Bagi orang tua, kesehatan anak tentulah hal yang paling berharga. Rasanya senang ketika melihat anak tetap sehat dan bisa tertawa ceria. Ya, apa pun akan dilakukan demi menjaga kesehatan anak, mulai dari memberikan asupan makanan bernutrisi tinggi hingga pemberian tambahan vitamin. Pada dasarnya, vitamin tambahan atau multivitamin diberikan dengan tujuan untuk membantu memaksimalkan kerja sistem imun tubuh, agar tak mudah terserang penyakit dan memperkecil risiko infeksi virus, bakteri, atau jamur. Lalu, bagaimana jika semua usaha sudah dilakukan untuk menjaga anak sehat, namun akhirnya ia jatuh sakit? Panik! Tentu saja. Apalagi jika penyakit yang ia alami belum pernah diderita sebelumnya, seperti DBD. Jika DBD menyerang orang dewasa saja sudah mengkhawatirkan, apalagi anak kecil yang usianya balita atau masih di bawah 1 tahun. Jika sudah terjadi seperti ini, bagaimana cara mengobati DBD pada bayipenanganan yang tepat dan cepat yang bisa Anda lakukan? Sebelum memberikan penanganan yang tepat, Anda harus memahami terlebih dahulu apa itu DBD dan bagaimana gejala yang timbul? Nah, jika sudah memahami semua itu secara garis besar, barulah Anda bisa memberikan penanganan yang tepat.

Nyamuk Penyebab DBD

Penyakit DBD disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti. Ciri umum nyamuk ini ialah memiliki tubuh yang kecil dan bercorak berwarna garis hitam dan putih. Nyamuk ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan nyamuk lain, yaitu lebih sering beredar pada jam tertentu, di pagi dan sore hari. Namun, perlu diketahui bahwa perubahan iklim bisa mengubah kebiasaan nyamuk ini juga. Kini, banyak kasus DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk di malam hari.

Baca Juga : Mengapa Hanya Nyamuk Aedes Aegypti yang Menularkan DBD?

Ciri lain dari nyamuk ini adalah hidup di 2 iklim, panas dan hujan. Itulah mengapa, negara dengan iklim tropis merupakan tempat yang cocok bagi nyamuk ini untuk berkembang biak. Pada saat musim hujan, nyamuk ini bisa ditemukan dengan jumlah yang lebih banyak ketimbang musim panas. Nyamuk ini gemar berkembang biak di genangan air dan bertengger di tempat yang berwarna gelap.

Tangani DBD pada Bayi

Gejala DBD pada orang dewasa maupun bayi, umumnya hampir sama, yaitu demam tinggi. Risiko yang timbul ketika demam adalah dehidrasi. Oleh karena itu, sebagai pertolongan pertama, yang bisa dilakukan memang harus memberikan banyak cairan ke anak. Gejala selanjutnya adalah kepala terasa pusing yang disertai dengan mual dan muntah. Tak hanya ini saja, tubuh akan terasa nyeri dan ngilu sehingga bayi mudah rewel dan menangis. Bila hal ini terjadi, penting untuk memonitor suhu tubuh anak, barengi dengan pemberian obat penurun panas. Namun sebaiknya, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memberi obat penurun panas. Obat penurun panas yang aman untuk anak adalah parasetamol atau asetaminofen. Hindari untuk memberikan obat jenis aspirin! Cek dan pantau selalu kondisi si Kecil. Jika demam sudah tinggi, segera bawa ke dokter. Pada bayi berumur di bawah 6 bulan, Ibu hanya diperbolehkan untuk memberikan ASI. Susui bayi sesering mungkin. Selain membuat bayi terhindar dari dehidrasi, ASI juga membantu meningkatkan sistem imun tubuh. Sedangkan pada anak berusia 6 bulan ke atas, bisa diberikan sari kurma dengan takaran dosis kecil dan juga jus jambu biji sebagai cara mengobati DBD. Apabila demam tidak kunjung turun, lekas bawa bayi ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.