Pemeriksaan laboratorium untuk mengevaluasi penyakit tertentu biasanya menyertakan pemeriksaan darah rutin di dalamnya, termasuk hemoglobin (Hb). Sering kali, hasil laboratorium yang tidak normal membingungkan bagi pasien. Saya sendiri pernah melakukan pemeriksaan darah dan mendapati kadar Hb saya tidak normal. 

 

Hemoglobin (Hb) merupakan komponen sel darah merah, yang penting untuk membawa nutrisi ke seluruh tubuh. Kadar Hb ini dapat memberikan gambaran secara umum kandungan darah di dalam tubuh seseorang. Jika kekurangan sel darah ini, bisa menyebabkan pusing, lemas, nyeri kepala, sesak, dan sebagainya, yang sering dikenal dengan nama anemia.

 

Batasan anemia berbeda pada pria dan wanita, serta tergantung pada kelompok umur. Ada beberapa golongan umur yang cukup rentan mengalami anemia, antara lain ibu hamil, wanita usia produktif, lansia, serta bayi prematur. Namun, kadar Hb juga dipengaruhi beberapa faktor lain, seperti penyakit kronis (jangka panjang) yang diderita, nutrisi, dan sebagainya. 

 

Baca juga: Beda Tipe Anemia, Beda Pula Penanganannya!

 

Salah satu jenis anemia yang cukup sering dikenal adalah anemia defisiensi besi. Anemia ini merupakan jenis anemia yang disebabkan oleh kekurangan cadangan besi. Anemia jenis ini bisa terjadi di semua kelompok umur. Namun, wanita usia produktif cukup berisiko mengalami anemia defisiensi besi. Hal ini disebabkan oleh menstruasi yang datang secara berkala.

 

Selain itu, saya sering menjumpai ibu-ibu hamil mendapatkan asupan besi tambahan yang diberikan melalui infus. Ini bertujuan agar mereka memiliki cadangan besi selama persalinan.

 

Ibu-ibu hamil ini juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan cadangan besi, seperti daging merah.  Suplemen-suplemen besi juga dianjurkan pada ibu-ibu hamil ini, bahkan suplemen besi sudah bisa diberikan sejak usia bayi, terutama pada bayi-bayi prematur. Anemia juga bisa disebabkan oleh kekurangan nutrisi tertentu, antara lain vitamin b12 dan asam folat.

 

Hal ini dipengaruhi oleh jenis makanan yang dikonsumsi seseorang. Anemia akibat penyakit kronis juga merupakan salah satu jenis anemia yang sering saya jumpai di rumah sakit. Anemia ini biasanya menyertai orang-orang dengan penyakit menahun, salah satunya penyakit ginjal kronis. Akibat penyakit kronis tersebut, terdapat gangguan dalam pembentukan sel darah merah, sehingga menyebabkan kurangnya kadar hemoglobin. 

 

Baca juga: Pentingnya Zat Besi untuk Kehamilan dan Mencegah Anemia

 

Masih banyak jenis-jenis anemia lain dan bisa bersifat ringan maupun berat. Jenis anemia lainnya yang mungkin terjadi adalah anemia aplastik (akibat gangguan dari lokasi produksi sel darah tersebut), anemia sel sickle, anemia hemolitik (akibat pecahnya sel darah merah terlalu cepat), dan anemia lain yang lebih kompleks. 

 

Cara menangani anemia tergantung dari jenis anemia tersebut. Secara umum, orang-orang dengan anemia defisiensi besi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan cadangan besi yang tinggi, seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan daging merah.

 

Anemia dengan penyakit menahun akan ditangani sesuai dengan kondisi penyakitnya. Anemia akibat nutrisional dapat diperbaiki dengan asupan diet yang lebih baik, sesuai dengan defisiensi nutrisi tersebut.

 

Bagaimana cara mencegah anemia? Anemia jenis defisiensi besi merupakan salah masalah kesehatan yang paling umum menyerang segala usia, mulai dari anak-anak sampai lansia. Oleh karena itu, makanan dengan nutrisi seimbang adalah salah satu kunci untuk mengatasi jenis anemia defisiensi besi. Namun untuk jenis anemia lainnya, biasanya dipengaruhi oleh penyakit tertentu maupun kondisi genetik lainnya.

 

Baca juga: Waspada Terkena Anemia Aplastik