Kembung dan mual menjadi salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami selama berpuasa. Dua gejala ini kerap menimbulkan rasa tidak nyaman selama berpuasa bahkan mungkin bisa membatalkan puasa Gengs. Karena itu, untuk menghindarinya, orang yang berpuasa diharapkan mengatur cara sahur dan berbuka puasa agar gangguan tak lagi muncul.

 

Penyebab Kembung dan Mual Saat Puasa

Ada beberapa penyebab kembung dan mual saat puasa, salah satunya konsumsi berlebih makanan berlemak. Makanan berlemak memperlambat pengosongan lambung, yang menyebabkan proses pencernaan berjalan lambat. Apabila mekanisme tubuh berjalan tidak lancar maka lemak akan dilepaskan ke aliran darah yang memicu mual.

 

Pemicu lainnya adalah langsung tidur setelah makan, terutama saat sahur. Padahal, setelah selesai makan seseorang harus memiliki jeda minimal 2 (dua) jam sebelum tidur. Tidur dalam kondisi perut kenyang menyebabkan naiknya asam lambung yang memicu rasa mual bahkan terjadi heartburn.

 

Baca juga: Enggak Usah Takut Kembung dan Mual di Bulan Puasa

 

 

Mengatasi Mual dan Kembung di Bulan Puasa

Menurut dokter Erna Hayati, MM.M.Si (Herb.) dari Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), untuk menghindari kembung dan mual saat puasa, sebaiknya perbanyak minum air putih. Selain itu berbukalah dengan kurma. Sesaat setelah Shalat Maghrib, Geng Se hatbisa menyantap makanan ringan, baru kemudian hidangan utama sebelum shalat Tarawih.

 

Dokter Erna juga menganjurkan agar tidak menyantap makanan pedas, asam, kopi, dan juga minuman berkarbonasi. Makanan yang dianjurkan adalah yang dipanggang dalam oven dan minum air putih.

 

“Jika memang kerap memiliki keluhan kembung dan mual selama bulan puasa, dianjurkan untuk mengonsumsi obat anti kembung dan mual pada saat berbuka dan sahur. Pilih obat yang aman untuk dikonsumsi, terutama untuk jangka panjang,” terang dokter Erna.

 

Baca juga: Atasi Perut Kembung dengan Obat yang Aman, Praktis dan Mudah Dicerna!

 

Mengatasi Mual dan Kembung Saat Puasa dengan Obat Herbal

Menurut Brand Manager HerbaVOMITZ dari Consumer Health Dexa PT Dexa Medica Ibu Melina Sari, mengonsumsi obat herbal juga tidak bisa sembarangan. “Penggunaan obat herbal untuk kesehatan manusia yang baik adalah yang telah melalui serangkaian uji laboratorium. Melalui uji laboratorium, kita tahu obat tersebut memiliki tingkat keamanan yang baik dalam penggunaannya,” katanya.

 

Dexa Medica sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia selalu menggunakan bahan herbal asli dari Indonesia yang kualitasnya bisa dipertanggung-jawabkan. Obat herbal tersebut memiliki tingkat keamanan dalam penggunaannya karena sudah melalui uji klinis dan pra-klinis.

 

Teknologi yang digunakan dalam memproduksi HerbaVOMITZ adalah AFT (Advanced Fractionation Technology). Teknologi ini merupakan proses ekstraksi untuk menemukan fraksi paling aktif dan berpotensi dari bahan baku. Dengan proses AFT ini, maka khasiat obat herbal setara dengan obat berbahan kimia. Bahan baku yang digunakan untuk HerbaVOMITZ pun sudah dipatenkan.

 

Baca juga: Apresiasi Pemerintah Terhadap Riset dan Inovasi Dexa Medica

 

Para ilmuwan Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS) mempelajari kandidat bahan baku aktif obat herbal dari aspek kimia dan biologi pada tingkat molekular melalui sebuah proses yang disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System). TCEBS merupakan suatu metodologi penyaringan sistematis untuk menemukan kandidat yang paling aktif dan berpotensi untuk produk yang tengah diteliti, diikuti bioassay system yang memanfaatkan teknik ekspresi gen dan protein array.

 

Melalui fasilitas tersebut, DLBS mampu memproduksi bahan baku aktif obat herbal dalam bentuk Bioactive Fraction dan menjadi perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memproduksi Bioactive Fraction berbahan herbal. Produk hasil Bioactive Fraction yang ada di produk obat herbal modern HerbaVomitzmenghasilkan zat aktif Avominol yang berasal dari ekstraksi jahe.

 

HerbaVomitz tersedia dalam dua varian yakni sirup dan tablet. HerbaVomitz mudah didapatkan karena tersedia di seluruh apotek yang ada di Indonesia dan juga apotek online seperti di GoApotik.

 

Baca juga: Jenis Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah!