Obat tradisional adalah salah satu warisan turun-temurun, baik dari Indonesia maupun mancanegara, yang hingga saat ini masih sering digunakan oleh masyarakat. Obat tradisional yang beredar di Indonesia sendiri terdiri dari tiga golongan berdasarkan registrasinya, yakni jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka. Perbedaan dari ketiganya adalah pada jenis uji yang sudah dilakukan.

 

Obat tradisional memang memiliki pesona tersendiri yang cukup kuat. Namun, perlu diperhatikan bahwa obat tradisional pun tidak ada yang 100% aman. Klaim yang berkata bahwa ‘obat herbal tidak mengandung zat kimia’ sudah barang tentu salah total, karena obat tradisional pun mengandung banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau sediaan sarian dan campuran yang ada di dalamnya. Misalnya, senyawa kurkumin dalam kunyit dan temulawak berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

 

Sebagai konsumen yang cerdas, tentunya Geng Sehat harus dapat memastikan bahwa obat tradisional yang dikonsumsi aman dan berkualitas, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang diinginkan dan bukannya membahayakan kesehatan. Jangan salah, banyak sekali lho kasus penggunaan obat tradisional yang tidak aman dan malah membuat orang yang mengonsumsinya bertambah sakit!

 

Baca juga: Jenis Tanaman Obat yang Bisa Ditanam di Rumah!

 

Agar terhindar dari konsumsi obat tradisional yang tidak aman, sebaiknya Geng Sehat menerapkan 4 hal berikut ini sebelum membeli dan mengonsumsi obat tradisional. Apa sajakah hal-hal yang perlu diperhatikan tersebut? Yuk, kita simak!

 

1. Pastikan obat tradisional resmi terdaftar di Badan POM

Semua obat tradisional yang beredar di Indonesia wajib mendapatkan nomor izin edar (NIE) dari Badan POM RI sebelum diedarkan di masyarakat. Obat tradisional yang sudah mendapatkan NIE dari Badan POM dipastikan aman, bermutu, dan berkhasiat.

 

Namun, Geng Sehat tetap perlu berhati-hati karena banyak obat tradisional palsu yang beredar di pasaran. Obat tradisional palsu ini menggunakan nomor izin edar yang fiktif agar terlihat asli. Sebagian obat tradisional palsu ini juga mengandung bahan kimia obat (BKO), yang jelas-jelas dilarang dalam obat tradisional!

 

Untuk mengetahui keaslian nomor izin edar sebuah obat tradisional, Kamu dapat melakukan pengecekan di situs resmi Badan POM dengan memasukkan nama produk atau nomor izin edar produk tersebut. Menemukan obat tradisional yang terduga palsu atau tidak memiliki izin edar? Laporkan ya, Gengs!

 

Baca juga: Cerdas Memilih Obat Herbal

 

2. Cek kemasan, label, dan tanggal kedaluwarsa

Setelah memastikan obat tradisional yang akan Kamu beli atau konsumsi memang sudah terdaftar secara resmi, langkah berikutnya adalah memastikan obat tersebut masih layak dikonsumsi. Ada tiga hal yang perlu Kamu perhatikan, yakni kemasan, label, dan tanggal kedaluwarsa.

 

Pastikan kemasan obat tradisional masih tertutup atau tersegel dengan baik, serta tidak rusak atau koyak. Pastikan juga bahwa di kemasannya tercantum label yang mengandung informasi mengenai nama obat, kandungan di dalamnya, cara dan aturan penggunaan, pabrik yang memproduksi, serta tanggal kedaluwarsa. Nah terakhir, pastikan obat tradisional tersebut belum melewati tanggal kedaluwarsanya!

 

Kesalahan Menyimpan Obat - GueSehat.com

 

3. Gunakan obat tradisional sesuai aturan yang dianjurkan

Segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Demikian pula dengan konsumsi obat tradisional. Terkadang ada masyarakat yang menganggap bahwa obat tradisional dapat dikonsumsi tanpa aturan pakai alias sesukanya dan tidak ada batasan konsumsi harian. Hal ini salah besar ya, Gengs!

 

Seperti yang sudah dikemukakan, obat tradisional juga mengandung berbagai senyawa kimia, yang ketika masuk ke dalam tubuh tetap dimetabolisme oleh organ tubuh, seperti hati dan ginjal.

 

Penggunaan obat tradisional yang tidak mengikuti aturan atau cara pakai yang ditetapkan berisiko merusak organ-organ tubuh tersebut. Hii, enggak mau kan hal itu sampai terjadi? Oleh karena itu, konsumsilah obat tradisional sesuai aturan dan cara pakai yang dianjurkan, ya!

 

Baca juga: Sakit Maag, Bolehkah Selalu Mengandalkan Obat Warung?

 

4. Informasikan kepada dokter jika sedang konsumsi obat tradisional

Hal lain yang sering dilupakan pasien yang sedang mengonsumsi obat tradisional adalah bahwa ada kemungkinan terjadi interaksi obat antara obat tradisional dengan obat-obatan lain. Interaksi obat ini adalah suatu reaksi yang terjadi antar senyawa dalam obat tradisional dengan obat-obat lain, yang dapat menimbulkan beberapa hal yang tidak diinginkan. Hal tidak diinginkan tersebut dapat berupa penurunan kerja obat atau efek samping.

 

Sebuah artikel ilmiah berjudul Herb-drug Interactionsyang diterbitkan di jurnal bergengsi The Lancetmendata beberapa interaksi obat dengan obat tradisional yang menimbulkan efek yang tidak diinginkan.

 

Dalam publikasi tersebut disebutkan, konsumsi bersamaan gingko biloba yang biasanya ada dalam obat tradisional untuk meningkatkan daya ingat dengan obat pengencer darah, seperti warfarin dan aspirin, meningkatkan risiko terjadinya perdarahan. Demikian pula konsumsi bersamaan bawang putih dan obat pengencer darah juga dapat meningkatkan risiko efek samping terjadinya perdarahan.

 

Baca juga: Inilah 5 Jenis Obat Penurun Kolesterol, Mana yang Terbaik?

 

Oleh karena itu, jika Kamu sedang mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter dan kemudian memutuskan untuk mengonsumsi obat tradisional, ada baiknya Kamu memberitahukan hal ini kepada dokter atau apoteker, ya! Supaya dokter atau apoteker dapat mengecek kemungkinan adanya interaksi obat yang bersifat merugikan ini.

 

Gengs, itu dia tips yang sebaiknya Kamu lakukan dalam mengonsumsi obat tradisional, agar terjamin keamanannya. Ingatlah untuk selalu cek KLIK (kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa) sebelum konsumsi obat tradisional, pastikan konsumsi obat tradisional sesuai dengan aturan dan cara pakai, dan beritahukan kepada dokter atau apoteker jika mengonsumsi obat tradisional bersamaan dengan obat-obatan lain yang diresepkan dokter. Salam sehat!

 

 

Referensi:

Fugh-Berman, A. (2000). Herb-drug interactions. The Lancet, 355(9198), pp.134-138.