Zaman sekarang, bukan hanya teknologi yang berkembang tetapi dunia medis dan lainnya pun juga berkembang. Di tahun 2018 ini, Polres Metro Jakarta Barat menangkap pengedar narkoba jenis baru bernama pentylone. Obat ini berbentuk kapsul dan bisa langsung diminum atau dilarutkan dengan berbagai jenis minuman, termasuk air putih. Warna dari cairan pun tidak akan berubah walaupun dicampurkan dengan pentylone.

 

Dokter Hari Nugroho dari Institute of Mental Health Addiction And Neurosience (IMAN) menjelaskan bahwa pentylone adalah jenis stimulan yang mengandung zat derivat dan cathinone. Ini temasuk golongan new psychoactive substance (NPS), meski zatnya bukanlah zat yang baru. Pentylone termasuk dalam golongan I zat psikotropika.

 

Di Indonesia, narkoba yang berbentuk kapsul ini beredar di klub atau tempat hiburan malam. Harga kapsul ini tergolong mahal, yaitu sekitar Rp 500.000 per kapsul. Polisi pun menelusuri lebih jauh tentang penggunaan dan peredaran kapsul pentylone di Indonesia.

 

Baca juga: Narkoba, Dapat Membuat Sakau Hingga Merusak Otak!

 

Apa itu Pentylone?

Dilansir dari vice.com, profesor kriminologi di Durham University, mengatakan bahwa banyak orang yang mengira pentylone memiliki efek yang sama dengan ekstasi. Namun, ternyata pentylone tidak lebih kuat dari ekstasi, yang memiliki kandungan MDMA (metilendioksi-metamfetamina) cukup tinggi.

 

Di Indonesia sendiri, pentylone termasuk golongan narkotika yang baru beredar. Kapsulnya berwarna kuning dan abu-abu. Namun berbeda dengan Amerika, obat  ini sudah cukup lama beredar dan disalahgunakan. Misalnya dalam sebuah acara musik bernama Kendal Calling, beberapa orang bermasker menawarkan pil tersebut kepada para pengunjung.

 

Setelah mengonsumsi pentylone, efek yang dirasakan adalah menjadi paranoid, merasa tidak enak badan, gelisah, dan tidak bisa tidur atau insomnia. Ada pula efek yang berbeda, misalnya denyut nadi dan tekanan darah meningkat walaupun sudah mengonsumsi obat intravena. Selain itu, pentylone bisa membuat orang kecanduan.

 

Setelah acara tersebut, tim medis coba menguji kandungan apa yang ada di dalam pentylone. Ternyata, pentylone mengandung N-etil-pentilone. N-etil-pentilone adalah kandungan zat yang bisa memengaruhi fisik dan juga mental manusia. Seseorang yang mengonsumsi pentylone cenderung sulit tidur dan makan, sehingga berat badan mudah turun, serta mengalami gangguan psikis, seperti gelisah dan rasa tidak nyaman.

 

Apakah Pentylone Benar-benar Berbahaya?

Pada awalnya, pentolyne sama saja dengan obat  psikis biasa yang digunakan sebagai obat penenang untuk pasien dengan kondisi khusus. Namun jika pentylone digunakan berlebihan, bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Satu hal lagi, efek pentylone juga tidak begitu jelas dan euforia atau rasa senang yang didapat dari obat tersebut lebih cepat hilang daripada ekstasi.

 

Baca juga: PCC dan Dumolid, Mengapa Disalahgunakan?

 

Dilansir dari infointas.com, dalam press release yang dikeluarkan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada akhir 2017,  laboratorium BNN telah mengindentifikasi 61 zat NPS dan Pusat Laboratorium Forensik Polri telah mengidentifikasi 7 zat NPS yang saat ini beredar luas di Indonesia.

 

Dari 68 zat NPS tersebut, 60 zat di antaranya telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotika. Pentylone termasuk dalam 60 zat yang tergolong dalam narkotika tersebut. BNN memberi keterangan narkoba jenis pentylone yang beredar di Indonesia  memiliki efek stimulan, halusinogen, insomnia, dan sympathomimetic.

 

Apakah Pentylone Bisa Membuat Seseorang Meninggal?

Seseorang bisa meninggal akibat pentylone jika dikonsumsi berlebihan. Risiko mengonsumsi pentylone biasanya merasa tidak nyaman, gelisah, dan ketakutan yang berlebihan selama 36 jam. Hal ini tentu saja berbeda ketika mengonsumsi kokain atau methamphetamine. Kokain akan memberikan efek stimulan selama 1 atau 2 jam dan merhamphetamine akan membuat pengguna hidup selayaknya zombie selama 2 hari.

 

Yang menjadi perhatian adalah orang yang mengonsumsi pentylone akan menambahkan dosis setiap kali meminumnya karena menganggap efek yang dihasilkan tidak lebih kuat dari MDMA. Karenanya, mereka cenderung tidak menyadari bahwa dosis yang dikonsumsi sudah berlebihan.

 

Meski sudah diberikan obat penenang intraverna seperti dizepam, tekanan darah selama mengonsumsi pentylone akan tetap tinggi dan denyut nadi tidak menurun. Efeknya bisa sangat mengganggu cara kerja jantung, sehingga orang tersebut lebih berisiko untuk meninggal.

 

Baca juga: Tips Supaya Tidak Terjerumus Narkoba

 

Untuk itu, jauhi narkoba ya Gengs. Bukannya membuat masalah hilang atau lebih tenang, justru mengonsumsi obat-obatan seperti itu malah membunuh diri secara perlahan dan menghabiskan uang. (AD/AS)