Sebenarnya normal kalau kita pernah merasa sedih. Namun, jika rasa sedih itu sering kali terjadi hingga mengganggu kehidupan sehari-hari, Kamu bisa saja mengalami depresi lho, Gengs. Saat mengalami depresi, Kamu membutuhkan penanganan, terapi dengan psikolog atau psikiater, serta pengobatan. Nah, depresi ini pun dapat terbagi dalam berbagai jenis. Dikutip dari WebMD, berikut ini 6 jenis depresi yang perlu diketahui!


1. Depresi Mayor

Depresi mayor juga dikenal dengan istilah depresi berat. Depresi ini merupakan salah satu depresi yang paling sering terdiagnosis. Gejala atau tanda dari depresi ini seperti merasa tidak tertarik untuk melakukan kegiatan, penurunan berat badan, sulit tidur, terus-menerus merasa sedih, putus asa, dan merasa kesepian yang berlangsung selama 2 minggu lebih.


Gejala depresi mayor ini cukup serius sehingga efeknya sangat terasa pada aktivitas dan kualitas kehidupan seseorang. Hingga saat ini penyebab pasti dari depresi mayor belum dapat diketahui. Namun, beberapa hal yang bisa memicu depresi, antara lain faktor keturunan, trauma psikologis, serta gangguan susunan kimiawi dan biologis otak.

Baca juga: Sering Depresi? Hindari 12 Makanan Ini, Ya!

 

2. Gangguan Bipolar

Orang yang mengalami gangguan bipolar dapat mengalami 2 kondisi yang saling bertolak belakang, yaitu depresi dan mania. Kondisi mania ditandai dengan munculnya perilaku atau emosi yang meluap-luap, seperti rasa gembira atau ketakutan yang tidak bisa dikendalikan. Sedangkan, kondisi depresi pada gangguan bipolar ditunjukkan rasa putus asa dan sedih. Kondisi ini bisa membuat seseorang mengurung diri di kamar ataupun  tidak mau makan.

 

3. Seasonal Affective Disorder

Seasonal affective disorder (SAD) atau gangguan suasana hati musiman memang sangat berkaitan dengan perubahan waktu pada musim dingin atau musim hujan yang cenderung menjadi lebih pendek dan sangat sedikit sinar matahari. Orang yang mengalami gangguan ini akan membaik dengan sendirinya ketika cuaca sudah lebih cerah dan hangat.

 

Orang yang mengalami gangguan suasana hati musiman akan mengalami gejala depresi yang berbeda-beda, tergantung pada musimnya. Penanganan dari SAD ini pun beragam mulai dari pengobatan dengan antidepresan, terapi cahaya yang bisa dilakukan selama 15 hingga 30 menit sehari.

Baca juga: Depresi, Go Away!

 

4. Depresi Situasional

Jenis depresi ini ditandai dengan munculnya gejala seperti merasa murung dan adanya perubahan pola tidur dan pola makan ketika ada kejadian yang memberikan tekanan mental yang cukup tinggi.  Secara sederhana, munculnya gejala depresi tersebut disebabkan oleh respon otak terhadap stres. Depresi ini dapat ditangani oleh dokter biasa dan biasanya dokter menyebut depresi ini sebagai stress response syndrome.


5. Depresi Kronis (Distimia)

Berbeda dengan depresi berat, jenis depresi kronis biasanya dialami selama dua tahun berturut-turut atau lebih. Depresi kronis pada umumnya tidak terlalu mengganggu rutinitas, namun cenderung memengaruhi kualitas kehidupan. Depresi ini membuat kita menjadi tidak percaya diri, pola pikir terganggu, sulit berkonsentrasi, dan mudah putus asa.

Baca juga: 10 Cara Alami Atasi Depresi

 

6. Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD)

Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD) berbeda dengan premenstrual syndrome (PMS). Kondisi PMDD ini merupakan gangguan mood yang serius hingga mengganggu keseimbangan emosi dan perilaku. Gejala-gejala yang ditimbulkan, antara lain:

  • Mood swings
  • Kesedihan berlarut, kecemasan
  • Selalu merasa lelah
  • Perubahan pola atau waktu tidur
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi.

 

PMDD kemungkinan disebabkan oleh adanya riwayat depresi sebelumnya pada seseorang dan bertambah parah ketika terjadi perubahan hormon atau memasuki masa PMS. Pengobatan antidepresan dapat menangani kondisi ini. (TI/WK)