Salah satu komplikasi yang sering terjadi pada masa kehamilan adalah anemia. Pada kondisi anemia, tubuh tidak memiliki hemoglobin yang cukup untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.

 

Jika ada bagian tubuh yang tidak mendapat cukup oksigen, hal ini tentunya dapat berdampak buruk. Pasalnya, oksigen adalah bahan bakar utama setiap sel yang ada dalam tubuh untuk bekerja.

 

Anemia yang terjadi pada kehamilan tidak hanya berdampak buruk bagi ibu, melainkan juga bagi janin yang dikandung. Anemia dapat menyebabkan bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah, serta meningkatkan risiko mortalitas pada ibu hamil.

 

Namun, Mums yang sedang hamil tidak perlu khawatir. Meskipun sering terjadi, anemia pada kehamilan adalah hal yang sangat mudah untuk dicegah. Nah, supaya Mums lebih mengenal tentang anemia pada kehamilan, mengetahui gejalanya, dan melakukan pencegahan sejak dini, yuk kita simak fakta-fakta seputar anemia pada kehamilan!

 

  1. Salah satu gejalanya adalah sulit konsentrasi

Apakah Mums pernah merasa sulit berkonsentrasi selama hamil? Terkadang, banyak orang menyebutnya sebagai pregnancy brainalias kecenderungan ibu hamil menjadi lebih lambat berpikir daripada biasanya.

 

Namun jika kesulitan berkonsentrasi juga disertai dengan kondisi badan yang lelah dan lesu, kulit yang terlihat pucat, telapak kaki dan tangan yang terasa dingin, atau kepala terasa berputar, mungkin itu adalah gejala Mums mengalami anemia!

 

Baca juga: Macam-Macam Anemia

 

  1. Anemia pada kehamilan paling sering disebabkan oleh kekurangan zat besi

Ada sekitar 400 jenis anemia. Namun, anemia yang paling sering terjadi pada ibu hamil adalah karena kekurangan zat besi. Data menyebutkan hampir 75% kasus anemia yang terjadi pada kehamilan disebabkan oleh kekurangan zat besi. Zat besi sendiri adalah salah satu mineral yang diperlukan oleh sel darah merah untuk mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh.

 

Selain karena kekurangan zat besi, anemia pada kehamilan juga kerap terjadi karena kekurangan folat dan vitamin B12. Baik folat maupun B12 merupakan elemen yang berperan penting dalam pembentukan sel darah merah.

 

olume Darah saat Hamil - GueSehat.com

 

  1. Dapat dicegah dengan asupan makanan dan suplemen

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah kekurangan nutrien, seperti zat besi, folat, dan vitamin B12. Oleh karena itu, anemia pada ibu hamil sangat dapat dicegah dengan mengonsumsi asupan yang kaya akan ketiga nutrien tersebut.

 

Zat besi bisa didapatkan dari daging merah, daging unggas, telur, sayur-sayuran berdaun hijau, seperti brokoli dan bayam, serta kacang-kacangan. Suplemen zat besi juga direkomendasikan bagi ibu hamil dengan dosis 30 hingga 60 mg setiap harinya.

 

Vitamin C diketahui dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan atau suplemen ke dalam darah. Itulah mengapa Mums dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi vitamin C, seperti jeruk, stroberi, dan kiwi. Sementara itu, asupan asam folat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi kacang-kacangan dan sayuran hijau.

 

Baca juga: Beda Tipe Anemia, Beda Pula Penanganannya!

 

  1. Kehamilan dengan lebih dari 1 janin meningkatkan risiko anemia

Ada beberapa faktor risiko yang dapat memprediksi seorang ibu hamil akan mengalami anemia atau tidak. Salah satunya adalah kehamilan lebih dari 1 janin alias hamil anak kembar. Dua atau lebih janin tentunya membutuhkan asupan nutrisi yang lebih banyak. Alhasil, kemungkinan ibu hamil menjadi anemia karena kekurangan asupan zat besi juga semakin besar.

 

Faktor-faktor lain yang membuat seorang ibu hamil rentan terkena anemia yaitu menjalani dua kehamilan yang berdekatan, mengalami muntah hebat pada awal kehamilan, serta sering mengalami menstruasi dengan perdarahan hebat sebelum hamil.

 

Baca juga: Pentingnya Zat Besi untuk Kehamilan dan Mencegah Anemia

 

  1. Dapat terjadi di semua trimester kehamilan

Anemia tidak hanya terjadi pada periode tertentu kehamilan saja, melainkan dapat terjadi pada setiap trimester kehamilan. Kadar hemoglobin yang disarankan bagi ibu hamil adalah 11 gr/dl pada akhir trimester pertama serta 10 gr/dl pada trimester kedua dan ketiga.

 

Ibu hamil yang mengalami anemia berat pada trimester pertama dan kedua memiliki kemungkinan lebih besar untuk melahirkan bayi dengan bobot badan yang rendah. Oleh sebab itu, anemia harus segera diatasi dan dicegah agar tidak terjadi lagi.

 

Mums, itu dia 5 fakta anemia pada kehamilan. Kondisi ini tidak hanya berdampak kepada ibu, melainkan juga pada janin yang dikandung. Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan bobot badan rendah ataupun lahir prematur.

 

Karena anemia pada kehamilan umumnya disebabkan oleh kurangnya pengonsumsia nutrien terutama zat besi, maka tentunya anemia pada kehamilan dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi, asam folat, dan vitamin B12, serta suplemen zat besi.

 

Jika Mums sudah mengalami gejala-gejala anemia seperti yang disebutkan dalam poin pertama, segera kunjungi dokter kandungan ya agar mendapatkan terapi yang sesuai dengan kondisi Mums. Salam sehat! 

 

Baca juga: Waspada Terkena Anemia Aplastik