Bulan lalu kita baru saja memperingati World Head and Neck Cancer Day, yang mengingatkan tentang tumor di kepala dan leher. Tumor leher dan kepala memang tidak seterkenal kanker payudara atau paru. Namun, tumor ini menduduki urutan keempat dari 15 jenis tumor terbanyak di Indonesia.

 

Dari semuanya, tumor di nasofaring merupakan yang tersering ditemukan, dengan angka kejadian 4,7 per 100.000 orang. Selanjutnya, tumor daerah hidung dan sinus menduduki peringkat kedua. Lalu angiofibroma nasofaring belia, tumor jinak kepala dan leher yang khas karena muncul pada usia muda.

 

Penderita tumor sering datang terlambat dalam mencari pengobatan, karena gejala yang ditimbulkan pada stadium awal tidak spesifik dan mirip dengan penyakit lainnya yang lebih ringan. Karenanya, mari membahas gejala-gejala awal tumor daerah kepala dan leher. Ini dilakukan agar bisa dideteksi lebih awal dan mendapatkan pengobatan sedini mungkin.

Baca juga: Inilah Perbedaan Antara Kista dan Tumor

 

Penyebab tumor di kepala dan leher, terutama telinga, hidung, dan tenggorokan, antara lain:

  • Perokok berat.
  • Rutin mengonsumsi alkohol.
  • Paparan sinar matahari.
  • Paparan udara yang bercampur zat nikel dan krom.
  • Kebiasaan mengunyah tembakau.
  • Paparan radiasi, terutama daerah kepala dan leher.

 

Jenis- jenis tumor daerah telinga, hidung, dan tenggorokan yaitu:

 

  1. Kanker nasofaring

Dari tumor kepala dan leher, 60% disebabkan oleh kanker nasofaring. Selain penyebab yang telah disebutkan di atas, kanker ini juga memiliki beberapa faktor penyebab khusus, antara lain:

  • Ras mongoloid.
  • Konsumsi makanan yang diawetkan dengan pengasapan, pengasinan, dan zat nitrosamin.
  • Infeksi virus Epstein barr.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kanker nasofaring.

 

Gejala:

  • Telinga berdenging, rasa tidak nyaman pada telinga, dan nyeri telinga. Keluhan pada telinga merupakan salah satu gejala yang muncul secara dini.
  • Hidung mampet dan sering mimisan.
  • Penglihatan ganda dan nyeri pada wajah.
  • Terdapat benjolan pada leher.

 

Karena lokasi nasofaring berada di bagian belakang hidung, sering kali sulit dideteksi. Jadi jika ada keluhan pada telinga atau hidung hanya pada satu sisi, ada baiknya diperiksakan ke dokter.

Baca juga: Segera Lakukan Pemeriksaan Dini untuk Cegah Bahaya Kista Ovarium

 

  1. Tumor hidung dan sinus

Pada daerah hidung dan sinus, kebanyakan tumor bersifat jinak. Hanya 3% yang termasuk dalam kategori ganas. Gejala awal mirip dengan infeksi saluran napas biasa atau sinusitis, sehingga biasanya dianggap ringan oleh penderita. Penderita sinusitis kronis berisiko lebih tinggi menderita tumor ini. Mereka pun kerap mengabaikan keluhan yang dirasakan, karena dianggap sudah biasa.

 

Gejala:

  • Hidung terasa mampet, ingus berbau busuk, mimisan, dan hidung berubah bentuk.
  • Gangguan penglihatan dan bola mata menonjol keluar.
  • Gusi dan langit-langit mulut menonjol, serta gigi goyah.
  • Bentuk wajah berubah dan indra perasa terganggu.
  • Nyeri kepala dan gangguan penglihatan.

 

  1. Angiofibroma nasofaring belia

Merupakan tumor jinak dari pembuluh darah yang terletak di belakang hidung. Walaupun bersifat jinak, tumor ini dapat merusak tulang di sekitarnya dan mudah berdarah. Kejadian paling sering ditemukan pada anak laki-laki usia 10-19 tahun.

 

Gejala awal ialah hidung mampet dalam jangka waktu lama serta mimisan berulang dan banyak. Selanjutnya, gejala tergantung pada seberapa besar dan ke arah mana tumor membesar. Saat tumor semakin besar, wajah akan terasa penuh dan mata menonjol.

 

Penanganan pada tumor kepala dan leher bergantung pada jenis tumor, stadium, dan kondisi penderita. Terapi terdiri dari kemoterapi, kemoradiasi, radioterapi, dan operasi. Deteksi dini tumor daerah kepala dan leher sangat penting, karena tingkat kesembuhan lebih tinggi pada stadium awal.

Baca juga: 6 Jenis Sakit Kepala dan Penyebabnya

 

Kanker yang Langka - GueSehat.com