Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang menyerang sumsum tulang belakang. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, secara tiba-tiba maupun perlahan. Namun, ini lebih sering menyerang kelompok remaja usia 20 tahun. Anemia aplastik bisa dikatakan sebagai penyakit kelainan darah serius, yang juga bisa disebabkan oleh penyakit autoimun.

 

Anemia aplastik memiliki dua jenis, yaitu akibat paparan langsung dan faktor turunan. Biasanya untuk faktor turunan, anemia aplastik disebabkan oleh kelainan genetik bawaan. Ini sering menyerang di usia anak-anak. Selain itu, penderita anemia aplastik juga bisa berisiko mengalami leukemia atau jenis kanker lain.

 

Untuk anemia aplastik akibat paparan langsung, biasanya menyerang usia dewasa muda dan dipicu oleh masalah pada sistem kekebalan tubuh. Dikutip dari beberapa sumber, berikut penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan untuk penyakit anemia aplastik.

Baca juga: Hindari Kebiasaan dan Penyebab Tulang Bungkuk Ini!

 

 

Gejala

Sebenarnya, gejala anemia aplastik akan timbul tergantung pada jenis darah yang terpengaruh. Beberapa gejala anemia aplastik yang akan timbul antara lain kelelahan, sakit kepala atau pusing, sesak napas, kulit pucat, demam, mimisan, gusi berdarah, dan mengalami perdarahan yang berkepanjangan. Untuk itu, segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami beberapa gejala di atas dalam jangka waktu yang lama dan sering.

Baca juga: Penyebab Mimisan dan Cara Mengatasinya

 

Penyebab

Penyakit anemia aplastik disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang belakang, sehingga tidak bisa menghasilkan darah secara normal. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan sumsum tulang belakang rusak, yaitu:

  • Radiasi dan kemoterapi merupakan terapi yang bisa membantu membunuh sel kanker. Namun, ternyata metode ini juga bisa membunuh sel sehat di dalam tubuh, termasuk sumsum tulang belakang.
  • Sering terpapar bahan kimia yang beracun, seperti obat pembunuh serangga.
  • Adanya infeksi virus yang menyerang sumsum tulang belakang, seperti hepatitis, HIV, dan lain-lain.
Baca juga: Dampak Negatif Radiasi Handphone bagi Kesehatan

 

Pengobatan

Sebelum melakukan pengobatan, biasanya dokter akan melakukan tes untuk memastikan diagnosis anemia aplastik. Tes yang dilakukan terdiri dari beberapa langkah, seperti pemeriksaan riwayat medis dan fisik, pemeriksaan darah lengkap, dan biopsi sumsum tulang belakang.

 

Saat melakukan tes biopsi sumsum tulang, dokter akan mengambil sampel sumsum dari tulang belakang menggunakan jarum. Setelah itu, baru menentukan terapi yang sesuai dengan derajat keparahan anemia aplastik, meliputi:

  • Terapi transfusi darah. Ini bisa membantu mempertahankan jumlah sel darah dalam jumlah normal. Terapi ini memang tidak bersifat menyembuhkan, tetapi bisa meringankan gejala anemia yang timbul, seperti kelelahan.
  • Transplantasi sumsum tulang belakang. Ini baik dilakukan oleh usia anak-anak dan dewasa muda. Metode ini dilakukan dengan cara menghancurkan sumsum tulang yang rusak, lalu menggantikannya dengan sumsum tulang yang cocok dari pendonor.
  • Terapi obat. Biasanya, dokter akan meresepkan beberapa obat untuk merangsang sumsum tulang belakang, menekan sistem imun, dan mengobati infeksi yang ada. Terapi ini biasanya disarankan apabila tidak bisa melakukan transplantasi sumsum tulang, karena adanya kelainan autoimun.
Baca juga: Manfaat Donor Darah Rutin

 

Umumnya terapi di atas bertujuan untuk mengurangi gejala dan sebagai langkah penyembuhan. Namun, tetap tergantung pada derajat keparahan dari anemia aplastik yang diderita. Untuk itu, hindari berbagai kegiatan yang bisa memicu cedera dan perdarahan. Selain itu, cucilah tangan lebih sering untuk mencegah terkena infeksi. Jangan lupa juga untuk selalu memeriksakan kesehatan ya, Gengs. (AP/AS)