selalu berusaha untuk tidak pasang target. Sedikit adalah banyak, itu prinsip saya. Jika hasil pumping di kantor tidak terlalu banyak, dapat disiasati dengan memompa ASI di rumah sebelum atau sesudah bekerja.

Baca juga: ASI Tetap Bisa Diberikan Meski Mengalami 6 Masalah Ini

 

Mums, itulah dia 5 tips sukses memerah ASI di kantor berdasarkan pengalaman saya. Dengan menerapkan kelima tips tersebut, syukurlah sampai saat ini saya masih bisa memenuhi kebutuhan ASI eksklusif untuk anak saya. Apakah Mums punya tips lain? Yuk, share di kolom komentar di bawah!