Beberapa hari ke depan kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan yang di dalamnya terdapat kewajiban bagi umat Islam untuk berpuasa. Namun puasa kali ini akan terasa berbeda, karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19.

 

Banyak kekhawatiran muncul dari masyarakat, pandemi akan memengaruhi daya tahan tubuh sehingga kita rentan infeksi. Menjawab pertanyaan tersebut, Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (Koalizi), Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) menyelenggarakan sebuah diskusi online “Puasa: Sehat dan Menyehatkan”, Rabu (22/04).

 

 

Baca juga: Benarkah Puasa Bisa Menurunkan Sistem Imun?
 

Tips Tetap Sehat Selama Puasa

Akademisi dan Praktisi Gizi yang juga ketua Yayasan Masyarakat Sadar Sadar Gizi, dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK menjelaskan bahwa puasa memberikan efek medis yang baik bagi kesehatan, karena memberikan kesempatan kepada tubuh untuk menjalani metabolisme switch.

 

Metabolisme switch adalah mengubah penggunaan sumber energi dan memakai simpanan energi yang selama ini disimpan dalam bentuk lemak. Penggunaan sumber energi yang berbeda ini menjadi salah satu bentuk detoksifikasi yg memberi dampak metabolisme yang berbeda bagi tubuh,” jelas dr. Tirta.

 

Di tengah pandemi seperti ini, lanjut dr. Tirta, tidak dianjurkan mengonsumsi makanan yang memicu terjadinya inflamasi. Caranya adalah menjauhi makanan dengan kandungan gula tinggi dan makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans sangat tinggi.

 

Contoh paling mudah adalah berbuka dengan teh manis dan minuman manis lainnya serta aneka gorengan yang seringkali menjadi tipikal menu berbuka di Indonesia. Ini tidak disarankan.

 

“Lebih baik mengkonsumsi kurma dan buah-buahan yang banyak mengandung air untuk mensuplai vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh,” jelas dr. Tirta.

 

Seperti halnya ketika dalam kondisi normal, saat puasa konsumsi makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan untuk menjaga imun atau daya tahan tubuh terlebih dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.

 

Indikator Kamu sudah mengonsumsi makanan seimbang dapat dilihat dari variasi jenis dan warna yang terhidang dalam piring makan. Pastikan selalu menghadirkan protein (hewani dan nabati), sumber karbohidrat (makanan pokok, diutamakan yang mengandung serat tinggi seperti nasi merah, umbi, jagung atau nasi putih yang ditambahkan dengan aneka biji-bijian) serta sumber lemak baik yang bisa diperoleh dari alpukat dan minyak tak jenuh ganda lainnya.

 

“Protein hewani akan mensuplai asam amino yang lengkap dibandingkan dengan protein nabati. Pastikan selalu ada setidaknya satu atau dua porsi protein hewani yang baik, misalnya daging unggas dan ikan,” ujar dr. Tirta.

 

 

Baca juga: Makanan Sehat yang Membuat Virus Takut

 

Apalah Perlu Suplemen untuk Kebutuhan Gizi Mikro?

Sebagian masyarakat kita lebih percaya diri menjalani puasa, jika disertai dengan mengonsumsi suplemen. Misalnya, multivitamin. Selain zat gizi makro, zat gizi mikro seperti vitamin, mineral, dan zat besi juga sangat dibutuhkan.

 

Jika asupan Kamu sudah menyertakan sayuran dan buah dengan 5 warna berbeda, menurut dr. Tirta, artinya asupan vitamin dan mineral kita tercukupi. Namun perlu diperhatikan proses memasak yang akan memengaruhi kualitas dan kuantitas vitamin dan mineral.

 

“Hindari proses memasak yang rumit dan menggunakan bahan yang terlalu banyak. Fokus pada rasa asli sayuran dan masaklah sesingkat mungkin,” ujarnya.

 

Mengkonsumsi suplemen vitamin tidak selalu harus dilakukan. Vitamin dan mineral dapat dipenuhi dari makanan seimbang yamg kita konsumsi. Suplemen Vitamin dianjurkan jika tubuh sangat membutuhkan atau kita dalam kondisi sakit.

 

Satu lagi yang tidak boleh dilupakan adalah mengatasi dehidrasi akibat berpuasa dengan asupan cairan cukup saat berbuka hingga sahur. Kamu harus memenuhi kebutuhan cairan sekitar 2-2,5 liter sehari, dibagi sejak berbuka hingga selesai sahur.

 

Mengapa tidak dianjurkan minum sekaligus dalam jumlah banyak? Menurut dr. Tirta, mengonsumsi cairan secara bertahap selain mencegah kembung juga agar tidak memberatkan fungsi ginjal.

 

 

Baca juga: Tips Berpuasa dari Para Busui

 

 

Referensi:

Diskusi online “Puasa: Sehat dan Menyehatkan”, oleh  Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (Koalizi), Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Rabu (22/04)