Tahukah Geng Sehat, sejak tahun 2004, tanggal 14 Juni ditetapkan sebagai Hari Donor Darah Sedunia (World Blood Donor Day)? Peringatan Hari Donor Darah Sedunia merupakan satu dari beberapa kampanye kesehatan yang digalang oleh organisasi kesehatan dunia (WHO).

 

Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat di seluruh dunia tentang pentingnya mendonorkan darah secara rutin. Tanggal 14 Juni sendiri diambil dari tanggal lahir Karl Laindsteiner, ilmuwan yang menemukan sistem penggolongan darah ABO.

 

Setiap saat di belahan bumi manapun, tindakan transfusi darah serta produk turunannya (blood products) selalu dibutuhkan untuk berbagai keperluan, mulai dari penanganan kondisi emergency yang mengancam jiwa, prosedur pembedahan, maupun untuk mereka yang memiliki kondisi medis atau kelainan tertentu.

 

Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Donor Darah?

 

Akses terhadap ketersediaan darah yang aman dan memadai mampu membantu menurunkan angka kematian dan kesakitan secara signifikan. Sayangnya, proporsi orang yang memiliki kesadaran untuk mendonorkan darah secara rutin masih tergolong kecil.

 

Nah, dalam rangka peringatan Hari Donor Darah Sedunia, intip yuk beberapa fakta menarik tentang donor darah supaya Kamu mau menjadi pendonor rutin setelah ini!

  1. Satu-satunya sumber darah dan produk turunannya berasal dari pendonor

Dengan tingkat kebutuhan yang sedemikian tinggi, hingga saat ini darah maupun produk turunannya (blood products) belum bisa disintesis atau diproduksi oleh fasilitas produksi secanggih apapun. Oleh karena itu, bagi mereka yang membutuhkan transfusi darah, para pendonor adalah satu-satunya harapan untuk menyelamatkan nyawa mereka.



  1. Satu pendonor dapat menyelamatkan tiga nyawa

Setiap kali Geng Sehat mendonorkan darah, petugas medis akan membawa darah tersebut untuk diproses lebih lanjut, salah satunya memisahkan beberapa produk darah (sel darah merah, plasma, dan keping darah). Masing-masing produk berpotensi untuk menyelamatkan nyawa seseorang, Gengs!



  1. Banyak yang memenuhi kriteria sebagai pendonor, tetapi sedikit yang bersedia

Dilansir dari situs givingblood.org dan redcrossblood.org, persentase jumlah orang yang memenuhi kriteria sebagai pendonor darah di Amerika Serikat mencapai angka 37-38% dari total seluruh populasi. Sayangnya, kurang dari sepersepuluh yang mendonorkan darahnya secara rutin.

 

Idealnya, ketersediaan darah donor berjumlah 2,5% dari total jumlah penduduk di suatu negara. Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan bahwa negara kita masih mengalami kekurangan jumlah stok darah donor cukup besar. Akibatnya, masih banyak fasilitas kesehatan yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan darah untuk pasien.

 

Baca juga: Ingin Donor Apheresis, Kamu Wajib Tahu Hal ini Dulu!

 

  1. Mendonorkan darah secara rutin membantu memantau kondisi kesehatan kita

Untuk memastikan seseorang memenuhi kriteria untuk mendonorkan darah, petugas medis akan melakukan beberapa pemeriksaan kesehatan pada calon pendonor. Sekurang-kurangnya, petugas akan memeriksa berat badan, tekanan darah, serta kadar hemoglobin dari calon pendonor, serta meminta mereka untuk mengisi kuesioner.

 

Pemeriksaan ini terkadang secara tidak sengaja memberi tahu kondisi medis tertentu yang tidak disadari oleh calon pendonor, seperti tekanan darah tinggi atau anemia. Dengan begitu, pendonor pun bisa diarahkan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.



  1. Membantu menjaga kadar kolesterol serta menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Geng Sehat pasti sudah sering mendengar bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Salah satu faktor risiko dari terjadinya penyakit kardiovaskular adalah kadar kolesterol dalam darah yang tinggi.

 

Kabar baiknya, dalam sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Blood Medicine, profil kolesterol pada kelompok yang rutin mendonorkan darah lebih baik dibandingkan mereka yang tidak mendonorkan darah.

 

Dengan demikian, dikatakan pula bahwa rutin mendonorkan darah merupakan salah satu langkah protektif terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah. Namun, pola hidup sehat tentu harus tetap dijaga ya, Gengs!



  1. Rutin mendonorkan darah bisa mencegah gangguan kesehatan akibat kelebihan simpanan zat besi

Pada sebagian orang, dapat terjadi penumpukkan simpanan zat besi di dalam tubuh (hematochromatosis). Kondisi tersebut bisa berisiko merusak beberapa organ tubuh, seperti hati dan sendi, serta meningkatkan potensi terjadinya berbagai penyakit, salah satunya kanker. Kelainan ini umumnya bersifat genetik. Penderita dapat rutin mendonorkan darah untuk menyingkirkan kelebihan zat besi tersebut.

 

Baca juga: Apakah Penderita Diabetes Boleh Donor Darah?

 

  1. Terdapat kelainan yang menyebabkan seseorang mungkin membutuhkan transfusi darah sepanjang hidupnya

Tidak sedikit yang masih berpikir bahwa persediaan darah hanya diperlukan apabila terjadi kecelakaan atau tindakan pembedahan. Faktanya, kebutuhan darah beserta produk turunannya jauh lebih besar daripada itu.

 

Bahkan, ada orang-orang yang seumur hidupnya membutuhkan transfusi darah secara berkala, seperti orang dengan thalassemia (terutama thalassemia mayor) atau anemia sel sabit.

 

Hampir semua penderita kanker pun membutuhkan setidaknya satu kali transfusi darah selama mereka menjalani proses kemoterapi. Jadi, donasi selalu dibutuhkan setiap waktu, Gengs!

 

  1. Rutin mendonorkan darah membawa efek psikologis yang baik

Tidak hanya baik untuk kesehatan fisik, rutin mendonorkan darah ternyata juga memiliki efek yang baik untuk kesehatan mental, Gengs! Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal International Society of Blood Transfusion, lima situasi emosional yang dirasakan oleh para pendonor setelah mendonorkan darah adalah bahagia, lega, rileks, baik, dan puas.

 

Mendonorkan darah merupakan suatu tindakan altruistik, yakni kita bisa benar-benar secara sukarela menolong orang lain tanpa pamrih. Perilaku seperti ini menimbulkan perasaan bahagia dalam diri seseorang.

 

Buat Geng Sehat yang belum pernah mendonorkan darah, mungkin akan merasakan beberapa situasi emosional lain, seperti cemas dan takut, sesuai dengan hasil studi tersebut.

 

Namun jika Geng Sehat berhasil menyingkirkan rasa takut itu dan memberanikan diri untuk mendonorkan darah, bersiaplah untuk merasakan perasaan bahagia tadi! Yuk Gengs, singsingkan lengan baju, donorkan darah, dan selamatkan banyak jiwa!

 

Baca juga: 1 Kantung Darah Terinfeksi Virus, Berpotensi Menular ke 3 Orang Lainnya!

 



Referensi:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3663474/pdf/jbm-4-039.pdf

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-donor-darah.pdf

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1394/1232

https://www.hemochromatosis.org/#overview

https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0186662

https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/voxs.12385

https://www.rasmussen.edu/degrees/health-sciences/blog/surprising-health-benefits-of-donating-blood/