Sering mendengar keluh kesah wanita di sekitar Mums yang sulit untuk memiliki anak kedua? Atau apakah Mums sendiri yang mengalami kesulitan ini? Kesulitan untuk hamil kembali setelah anak pertama itu biasa disebut dengan secondary infertility. Tidak hanya masalah fisik, pasangan yang menghadapi kondisi ini seringkali mengalami masalah psikologis dan emosional juga meski sudah memiliki satu anak.

 

Untuk mengetahui lebih dalam tentang secondary infertility dan tips-tipsnya, simaklah penjelasan lengkapnya di bawah ini:

Baca juga: Sulit Hamil, Program Apa Yang Harus Dilakukan?

 

Apa penyebab secondary infertility?

Meski tidak ada survei resmi terkait kondisi ini, para dokter mengatakan sangat banyak pasangan yang mengalami secondary infertility. Kondisi-kondisi yang paling umum dari secondary infertility adalah seseorang yang sebelumnya subur dan ingin memiliki anak dengan pasangan barunya atau salah satu atau kedua suami dan istri memang telah memiliki masalah kesuburan sejak kelahiran anak pertama mereka. 

 

Penyebab masalah kesuburan yang dimaksud pada umumnya, sama dengan penyebab ketidakkesuburan lainnya seperti wanita yang menderita endometriosis (salah satu penyebab paling umum ketidaksuburan pada wanita), ovulasi yang tidak teratur, permasalahan pada rahim. Untuk pria, biasanya adalah menurunnya konsentrasi atau motilitas sperma atau penyakit saluran tuba falopi. 

Baca juga: 6 Penyebab Wanita Susah Hamil

 

Faktor lainnya bisa berhubungan dengan umur karena bahkan 5 tahun saja juga sudah bisa merubah faktor siklus fertilitas wanita dan jumlah sperma pria. Penyebab lain juga bisa efek samping konsumsi obat-obat tertentu atau stres yang dapat mempengaruhi ovulasi dan produki sperma.

 

Pasangan yang sudah pernah memiliki satu anak seringkali berpikir bahwa mereka memiliki kesuburan yang baik, padalah faktor kesuburan tidak selalu berjalan dengan lancar. Maka itu, sangat penting bagi Mums dan pasangan untuk terus mengecek kesuburan dan langsung mengobatinya kalau mengalami kesulitan untuk memiliki anak kedua. Kalau Mums yang berusia di bawah 35 tahun berhubungan seks secara rutin tapi tidak kunjung hamil juga dalam waktu setahun dan kalau Mums yang berusia di atas 35 tahun tidak kunjung hamil juga dalam waktu 6 bulan, maka lebih baik langsung konsultasikan dengan dokter.

Baca juga: Ibu Hamil Usia 35 Tahun Wajib Lakukan Ini!

 

Kenapa secondary infertility bisa sangat mengganggu emosional pasangan?

Hal ini biasanya terjadi ketika pasangan terkejut dan tidak percaya ketika mereka tidak bisa memiliki anak kedua, terutama kalau pada kehamilan pertama sangat cepat dan mudah didapatkan. Untuk pasangan yang memang sebelumnya memiliki masalah kesuburan namun berhasil memiliki anak pertama juga akan menjadi khawatir dan tertekan untuk kedua kalinya, terutama karena mereka tahu bahwa mereka memiliki kemungkinan untuk bisa memiliki bayi.

 

Banyak pula pasangan lain yang merasa bersalah atau menyesal karena hanya bisa melahirkan satu anak, atau mereka yang menunda kehamilan kedua sampai akhirnya sudah terlambat untuk bisa memiliki anak kedua dengan mudah. Belum lagi adanya pertanyaan dari teman atau keluarga tentang anak kedua yang sebenarnya ada topik sensitif bagi pasangan tersebut. Bahkan, ketika orang lain mengatakan bahwa memiliki satu anak saja sudah beruntung, hal tersebut tersebut terkadang hanya akan menambah beban pasangan tersebut. Pasangan yang memiliki masalah kesuburan juga bisa megalami stres untuk melakukan serangkaian pengobatan kesuburan ketika mereka memiliki anak yang masih kecil di rumah untuk diurus.

 Baca juga: 5 Cara Jitu Hamil Anak Laki-Laki

 

Bagaimana cara mengatasi secondary infertility?

Mums dan pasangan membutuhkan pemerikaan dan penyembuhan medis, tergantung dari kondisinya. Dokter akan membantu mendeteksi jika memang ada masalah kesuburan yang harus diobati. Selain itu, hal-hal di bawah ini juga bisa membantu Mums untuk mengatasi secondary infertility:

Baca juga: Olahraga yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

 

Cari Tahu Tes Apa Saja Yang Harus Dilalui 

Sebelum pergi ke dokter, Mums dan pasangan bisa menyiapkan sejumlah hal terlebih dahulu dan mencari tahu tentang kemungkinan pemeriksaan yang akan dijalani. Biasanya, dokter akan menanyakan tentang keadaan kesehatan Mums dan pasangan saat ini serta riwayat penyakit keluarga. Pasalnya, dokter harus mencari apa yang berubah dan bisa diobati setelah Mums dan pasangan memiliki anak pertama.

Selain itu, untuk serangkaian tesnya bisa berupa ultrasound untuk mendeteksi jika Mums sedang berovulasi dan untuk mengecek persediaan sel telur. Untuk pria biasanya yang dilakukan adalah pemeriksaan X-ray untuk mengecek tuba falopi serta pemeriksaan sperma untuk mengukur jumlah dan kualitas sperma.

 Baca juga: Coba 5 Posisi Seks Ini Agar Cepat Hamil

 

Buat Perencanaan

Untuk mempermudah proses penyembuhan, buatlah rencana dengan pasangan Mums. Perencanaan tersebut terdiri dari faktor bersediakah Mums dan pasangan untuk mencoba berbagai macam hal. Hal-hal lain yang bisa dicoba untuk bisa hamil meliputi fertilisasi in vitro atau program bayi tabung. Mums dan pasangan juga perlu mencari tahu tentang biaya program atau pengobatan yang ingin dilakukan serta bagaimana pembagiannya. Mums juga bisa mendiskusikan hal ini dengan dokter.

 Baca juga: Tips Meningkatkan Kemungkinan Hamil di Usia 40 Tahun

 

Ikhlas dengan Keadaan

Ketika mengalami secondary infertility, amarah, kesedihan, dan kekhawatiran sudah sangat umum dirasakan oleh banyak pasangan. Meski hal tersebut wajar, jangan sampai perasaan negatif tersebut mengganggu kesehatan dan merusak hubungan Mums dan pasangan. Pasalnya, stres berlebih akan semakin membuat Mums untuk sulit hamil. Yang bisa Mums dan pasangan lakukan adalah ikhlas dengan keadaan. Kalau sulit, hubungilah dokter atau konsultan kesehatan mental untuk mencari pertolongan. Mums juga bisa bergabung dengan kelompok wanita lain yang juga mengalami kondisi yang sama.

Baca juga: Tips Memilih Dokter Kandungan

 

Minta Pertolongan Teman atau Keluarga 

Melakukan penyembuhan fertilitas itu tidak bisa dilakukan hanya dengan satu kali pertemuan dengan dokter. Kebanyakan proses penyembuhan fertilitas membutuhkan jadwal dan tes yang rutin. Biasanya, Mums dan pasangan harus datang ke rumah sakit sekitar 3 kali seminggu dari pagi hari.

Hal ini bisa sulit dan merepotkan kalau anak pertama Mums masih kecil. Maka itu, Mums harus meminta pertolongan orang terdekat, bisa keluarga, teman atau merekrut babysitter, kalau memang tidak bisa mengurus anak sambil berobat. Kebanyakan orang yang mengalami ketidaksuburan memang merasa enggan untuk menceritakan kondisi mereka dengan orang lain. Namun, kalau Mums memang benar-benar butuh pertolongan dan hanya mempercayai orang-orang terdekat untuk mengurus anak Mums, maka mintalah pertolongan orang-orang terdekat tersebut.

 Baca juga: Kunjungan Pertama ke Dokter Kandungan

 

Fokus pada Anak

Salah satu dilema yang dirasakan pasangan yang mangalami secondary infertility adalah menyeimbangi perhatian terhadap anak dan pikiran atau beban untuk memiliki anak lagi. Jangan sampai Mums melewati kebahagiaan melihat anak tumbuh besar hanya karena terlalu memikirkan ingin memiliki anak kedua.

Kekhawatiran berlebihan bisa membuat Mums kehilangan kebahagiaan mengurus anak. Maka itu, coba juga untuk tetap bisa fokus terhadap anak Mums. (UH/OCH)

 Baca juga: Ingin Hamil Anak Perempuan? Lakukan Hal Ini!