Saat mendengar kata ‘epidural’, mungkin yang langsung terpikir adalah bius untuk ibu hamil. Meskipun benar, sesungguhnya prosedur epidural tidak hanya untuk itu. Prosedur ini juga berfungsi untuk mengurangi rasa sakit selama dan sesudah operasi.

 

Selain itu, penggunaan injeksi epidural juga untuk mengatasi rasa nyeri yang parah. Dengan epidural, rasa sakit bisa hilang lebih lama, sementara pasien masih bisa bergerak dan tetap sadar. Peradangan pada akar saraf akibat rasa nyeri kronis juga dapat dikurangi berkat prosedur epidural.

 

Beberapa Jenis Prosedur Epidural

Ada beberapa jenis prosedur epidural, yaitu:

 

  1. Epidural Nerve Blocks (Blok Syaraf Epidural)

Ini merupakan prosedur epidural yang paling umum. Jenis anestesi ini dapat diberikan dokter selama operasi untuk mematikan saraf tulang belakang dan mencegah sinyal rasa sakit sampai ke otak. Biasanya, prosedur ini mulai bekerja hanya dalam waktu 10 hingga 20 menit.

 

  1. Epidural Injections (Suntikan Epidural)

Beberapa suntikan epidural dilakukan dengan obat yang berbeda, termasuk steroid, untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan di punggung, leher, lengan, atau kaki penderita.

 

Baca juga: Serba-serbi Liposuction, Prosedur Operasi Sedot Lemak

 

Siapa yang Tidak Boleh Menggunakan Epidural?

Ada beberapa kondisi kesehatan khusus yang membuat prosedur epidural justru membahayakan keselamatan mereka, seperti:

  • Alergi obat anestesi.
  • Memiliki masalah pembekuan darah.
  • Infeksi.
  • Diabetes yang tidak terkontrol.
  • Beberapa obat tertentu yang sedang digunakan penderita.

 

Prosedur Epidural (Secara Umum)

Ada beberapa jenis injeksi steroid epidural, sesuai dengan bagian tubuh yang perlu ditangani. Suntikan di leher disebut suntikan epidural serviks, suntikan di punggung tengah adalah suntikan epidural toraks, dan suntikan di punggung bawah disebut suntikan epidural lumbar.

 

Setelah pasien siap untuk melakukan injeksi steroid epidural, jalur intravena (IV) akan ditempatkan di salah satu vena. Pasien dapat diberikan obat untuk membantu mereka rileks selama prosedur. Pasien kemudian akan ditempatkan pada mesin sinar-X di atas guling penyangga, untuk membantu membuka ruang antara tulang-tulang di belakang.

 

X-ray akan dilakukan untuk memverifikasi tingkat injeksi yang tepat. Kulit akan dibersihkan dan disiapkan untuk injeksi. Kulit kemudian akan disuntik dengan obat untuk mematikan rasa di daerah tersebut.

 

Baca juga: Prosedur Transplantasi Pankreas pada Diabetes

 

Selama Proses Injeksi Epidural

Setelah area tubuh yang akan diinjeksi dipersiapkan dan dibuat mati rasa, dokter akan memasukkan jarum melalui kulit ke arah tulang belakang. Setelah jarum berada di ruang yang tepat, sejumlah kecil pewarna dapat disuntik untuk memverifikasi posisi jarum pada sinar-X. Setelah ini, campuran obat mati rasa dan steroid disuntikkan di ruang epidural. Jarum kemudian dilepas dan pita bantuan ditempatkan di atas area yang disuntik.

 

Sesudah Proses Injeksi Epidural

Lalu, apa yang terjadi sesudah proses injeksi epidural dilakukan? Pasien akan dibawa ke ruang pemulihan dan dimonitor selama 1 jam ke depan. Sesudah itu, pasien baru boleh pulang atau diantarkan ke kamar inap bila pasiennya adalah ibu hamil. Inilah hal-hal yang harus diingat oleh pasien:

  • Pasien harus beristirahat selama seharian.
  • Pasien sudah boleh makan dan minum tanpa pantangan apa pun.
  • Pasien dilarang menyetir atau mengoperasikan mesin apa pun setidaknya 12 jam sesudah injeksi epidural.

 

Selama fase ini, pasien kemungkinan akan merasa mengantuk, kesemutan, dan mati rasa. Gejala ini normal dan akan hilang sendiri pada hari berikutnya.

 

Baca juga: Prosedur Operasi Katarak dengan Laser

 

Risiko Prosedur Epidural

Suntikan steroid epidural umumnya sangat aman, tetapi ada beberapa komplikasi yang jarang terjadi. Salah satu risiko yang paling umum adalah jarum terlalu dalam dan menyebabkan lubang pada dura, yaitu jaringan yang mengelilingi sumsum tulang belakang dan akar saraf. Saat ini terjadi, cairan tulang belakang bisa bocor keluar melalui lubang dan menyebabkan sakit kepala.

 

Sakit kepala ini dapat diobati dengan berbaring atau pemasangan patch darah. Patch ini berisi darah yang diambil dari vena dan disuntikkan ke lubang dura. Darah membentuk segel di atas lubang dan mencegah cairan keluar.

 

Jarang terdapat kasus alergi karena epidural. Bila ada, gejalanya berupa gatal-gatal, menurunnya tekanan darah, sesak napas, hingga pembengkakan. Selain itu, cedera neurologis dapat terjadi bila jarum menusuk sumsum tulang belakang atau akar saraf. Gejalanya berupa mati rasa atau kesemutan untuk sementara waktu. Bila pasien mengalami satu atau beberapa gejala di atas dan tidak hilang juga sehari sesudah prosedur epidural, segeralah menghubungi dokter untuk tindakan medis lebih lanjut. (AS)

 

Baca juga: Begini Cara Perawatan Luka Operasi Caesar agar Sembuh Lebih Cepat!

 

Sumber

WebMD: What is an Epidural?

Emedicinehealth: Epidural Steroid Injection