Saat si Kecil menolak disuapi, tak sedikit orang tua yang memilih jalan pintas, yaitu menyuapi dengan paksa. Hati-hati, dampaknya sangat serius!

 

Kenapa sih, Maksa Anak Makan?

Sebagai orang tua, memang sudah sewajarnya kita menginginkan si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal. Untuk itu, mereka harus makan makanan yang tepat dan seimbang. Namun, memberi makanan kepada anak-anak bisa menjadi tugas yang berat, terutama jika si Kecil menolak makanan yang sudah disediakan. 

 

Dalam situasi seperti itu, orang tua sering kali menyuapi paksa, bahkan cenderung seperti mencekoki si Kecil. Namun, seperti apa sih, praktik menyuapi paksa itu? Ternyata, bukan hanya memaksa memasukkan sendok ke mulut anak, beberapa hal di bawah ini juga termasuk memaksakan anak makan, lho:

  • Memutuskan berapa banyak, kapan, dan apa yang akan dimakan anak.
  • Memberi makan dalam jumlah yang sangat banyak kepada anak meskipun ia menolak atau terlihat tidak menyukainya.
  • Membandingkan si Kecil dengan anak lain atau memeras anak untuk makan dalam porsi besar.
  • Mengabaikan permintaan anak untuk makan lebih sedikit atau lambat.

 

Empat praktik di atas terlihat tega, namun secara tak sadar cukup sering dilakukan oleh para orang tua, lho. Alasannya bisa bermacam-macam, seperti:

 

  1. Ingin makanan yang sudah disajikan dihabiskan 

Sebagian besar dari kita berpendapat bahwa jika ada di piring, maka harus dihabiskan. Padahal pada anak-anak tidak demikian. Mereka hanya akan makan sesuai kemampuan perutnya.

 

  1. Khawatir anak kurang makan

Anak kecil makan lebih sedikit, tetapi juga lebih sering. Sayangnya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa jika anak tidak makan, maka tidak akan mendapatkan nutrisi yang cukup, sehingga dipaksa makan berlebihan.

 

  1. Tidak memahami kebutuhan anak

Sebagai orang tua, kita berpikir bahwa tahu segalanya dibutuhkan anak, termasuk juga porsi makanan. Oleh karena itu, ketika anak menolak untuk makan, kita cenderung mencekoki makanan karena berpikir bahwa anak tidak memahami kebutuhan tubuhnya.

 

  1. Ingin memperkenalkan makanan baru

Orang tua sering memaksa anak-anak untuk makan ketika mengenalkan pada buah, sayuran, atau makanan baru. Padahal, semua dokter anak mengatakan bahwa seorang anak perlu 10 kali percobaan untuk akhirnya bisa menyukai sebuah makanan. Berikan jeda waktu 3-5 hari jika Mums ingin mencoba kembali makanan baru kepada si Kecil, ya.

 

  1. Membandingkan dengan anak lain

Melihat anak teman atau orang lain yang memiliki kemampuan makan lebih baik, tak bisa dimungkiri bisa membuat Mums merasa terintimidasi. Pada akhirnya, bisa memicu perilaku memaksa yang merugikan.

 

  1. Ingin anak makan sayur atau buah

Hanya karena makanan tertentu itu sehat, bukan berarti Muma harus memaksa si Kecil untuk memakannya. Yuk, ubah pemikiran bahwa untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik, anak harus dibuat makan makanan tertentu walaupun tidak suka memakannya.

 

 

Baca juga: Miris, 9 dari 10 Anak Indonesia Masih Kekurangan Akses Nutrisi dan Pendidikan

 

 

 

 

 

 

Dampak Memaksa Anak Makan

Bukannya baik, memaksa anak maka sudah jelas dapat menimbulkan konsekuensi yang berbahaya. Bahkan, dampak ini bisa memengaruhinya di kehidupan dewasa nanti, Mums. Di antaranya adalah:

 

  1. Muntah

Ketika memberi anak makan di luar keinginannya, dapat membuatnya eneg hingga muntah. Jika hal ini kerap terjadi, bisa menyebabkan sakit perut, mual dan lemas, hingga dehidrasi.

 

  1. Enggan dengan makanan tertentu

Mums merasa jijik atau bahkan benci terhadap makanan tertentu? Bisa jadi karena Mums punya memori buruk pernah dipaksa makan makanan tersebut. Ya, hal tersebut juga bisa terjadi pada si Kecil, lho.

 

  1. Merusak nafsu makan

Siapa pun tidak akan bisa merasa lapar dan menikmati makanan jika harus menghadapi suasana makan yang penuh pemaksaan. Maka tak perlu heran, jika si Kecil akan sering menangis bahkan seperti ingin melarikan diri setiap akan makan.

 

  1. Emosi negatif

Anak dapat mengembangkan perasaan dan emosi negatif terhadap makanan, dan bahkan terhadap orang tua.

 

  1. Pola makan yang buruk

Anak juga bisa memiliki kebiasaan makan yang tidak sehat, karena ia jadi tidak menyukai makanan sehat yang diberikan kepadanya dengan cara kurang baik saat kecil.

 

  1. Kurangnya kontrol terhadap kebiasaan makan

Salah satu efek terburuk dari mencekoki paksa adalah anak akan kehilangan kendali atas keinginan makan yang seharusnya ia kendalikan sendiri. Di usia dewasa nanti, kebiasaan ini bisa mendekatkannya pada risiko obesitas, diabetes melitus tipe dua, dan penyakit metabolik lainnya.

 

  1. Gangguan makan

Karena tidak ada kontrol terhadap makan, anak pun bisa mengalami gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia saat dewasa nanti.

 

  1. Merusak harga diri anak

Jangan salah, memaksa anak makan juga menyebabkan harga diri anak terganggu. Ia merasa tak berharga dan kehilangan kendali atas hidupnya, sehingga menyebabkan masalah harga diri rendah. Bukan hal sepele, hal ini ada kontribusinya dengan kesehatan mental anak, membuatnya rendah diri, dan sulit bergaul.

 

Sudah jelas, menyuapi paksa bukan jalan keluar agar anak mau makan. Belum terlambat untuk mengubah kebiasaan ini kok, jika Mums pernah melakukannya. Semangat, masa sulit ini pasti akan berakhir. (IS)

 

 

Baca juga: Mums, Begini Cara Mencegah Gigi Berlubang pada Anak

 

 

Referensi:

FirstCry Parenting. Force Feeding

Healthline. Poor Feeding