Apakah kamu termasuk OTG (Orang Tanpa Gejala)? Di era pandemi Covid-19 ini, banyak kabar tersebar terkait virus Corona. Virus yang hingga kini belum ditemukan obat penyembuhnya ini memang membingungkan. Selain tidak pandang bulu dalam menjangkiti siapa pun, ternyata tidak semua orang yang terkena punya gejalanya.

Bagaimana dengan kamu? Apabila kamu termasuk OTG, bisa jadi kamu merasa baik-baik saja. Imunitas tubuhmu cukup tinggi, sehingga tidak merasa sakit sama sekali. Namun, kamu tetap berpotensi menularkan Covid-19 pada orang-orang lain di sekitarmu.

Sekilas Tentang Status OTG

Orang dengan status OTG berisiko tertular dari orang yang sudah dikonfirmasi terkena Covid-19. Bahkan, orang dengan status OTG berisiko lebih tinggi menularkan virus Corona ke banyak orang lain tanpa mereka sadari.

Bila belum tahu dan khawatir sudah terjangkit Covid-19 tanpa sadar, tidak ada salahnya untuk segera memeriksakan diri. Selain itu, jangan lupa juga untuk terus menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental.

Cara Menjaga Kesehatan Mental untuk OTG:

Agar kesehatan mental tetap terjaga, inilah yang bisa dilakukan:

  1. Mengurangi stresor.

Memang sih, sulit untuk menghindari membaca berita-berita terkait virus Corona. (Apalagi banyak yang ternyata hanya hoaks dengan tujuan memprovokasi sesama dan menyebarkan teror.)

Batasi konsumsi berita seputar Covid-19. (Misalnya: hanya membaca atau menontonnya di pagi hari agar malam bisa tidur nyenyak). Selain itu, pilihlah berita-berita dari sumber yang dirasakan paling kredibel. (Misalnya: dari media resmi dan badan kesehatan).

  1. Melakukan relaksasi fisik.

Selain tetap rutin berolahraga, lakukan relaksasi fisik agar tidak merasa tegang dan stres terus. Jangan lupa, tarik napas dalam-dalam agar pasokan oksigen ke otak lebih lancar.

  1. Berusaha berpikir positif.

Ini berbeda dengan toxic positivity lho, ya. Yang dimaksud dengan toxic positivity adalah berpura-pura bahwa semuanya akan selalu baik-baik saja. Padahal, yang namanya manusia, wajar saja bila sesekali merasa sedih, tidak aman, stres, hingga emosi negatif apa pun. Alangkah berbahayanya bila semua emosi tersebut dianggap tidak penting untuk segera ditangani.

Yang dimaksud dengan berusaha berpikir positif bisa dengan beberapa cara di bawah ini:

  • Melakukan dialog dengan diri sendiri (self-talk) berupa rasa syukur akan diri sendiri, keluarga, pekerjaan, dan kehidupanmu pada umumnya. Misalnya: bersyukur masih bisa berkumpul dengan keluarga dan mempunyai pekerjaan.
  • Latihan hipnosis lima jari, yaitu menyatukan jempol dengan tiap jari lainnya dengan tujuan berbeda. Dengan jari telunjuk, sambil bayangkan tubuh yang sehat. Dengan jari tengah, bayangkan orang-orang tersayang. Dengan jari manis, bayangkan prestasi yang sudah kamu capai selama ini. Dengan jari kelingking, bayangkan tempat terindah yang pernah dikunjungi.
  • Jika benak mulai dihinggapi pikiran negatif, segera hentikan dan mulai sibukkan diri dengan berbagai kegiatan positif di dalam rumah. Misalnya: berkebun, mengobrol dengan keluarga, hingga menonton film-film lucu.

 

  1. Berusaha mempertahankan dan meningkatkan relasi interpersonal.

Karena masih dalam masa #swakarantina juga, tetaplah mempertahankan dan meningkatkan relasi interpersonal. Tidak hanya dengan yang sudah dikenal dekat seperti keluarga dan teman-teman. Manfaatkan juga media sosial untuk saling berbagi kabar baik atau pujian atas kemajuan teknologi atau pencapaian positif lainnya terkait penanganan penyebaran Covid-19.

Tapi, bagaimana bila stres sebagai OTG tetap sulit teratasi? Tidak ada salahnya mencoba mengontak tim kesehatan jiwa, seperti psikolog, psikolog klinis, atau psikiater. Bila kamu termasuk OTG di era pandemi Covid-19, jangan pernah takut meminta bantuan kesehatan, terutama kesehatan mental.