Genap tiga hari sudah mama saya keluar dari rumah sakit. Sepuluh hari yang lalu, ia mengalami demam tinggi. Dari pemeriksaan darah, ia positif tertular Demam Berdarah Dengue (DBD). Entah dari mana asal nyamuk aedes aegepty yang menggigit mama saya itu. Yang pasti, mama saya menjalani rawat inap selama seminggu sampai ia cukup pulih untuk pulang.

 

Selama dirawat di rumah sakit, selang infus selalu menemaninya. Beberapa hari pertama merupakan hari yang terburuk. Ia sangat lemas, mual, sampai muntah. Pada hari ke-4 dan ke-5, kadar trombositnya mencapai titik terendah, yaitu 19.000 (kadar trombosit normal adalah 150.000-400.000/ul). Ia dirawat selama 7 hari. Walaupun sudah keluar rumah sakit, ia tidak langsung kembali prima. Dalam tiga hari ini ia masih terbaring lemah di kamar.


Beberapa teman dan saudara menjenguk mama saya pada saat beliau dirawat. Banyak yang membawakan makanan, buah-buahan, sampai sup ayam yang hangat. Mereka mengatakan makanan-makanan tersebut akan menghangatkan tubuh. Mereka juga menyarankan agar mama saya minum jus jambu biji untuk meningkatkan trombosit. Minuman yang satu ini memang terkenal menyembuhkan DBD di masyarakat luas.

Baca juga: Penanganan Pertama saat Bayi Terserang DBD

 
Pada hari pertama dirawat, ketika mama saya sangat mual, ia hanya bisa mengkonsumsi dua gelas jus jambu biji tersebut. Sayangnya keesokan harinya, ia mengalami diare. Ia pun akhirnya malah menjadi semakin lemas. Nah, di sini saya akan membahas beberapa pertanyaan yang saya dapatkan dari teman-teman dan keluarga seputar DBD.
 
 

Apakah obat untuk menyembuhkan DBD itu ada?

Not really. Sampai sekarang tidak ada obat yang spesifik untuk mengobati penyakit DBD. Yang perlu diberikan kepada pasien DBD adalah cairan, baik yang langsung diminum maupun berupa infus, serta obat-obatan lain sesuai gejala, seperti demam, mual, dan sebagainya. DBD tidak membutuhkan antibiotik, karena penyebabnya adalah virus yang ditularkan melalui perantara nyamuk.
 

Apakah penderita DBD harus dirawat?

Well, it depends. Jika kamu sudah mengalami muntah-muntah dan berisiko mengalami dehidrasi, maka kamu akan dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit. Selain itu, jika kadar trombositmu juga sudah di bawah 100.000, Kamu sebaiknya juga dirawat karena memiliki risiko perdarahan. Namun jika kamu masih bisa makan dan minum dengan baik, Kamu diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan. Pasien rawat jalan pun biasanya dianjurkan untuk melakukan pengecekan darah setiap hari.

Baca juga: Mengapa Hanya Nyamuk Aedes Aegypti yang Menularkan DBD?

 

Adakah obat untuk menaikkan trombosit?

Nope, sayangnya obat jenis ini tidak ada. Sesuai dengan perjalanan penyakit, trombosit memang akan turun bersamaan dengan demam yang terjadi pada hari ke-5 atau ke-6. Namun, setelah itu trombosit akan mengalami peningkatan. Jus dan asupan cairan lainnya mungkin hanya berfungsi untuk membantu pemulihan tubuh, namun tidak memiliki efek langsung untuk menaikkan jumlah trombosit.
 
Beda halnya dengan transfusi trombosit. Kamu akan mendapatkannya jika kadar trombosit Kamu di bawah 10.000 atau memiliki gejala perdarahan. Perlu juga diingat bila trombosit Kamu sudah di bawah 50.000, Kamu akan rentan mengalami perdarahan spontan. Jadi harap berhati-hati saat turun dari ranjang atau saat menuju ke kamar mandi. Sebab benturan ringan saja sudah bisa menyebabkan memar di kulit.
 

Apakah ada pantangan selama terserang penyakit DBD?

Nope, penderita DBD tidak memiliki pantangan terhadap makanan tertentu. Namun, yang lebih penting di sini adalah asupan cairan sehari. Pasien dianjurkan untuk minum dan selalu menjaga cairan tubuh. Cairan yang diminum tidak harus air putih, boleh jus, teh, dan sebagainya.
 

Sudah hilang demamnya, kok bisa demam lagi?

Yes, itu adalah fase demam bifasik yang merupakan ciri khas dari DBD. Demam 2-7 hari, diikuti fase bebas demam, dan kembali demam yang berarti sudah fase penyembuhan. Jadi jangan panik kalau penderita DBD tiba-tiba demam lagi, ya!

Baca juga: Ini Alasannya Nyamuk Lebih Senang Menggigit Ibu Hamil

 

Itu dia beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan orang-orang seputar DBD. Semoga pengalaman saya dapat menjawab kebingungan Kamu semua, ya. Yang terpenting, Kamu harus selalu menjaga kesehatan supaya tidak terkena penyakit ini.